KOMPAS.com - Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) mempertegas komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah mengatasi masalah stunting di Indonesia melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).
Pada 2025, Bulog melaksanakan program Bulog Peduli Gizi di Desa Karangdawa, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Kabupaten Tegal dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program karena memiliki tingkat kecenderungan stunting tertinggi kedua di Jawa Tengah, yaitu sebesar 16 persen.
Sementara itu, Desa Karangdawa terpilih sebagai sasaran intervensi karena termasuk wilayah dengan angka stunting cukup tinggi di Kabupaten Tegal.
Baca juga: Protein Hewani Jadi Kunci Cegah Stunting, Ini Penjelasan IDAI
Desa Karangdawa merupakan desa terpadat dengan jumlah balita tertinggi di Kabupaten Tegal. Dari total 887 anak di desa ini, 214 di antaranya mengalami stunting dan 125 berasal dari keluarga kurang mampu.
Program Bulog Peduli Gizi mencakup tiga kegiatan, antara lain pemantauan pertumbuhan balita melalui Kartu Menuju Sehat (KMS), serta penyuluhan orangtua dan kader pos pelayanan terpadu (posyandu) tentang pola hidup bersih dan sehat.
Selain itu, program itu juga menyalurkan pangan bergizi berupa beras fortifikasi (Beras Fortivit) dan susu formula khusus tumbuh kembang untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan protein balita.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto bersama jajaran manajemen hadir secara langsung untuk menyalurkan bantuan.
Baca juga: Bulog Bandung Percepat Penyaluran Bantuan Pangan, Ada Apa?
Paket bantuan yang disalurkan berupa Beras Fortivit 10 kilogram (kg) per balita setiap bulan yang akan diberikan selama tiga bulan, susu formula khusus tumbuh kembang, serta paket intervensi gizi lainnya.
“Bantuan gizi ini bukan sekadar pemberian makanan tambahan, tetapi merupakan bentuk kepedulian dan komitmen terhadap masa depan generasi penerus bangsa,” ujar Sudarsono dalam keterangan resminya, Rabu (13/8/2025).
Ia berharap, program Bulog Peduli Gizi dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh penerima manfaat dengan dukungan edukasi gizi berkelanjutan untuk membentuk pola hidup sehat.
Sebagai pendukung, program ini juga dilengkapi dengan edukasi konseling, pemberian makanan tambahan (PMT), suplemen mikronutrien, pemantauan pertumbuhan, dan surveilans gizi.
Baca juga: Pengalaman Konseling Gratis ke Psikiater, Bagaimana Tahapannya?
Sudarsono mengatakan bahwa Bulog bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal melalui Dinas Kesehatan setempat dalam menjalankan program Bulog Peduli Gizi.
Pelaksanaan program ini juga melibatkan kolaborasi lintas pihak, mencakup tim dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti selaku Anggota Pokja Penanganan Stunting Tingkat Nasional serta badan usaha milik negara (BUMN) lain untuk memonitor langsung kondisi balita.
Bupati Tegal beserta jajaran Pemkab Tegal menghadiri langsung kegiatan penyaluran bantuan di Desa Karangdawa untuk memberikan dukungan penuh terhadap upaya percepatan penurunan stunting di daerahnya.
Dalam pelaksanaan di lapangan, sejumlah anak yang tampak sehat secara kasat mata ternyata memiliki berat dan tinggi badan jauh di bawah standar.
Baca juga: Rokok Dapat Sebabkan Stunting pada Anak, Ini Penjelasan Pakar dan Kemenkes
Salah satu warga setempat, Evi Rahmawati (30) mengaku anaknya mengalami stunting sejak usia 14 bulan.
“Beratnya tidak pernah naik. Di posyandu dekat rumah, ada empat anak teridentifikasi stunting, bahkan ada yang umur dua tahun beratnya cuma 8 kilogram (kg),” ungkapnya.
Melalui program TJSL, Bulog terus berkomitmen pada tiga fokus utama, yakni pendidikan, lingkungan, dan pengembangan usaha menengah dan kecil (UMK), sebagai wujud dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
Dengan adanya program Bulog Peduli Gizi, badan usaha milik BUMN ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, tetapi juga menciptakan nilai bersama demi masa depan yang lebih sehat.
Bulog berharap, program ini dapat menjadi percontohan di daerah lain untuk mempercepat penurunan angka stunting nasional.
Baca juga: Turunkan Stunting Jadi Program 100 Hari Pertama Gubernur NTT