KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI melanjutkan langkah transformasinya dengan hasil nyata.
Setelah bangkit dari krisis pandemi Covid-19, KAI tidak hanya pulih, tetapi juga tumbuh dengan arah yang lebih terarah, struktur lebih gesit, dan layanan semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan, transformasi dilakukan secara menyeluruh mulai dari strategi bisnis, digitalisasi layanan, penyelarasan organisasi, hingga penguatan budaya keselamatan.
“Transformasi adalah jalan KAI untuk bertumbuh lebih sehat, lebih gesit, dan lebih relevan dengan masa depan transportasi Indonesia,” ujar Anne dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (23/7/2025).
Hasilnya, kinerja keuangan KAI mencatat perbaikan signifikan, dari rugi Rp 1,7 triliun pada 2020 menjadi laba bersih Rp 2,2 triliun pada 2024. Nilai aset KAI juga melonjak dari Rp 52,2 triliun menjadi Rp 97,1 triliun pada periode yang sama.
Baca juga: Rawat 40 Kereta di Kutoarjo, KAI Daop 5 Pakai B40 Demi Kurangi Emisi, Apa Itu?
Di sisi operasional, volume penumpang melonjak dari 187 juta orang pada 2020 menjadi 453 juta orang pada 2024.
Sementara itu, angkutan barang stabil tumbuh dari 45,1 juta ton menjadi 69,2 juta ton, mengukuhkan peran KAI sebagai tulang punggung logistik nasional.
“Keberhasilan pemulihan ini lahir dari kekuatan bersama dan gagasan yang dijalankan bersama dari dalam organisasi untuk melayani lebih baik,” kata Anne.
Pada 2024, KAI juga mencatat tingkat kecelakaan kereta api terendah dalam 10 tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan keselamatan berbasis teknologi, seperti sistem Track Monitoring and Diagnostic (Track-Mod) dan Smart Rail.
Kedua sistem tersebut memungkinkan pemantauan kondisi jalur secara real-time, meminimalkan gangguan operasional, serta mengurangi emisi karbon dari aktivitas pemeliharaan.
Baca juga: Gas Flaring Lesatkan Emisi Karbon, Sumbang 389 Juta Ton pada 2024
Transformasi digital KAI juga diperluas, seperti penerapan face recognition boarding di stasiun besar untuk mempercepat proses keberangkatan, penyediaan water station untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta fitur carbon footprint pada aplikasi Access by KAI untuk mengedukasi pelanggan terkait kontribusi perjalanan mereka terhadap lingkungan.
Anne menegaskan, transformasi yang dijalankan KAI bukan sekadar menjawab tantangan, tetapi sekaligus membangun masa depan.
“Melalui semangat, ketepatan strategi, dan keberanian berubah, KAI akan terus melaju menjadi perusahaan transportasi publik yang tangguh, efisien, dan adaptif di era baru,” tutur Anne.