Cerita di Balik Masinis yang Melintasi Badai, Merangkai Kepemimpinan Didiek Hartantyo dari Suara Orang-orang di Sekitarnya

Kompas.com - 01/08/2025, 12:33 WIB
Anissa Dea Widiarini,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – “Pemimpin adalah dia yang mampu menyalakan api semangat dalam kegelapan paling pekat.”

Ungkapan itu seakan menemukan maknanya dalam sosok Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo. Kisah kepemimpinannya selama memimpin KAI melewati krisis pandemi Covid-19 dituangkan dalam buku Masinis yang Melintasi Badai.

Namun, buku tersebut tidak hanya berisi kisah heroik seorang pemimpin dalam menghadapi krisis. Buku ini juga menjadi cermin reflektif atas nilai-nilai kepemimpinan, ketangguhan, serta proses kreatif yang melibatkan emosi, dedikasi, dan kedekatan personal antara penulis dan subyeknya.

Buku Masinis yang Melintasi Badai resmi diluncurkan pada Rabu (15/5/2025), tetapi ide dan proses kreatifnya telah dimulai sejak Oktober 2024. Bahkan jauh sebelum itu, kedua penulis, yakni Zulfikar Akbar dan Wisnu Nugroho telah laman mengenal Didiek Hartantyo dan dunia KAI.

Baca juga: Masinis yang Melintasi Badai, Perjalanan Didiek Hartantyo Memimpin Transformasi KAI di Masa Kritis

Pada acara Bedah Buku: Didiek Hartantyo - Masinis yang Melintasi Badai di Gramedia Makarya, Jakarta, Kamis (30/7/2025), Zulfikar mengungkapkan bahwa penulisan buku tersebut adalah pengalaman yang sangat personal.

“Menulis buku ini seperti membangun frekuensi. Saya tidak hanya berpikir soal fakta, tetapi juga menghayati perasaan Pak Didiek sebagai pemimpin yang bertarung dengan kondisi penuh ketidakpastian,” tuturnya.

Saking intensnya proses penulisan, Zulfikar bahkan menyelesaikan beberapa bagian naskah dari rumah sakit saat dirawat karena tifus.

Sementara itu, sebagai editor, Wisnu menyebut proses penyusunan buku itu menjadi sarana refleksi pribadi dirinya.

Baca juga: Budaya Keselamatan KAI Capai Level Proaktif, Dirut Didiek : Hasil Sinergi Seluruh Elemen

"Saya seperti berkaca. Kalau saya membaca buku ini sebelum jadi pemimpin, mungkin saya akan punya lebih banyak pegangan," katanya.

Keduanya sepakat bahwa buku biografi tersebut bukan bentuk glorifikasi, melainkan upaya jujur menangkap nilai-nilai kepemimpinan yang bekerja dalam senyap.

Biografi yang tersusun tanpa wawancara langsung

Salah satu keunikan buku Masinis yang Melintasi Badai terletak pada pendekatan penulisannya. Tidak seperti kebanyakan buku biografi pada umumnya yang dibangun dari wawancara langsung dengan tokoh utama, buku ini justru ditulis berdasarkan narasi "bottom-up".

Para penulis menggali cerita dari orang-orang di sekitar Didiek, mulai dari staf, kolega, hingga pemangku kepentingan lain, untuk membangun sosoknya secara utuh dari sudut pandang luar.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo (tengah) bersama dua penulis buku Masinis yang Melintasi Badai, Wisnu Nugroho dan Zulfikar Akbar. KOMPAS.com/Anissa Dea Widiarini Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo (tengah) bersama dua penulis buku Masinis yang Melintasi Badai, Wisnu Nugroho dan Zulfikar Akbar.

Zulfikar menjelaskan bahwa pendekatan itu diambil agar narasi terasa lebih autentik dan membumi.

"Kami ingin menangkap bagaimana kepemimpinan Pak Didiek dirasakan oleh orang-orang yang bekerja dengannya. Bukan dari pengakuan pribadi, melainkan dari pantulan orang lain," katanya.

Didiek menyebut bahwa buku ini bukan biografi dirinya, melainkan cerita kolektif tentang perjalanan sebuah organisasi publik yang memilih bertahan dengan cara yang tidak biasa.

“Saya hanya pengantar cerita. Tokoh utama di buku ini adalah semangat kolektif insan KAI,” ujar Didiek.

Didiek dan strategi bertahan di tengah badai

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 menghantam sektor transportasi secara telak. KAI pun tidak luput dari dampaknya.

Namun, di tengah ketidakpastian, Didiek berani mengambil langkah taktis yang disebutnya sebagai “empat strategi bertahan”, yaitu Protect the People, Protect Liquidity, Restructure Operation, dan Rebuild Revenue.

Ia meyakini bahwa dalam kondisi krisis, keselamatan dan kesejahteraan pegawai harus diutamakan. Menurut Didiek, kereta api itu bukan hanya soal teknologi, tetapi juga manusia.

“Mereka (karyawan KAI) ini punya semangat dan dedikasi luar biasa. Tugas saya sebagai pemimpin adalah menjaga semangat itu tetap hidup,” ujarnya.

Baca juga: KAI Logistik Kirim 270 Gerbong Datar, Dongkrak Kapasitas Angkutan Barang di Sumatera

Keputusan-keputusan penting, seperti menjaga gaji pokok pegawai tetap utuh–meski tunjangan nonesensial dipotong–diambil tidak semata demi angka-angka finansial, tetapi karena prinsip kemanusiaan.

"Saya tidak mau menyentuh gaji pokok (untuk efisiensi). Ini bukan soal bisnis semata. Ini soal kemanusiaan," kata Didiek.

Tiga pilar kepemimpinan

Dalam diskusi buku, Didiek memaparkan bahwa kepemimpinan yang diyakininya berpijak pada tiga hal, yakni menginspirasi, memberi keteladanan, dan menciptakan ruang inklusif.

Ia mencontohkan gaya hidup yang diterapkannya di lingkungan kerja, seperti menggunakan tumbler, mengurangi plastik, serta aktif dalam kampanye pelestarian lingkungan.

Zulfikar menyebut bahwa keteladanan dan empati menjadi kekuatan utama Didiek. Menurutnya, Didiek bukan tipe pemimpin yang ingin disorot.

“Justru kami yang harus menggali narasi-narasi itu dari sisi terdalam," katanya.

Baca juga: KAI Terima Delegasi Polandia, Bahas Peluang Kolaborasi Transportasi Rel

Bagi Zulfikar, buku ini adalah bentuk dokumentasi dan pengingat. Sebab, buku ini merekam jejak kepemimpinan yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga kaya akan nilai.

Sementara itu, Wisnu menekankan bahwa kepemimpinan bukan soal panggung, tetapi tentang mendengar, mengambil keputusan, dan menciptakan transformasi dengan penuh kesadaran.

Wisnu menjelaskan, buku tersebut dirancang bukan hanya untuk dibaca, tetapi untuk “dihidupi”. Ia menjelaskan, bentuk dan ukuran buku dibuat agar nyaman dibaca di mana pun, bahkan dibaca saat bepergian dengan kereta.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo saat sesi penandatanganan buku pada acara Bedah Buku Masinis yang Melintasi Badai digelar di Gramedia Makarya, Jakarta, Kamis (30/7/2025). KOMPAS.com/Anissa Dea Widiarini Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo saat sesi penandatanganan buku pada acara Bedah Buku Masinis yang Melintasi Badai digelar di Gramedia Makarya, Jakarta, Kamis (30/7/2025).

“Harapannya, membaca buku di kereta menjadi kebiasaan. Buku ini bisa jadi teman perjalanan dan jendela refleksi,” katanya.

Wisnu menambahkan bahwa Masinis yang Melintasi Badai bisa menjadi bekal bagi siapa pun yang kelak akan menghadapi krisis mereka sendiri.

“Buku ini tidak hanya untuk dibaca, tapi untuk direnungkan,” tuturnya.

Upaya Mendokumentasikan Transformasi KAI

Hadir pula dalam acara beda buku tersebut Vice President Public Relation KAI Anne Purba. Ia mengatakan, inisiatif penerbitan buku itu merupakan bagian dari upaya mendokumentasikan transformasi besar yang dialami KAI dalam periode krusial, khususnya selama pandemi.

Sebagai salah satu inisiator buku Masinis yang Melintasi Badai, Anne menyebut bahwa proses penyusunan buku ini berangkat dari keyakinan bahwa banyak pelajaran dan nilai yang perlu diwariskan.

"Kami sering terlalu fokus pada operasional, pada target sehingga lupa merekam cerita-cerita yang penting bagi perjalanan institusi. Padahal, di balik kerja keras itu ada semangat, nilai, dan transformasi yang layak diceritakan," ungkap Anne dalam wawancara terpisah dengan Kompas.com.

Baca juga: KAI Raih 8 Penghargaan Internasional di Ajang Contact Center World 2025

Ia mengatakan, bahwa keputusan untuk membuat buku, alih-alih sekadar laporan atau berita, diambil karena bentuk narasi panjang memberikan ruang untuk refleksi yang lebih dalam.

"Buku ini bukan soal personal branding, melainkan tentang narasi kelembagaan. KAI pernah melalui masa paling sulit dan memilih bertahan dengan nilai-nilai," katanya.

Bagi Anne, keterlibatan dua penulis yang sudah cukup mengenal dunia KAI membuat proses penulisan terasa lebih tulus dan jujur.

"Pak Didiek bahkan tidak pernah minta buku ini dibuat. Justru karena itulah kami merasa perlu merekamnya. Karena kisah yang tidak diceritakan, lama-lama bisa dilupakan," ujarnya.

Terkini Lainnya
Evakuasi Kereta Berhasil, Fokus KAI pada Penanganan Prasarana dan Keselamatan Perjalanan KA

Evakuasi Kereta Berhasil, Fokus KAI pada Penanganan Prasarana dan Keselamatan Perjalanan KA

Kereta Api Indonesia
KA Argo Anggrek Alami Gangguan, KAI Siapkan Kompensasi “Service Recovery” untuk Keterlambatan Perjalanan KA

KA Argo Anggrek Alami Gangguan, KAI Siapkan Kompensasi “Service Recovery” untuk Keterlambatan Perjalanan KA

Kereta Api Indonesia
Imbas Gangguan KA Argo Bromo Anggrek, KAI Minta Maaf dan Alihkan Rute 4 Kereta

Imbas Gangguan KA Argo Bromo Anggrek, KAI Minta Maaf dan Alihkan Rute 4 Kereta

Kereta Api Indonesia
KA Argo Bromo Anggrek Anjlok di Stasiun Pegadenbaru, KAI Minta Maaf dan Pastikan Tak Ada Korban

KA Argo Bromo Anggrek Anjlok di Stasiun Pegadenbaru, KAI Minta Maaf dan Pastikan Tak Ada Korban

Kereta Api Indonesia
Cerita di Balik Masinis yang Melintasi Badai, Merangkai Kepemimpinan Didiek Hartantyo dari Suara Orang-orang di Sekitarnya

Cerita di Balik Masinis yang Melintasi Badai, Merangkai Kepemimpinan Didiek Hartantyo dari Suara Orang-orang di Sekitarnya

Kereta Api Indonesia
KAI Terima Delegasi Polandia, Bahas Peluang Kolaborasi Transportasi Rel

KAI Terima Delegasi Polandia, Bahas Peluang Kolaborasi Transportasi Rel

Kereta Api Indonesia
KAI Raih 8 Penghargaan Internasional di Ajang Contact Center World 2025

KAI Raih 8 Penghargaan Internasional di Ajang Contact Center World 2025

Kereta Api Indonesia
Melaju dengan Integritas, KAI Bangun Tata Kelola Bersih

Melaju dengan Integritas, KAI Bangun Tata Kelola Bersih

Kereta Api Indonesia
Transformasi Berbuah Hasil, KAI Catat Laba Rp 2,2 Triliun dan Aset Tembus Rp 97,1 Triliun

Transformasi Berbuah Hasil, KAI Catat Laba Rp 2,2 Triliun dan Aset Tembus Rp 97,1 Triliun

Kereta Api Indonesia
Kenalkan Reverse Engineering di Jambore IRCC, KAI Perkuat Kinerja Operasional Kereta Lama

Kenalkan Reverse Engineering di Jambore IRCC, KAI Perkuat Kinerja Operasional Kereta Lama

Kereta Api Indonesia
KAI Serap 12,38 Juta Masukkan Pelanggan untuk Tingkatkan Layanan

KAI Serap 12,38 Juta Masukkan Pelanggan untuk Tingkatkan Layanan

Kereta Api Indonesia
Masa Jabatan Salusra Wijaya Berakhir, KAI Tunjuk Plt Baru dan Pastikan Transisi Transparan

Masa Jabatan Salusra Wijaya Berakhir, KAI Tunjuk Plt Baru dan Pastikan Transisi Transparan

Kereta Api Indonesia
Bangkit dari Krisis, Keberhasilan Transformasi KAI Jadi Inspirasi Lintas Sektor

Bangkit dari Krisis, Keberhasilan Transformasi KAI Jadi Inspirasi Lintas Sektor

Kereta Api Indonesia
Semester I-2025, KAI Gunakan 49,2 Persen Kuota BBM Subsidi untuk Layanan Penumpang dan Barang

Semester I-2025, KAI Gunakan 49,2 Persen Kuota BBM Subsidi untuk Layanan Penumpang dan Barang

Kereta Api Indonesia
Kereta Kader Bangsa Diluncurkan, Simbol Komitmen YPKBI dan KAI dalam Mencetak Calon Pemimpin Bangsa

Kereta Kader Bangsa Diluncurkan, Simbol Komitmen YPKBI dan KAI dalam Mencetak Calon Pemimpin Bangsa

Kereta Api Indonesia
Bagikan artikel ini melalui
Oke