KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Group mewujudkan komitmennya sebagai pelopor transformasi layanan transportasi publik nasional dengan membangun Stasiun Jatake di lintas Tanah Abang–Rangkasbitung yang kini telah mencapai progres 92,78 persen.
Pembangunan Stasiun Jatake bertujuan untuk memperluas jangkauan layanan Commuter Line yang dikelola KAI Commuter sekaligus menghadirkan konsep baru stasiun terintegrasi yang terkoneksi langsung dengan pusat perbelanjaan.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menegaskan bahwa Stasiun Jatake merupakan representasi arah baru pengembangan perkeretaapian yang berorientasi pada integrasi kawasan, kenyamanan pelanggan, dan inovasi pelayanan.
“Stasiun ini tidak hanya menjawab kebutuhan teknis sebagai titik naik dan turun penumpang, tetapi juga dirancang sebagai ruang publik yang efisien, fungsional, dan selaras dengan gaya hidup masyarakat urban,” jelas Anne dalam keterangan resminya, Sabtu (12/7/2025).
Baca juga: KAI Tawarkan Hak Penamaan Stasiun Kereta ke Investor, Berapa Harganya?
Untuk memudahkan pengguna Commuter Line sekaligus menunjang konektivitas stasiun dengan pusat perbelanjaan dan moda lanjutan dalam satu kawasan terpadu, KAI menerapkan konsep seamless integration di Stasiun Jatake.
Hal tersebut selaras dengan pendekatan Transit Oriented Development (TOD) yang didorong KAI untuk menciptakan simpul mobilitas yang fungsional, serta mendukung pengembangan ekonomi lokal dan meningkatkan nilai kawasan.
“Stasiun Jatake dirancang sebagai ruang hidup baru, bukan sekadar peron dan jalur. Kami ingin masyarakat merasakan bahwa perjalanan dengan KAI adalah bagian dari pengalaman hidup yang lebih nyaman, aman, dan terkoneksi,” tegas Anne.
Baca juga: Optimalisasi Aset, KAI Properti Hadirkan Hotel Truntum di Bandung
Selain itu, KAI juga tetap menjalankan kolaborasi dengan berbagai pihak yang berfokus pada mutu, keselamatan, serta layanan yang berorientasi pada pelanggan.
Stasiun yang terletak di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang ini menjadi stasiun pertama yang dibangun KAI melalui kerja sama dengan pihak swasta menggunakan skema creative financing, tanpa mengandalkan dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Skema pendanaan tersebut sejalan dengan semangat efisiensi, inovasi, dan perluasan peran KAI dalam pembangunan berkelanjutan.
Melalui proyek ini, KAI tidak hanya memperluas layanan, tetapi juga memperkuat peran sebagai katalis penggerak kota dan mitra pembangunan.
“KAI akan terus mendorong terwujudnya sistem transportasi massal yang terjangkau, berkelas dunia, dan relevan dengan kebutuhan masa depan. Stasiun Jatake adalah tonggak dari komitmen itu,” ujar Anne.
Baca juga: Diskon Tiket Kereta ke Banyuwangi! Sambut Banyuwangi Ethno Carnival 2025, KAI Beri Potongan 10%
Stasiun Jatake juga hadir sebagai jawaban atas lonjakan kebutuhan layanan di lintas Tanah Abang–Rangkasbitung.
Pasalnya, volume pengguna Commuter Line di jalur tersebut terus meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Pada 2022, tercatat sebanyak 48.338.858 pengguna di jalur Tanah Abang-Rangkasbitung. Di tahun berikutnya, jumlah pengguna meningkat menjadi 64.899.516 di 2023, dan melonjak sebanyak 73.296.200 pengguna pada 2024.
Sementara itu, selama enam bulan pertama 2025, jalur tersebut telah melayani 37.444.759 penumpang.
Rincian distribusi pengguna Commuter Line jalur Tanah Abang-Rangkasbitung, meliputi 6.297.941 pengguna pada Januari, 6.328.982 pengguna di Februari, 6.462.095 pengguna pada Maret, 5.852.885 pengguna di bulan April, 6.283.615 pengguna pada Mei, dan 6.219.241 pengguna di bulan Juni.
Baca juga: Jadwal Baru KA Commuter Line Bandara Soetta, Kini Cuma 39 Menit dari BNI City
“Data ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mengandalkan Commuter Line sebagai moda utama mobilitas harian, dan kehadiran Stasiun Jatake akan menjadi solusi untuk mengurai kepadatan sekaligus menambah titik kemudahan akses,” ungkap Anne.
Dalam ekosistem Commuter Line Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Stasiun Jatake akan memperkuat konektivitas antara pusat kota dan kawasan penyangga.
Adapun rute baru jalur Tanah Abang-Rangkasbitung nantinya menjadi, Tanah Abang– Palmerah–Kebayoran–Pondok Ranji–Jurang Mangu–Sudimara–Rawa Buntu–Serpong–Cisauk–Cicayur–Jatake–Parung Panjang–Cilejit–Daru–Tenjo–Tigaraksa–Cikoya–Maja–Citeras-Rangkasbitung.
Meskipun progres konstruksi hampir rampung secara fisik, operasionalisasi stasiun tetap harus melalui berbagai tahapan persiapan lainnya.
Baca juga: Angkot Masih Ngetem di Bahu Jalan, Celukan di Stasiun Bogor Dinilai Kurang Panjang
KAI secara bertahap akan melakukan uji pertama, asesmen keselamatan, dan pengajuan izin operasi, yang mengacu pada regulasi keselamatan perkeretaapian.
“Kami memastikan seluruh proses dilakukan sesuai standar keselamatan tertinggi karena keandalan prasarana dan keamanan untuk pelanggan adalah prioritas utama KAI,” ucap Anne.