KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah membuktikan bahwa transformasi yang dilakukannya berhasil membawa kemajuan signifikan bagi perseroan dan menjadi inspirasi bagi berbagai institusi strategis nasional.
Capaian KAI dalam lima tahun terakhir menjadi bukti konkret keberhasilan transformasi yang dijalankan perseroan.
Setelah sempat merugi Rp 1,7 triliun akibat pandemi Covid-19 pada 2020, KAI berhasil melakukan pemulihan secara bertahap. Pada 2021, kerugian perseroan berkurang menjadi Rp 435 miliar. Dua tahun berikutnya, KAI sukses membukukan laba bersih sebesar Rp 2,2 triliun.
Selain membaik dari sisi keuangan, aset KAI juga tumbuh signifikan, dari Rp 52,2 triliun pada 2020 menjadi Rp 97,1 triliun pada 2024. Angka ini mencerminkan keberhasilan manajemen dalam mengembangkan nilai perusahaan.
Baca juga: Tarif KA Pangrango Naik Jadi Rp 55.000 Mulai 1 Agustus 2025, Ini Penjelasan KAI
Dalam aspek keselamatan, KAI mencatat penurunan jumlah kecelakaan secara konsisten. Pada 2024, angka kecelakaan kereta api tercatat sebagai yang terendah dalam 10 tahun terakhir.
Capaian tersebut diraih berkat implementasi budaya keselamatan yang terus diperkuat, baik melalui pelatihan, sistem audit, maupun digitalisasi pengawasan.
Peningkatan kepuasan pelanggan juga menjadi indikator keberhasilan transformasi layanan. Indeks kepuasan pelanggan KAI pada 2024 mencapai skor 4,50, menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api.
Dari sisi keberlanjutan, KAI mencatat pencapaian penting dengan skor environmental, social, and governance (ESG) sebesar 41 dari S&P Global pada 2024. Hal ini membuktikan bahwa komitmen perseroan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola telah diakui.
Menurut Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, seluruh capaian tersebut tidak lepas dari triple transformation yang dijalankan KAI, mencakup transformasi bisnis, digital, serta organisasi dan budaya.
"Ketiganya berjalan beriringan dengan berlandaskan nilai amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif (AKHLAK) sebagai budaya kerja, serta strategi komunikasi yang inklusif untuk menyatukan seluruh elemen perusahaan dalam satu semangat perubahan," ucapnya dalam siaran pers, Kamis (17/7/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Didiek saat menjadi pembicara dalam sesi Inspirational Talk pada Rapat Kerja Tengah Tahun Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) 2025 yang digelar di Gedung City Plaza Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Dengan tema "Transformational Leadership", Didiek membagikan pengalaman nyata dalam memimpin transformasi KAI di tengah ketidakpastian, sekaligus memberikan inspirasi kepada sekitar 170 peserta, pimpinan, dan manajemen SKK Migas yang hadir.
Baca juga: Ekonom Kritik Tender Pipa SKK Migas, Dinilai Rugikan Industri Nasional
Ia menekankan bahwa transformasi bukan hanya soal teknologi dan struktur, tetapi menyangkut pembentukan karakter adaptif, budaya kerja kolaboratif, serta keteladanan dari para pemimpin.
" Kepemimpinan dapat dikatakan efektif ketika mampu menjadi mercusuar saat krisis serta mendorong organisasi bergerak cepat, tepat, dan berdampak," ucap Didiek.
Menurutnya, transformasi membutuhkan keberanian mengambil keputusan strategis yang tidak selalu populer. Pemimpin harus hadir memberi arah, energi, dan harapan berbasis data serta nilai.
Transformasi di SKK Migas yang kini mengusung struktur organisasi berbasis value chain menjadi relevan dalam diskusi tersebut, mengingat tantangan dan urgensi perubahan serupa juga dihadapi berbagai institusi strategis nasional.
Baca juga: PLN dan SKK Migas Gandeng University of Dundee untuk Percepat Transisi Energi
Dalam forum tersebut, Didiek juga mengulas strategi krisis yang diterapkan saat pandemi, antara lain melindungi keselamatan pelanggan dan karyawan, menjaga likuiditas, menjalankan efisiensi dan penghematan anggaran, serta mengoptimalkan pendapatan logistik, seperti angkutan batu bara dan pemanfaatan aset nonproduksi.
“Keberhasilan KAI bukan semata soal pertumbuhan finansial, melainkan bukti bahwa perusahaan negara hadir memberi dampak nyata, membangun kepercayaan publik, mewujudkan visi untuk menggerakkan transportasi berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ucapnya.
Menutup pemaparannya, Didiek menegaskan bahwa transformasi adalah keniscayaan dan hanya dapat dicapai melalui kepemimpinan dengan karakter kuat.
Sebagai informasi, forum Inspirational Talk ini dihadiri oleh Sekretaris SKK Migas Luky Agung Yusgiantoro, Pengawas Internal Irjen Pol Ibnu Suhaendra, serta para deputi dari bidang eksplorasi, eksploitasi, keuangan, dan dukungan bisnis.
Baca juga: SKK Migas Siapkan Dana Rp 46,88 Triliun Buat Genjot Eksplorasi