KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah menggunakan 49,2 persen kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang diberikan pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pada 2025.
Sepanjang semester I-2025, KAI mencatat penggunaan BBM subsidi sebesar 103.689.715 liter dari total kuota 209.809.000 liter.
BBM subsidi berperan sebagai fondasi dalam mendukung layanan operasional KAI, khususnya untuk memastikan akses transportasi yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Hampir 50 persen kuota BBM subsidi 2025 telah digunakan untuk pelayanan angkutan selama semester I-2025, baik angkutan penumpang maupun barang,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangan resminya, Selasa (15/7/2025).
Baca juga: BBM Subsidi untuk Kereta di Semarang Capai 37 Kiloliter per Hari, Siapa Saja yang Menikmati?
Anne menjelaskan, sebanyak 93,1 juta liter BBM subsidi digunakan untuk kereta penumpang, termasuk untuk melayani 8,8 juta pelanggan public service obligation (PSO) sesuai arahan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
KAI menyediakan layanan PSO dengan tarif terjangkau, terutama bagi pelajar, pekerja harian, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah dengan keterbatasan akses transportasi.
BBM subsidi berkontribusi menjaga keterjangkauan tarif tersebut sekaligus memperluas jangkauan layanan publik berbasis rel.
Anne menyebutkan, dari 8,8 juta pelanggan PSO, sebanyak 5,68 juta orang merupakan pelanggan kereta api jarak jauh (KA JJ) PSO, sedangkan 3,14 juta lainnya adalah pelanggan kereta lokal PSO.
Baca juga: Efisiensi Anggaran Kemenhub, KAI Pastikan Kereta Api PSO Masih Ada
Sementara itu, sepanjang semester I-2025, KAI mencatat total 27,46 juta pelanggan pada layanan KA jarak jauh dan lokal.
Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan 7 persen dibanding periode semester I-2024, yakni 25,74 juta pelanggan.
Selain digunakan untuk kereta penumpang, BBM subsidi juga dimanfaatkan untuk mendukung operasional kereta barang, antara lain KA Petikemas sebanyak 6.905.944 liter, KA Parcel 1.780.508 liter, KA Semen 1.541.186 liter, dan KA Klinker 350.881 liter.
Layanan logistik KAI berperan penting dalam menjaga kelancaran rantai pasok nasional.
Baca juga: Libur Sekolah Usai, KAI Bukukan Lonjakan Penumpang hingga 126 Persen
Dalam pelaksanaannya, KAI memastikan subsidi BBM dikelola secara akuntabel dan transparan sesuai prinsip good corporate governance (GCG), sehingga manfaatnya tepat sasaran dan tercatat secara sistematis.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkomitmen pada keberlanjutan, KAI telah menggunakan biosolar B40 pada seluruh lokomotif dan genset sejak Februari 2025.
Biosolar B40 memiliki kandungan bahan nabati dari kelapa sawit sebesar 40 persen, menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah, serta lebih mudah diserap kembali oleh alam.
“BBM subsidi ini juga ramah lingkungan karena menggunakan jenis biosolar B40, sejalan dengan visi KAI untuk menggerakkan transportasi berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ucap Anne.
Baca juga: PT KAI Jelaskan Arti Kode di Badan Kereta yang Bisa Dipahami Penumpang