KOMPAS.com – Pengamat pangan dan peneliti senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Riyanto, mengapresiasi kiprah Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik ( Bulog) dalam menjaga ketahanan pangan nasional selama 58 tahun terakhir.
Menurut Riyanto, keberhasilan Indonesia dalam menghadapi gejolak ekonomi global tak lepas dari peran Bulog dalam memastikan ketersediaan beras di seluruh gudang pemerintah.
“Di usia ke-58, Bulog telah membuktikan kontribusinya terhadap swasembada pangan nasional. Mereka tumbuh dan tangguh, serta menjalankan tugas menyerap gabah sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram,” kata Riyanto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/5/2025).
Baca juga: Pakar Pangan: Serapan Gabah dan Beras Bulog Adalah Kado bagi Bangsa Indonesia
Ia menambahkan, penugasan Bulog untuk menyerap gabah harus terus didukung. Apalagi, saat ini, cadangan beras nasional berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
“Ini menunjukkan bahwa Bulog telah menjalankan salah satu visi Presiden Prabowo, yaitu mewujudkan swasembada pangan secara cepat,” ujar Riyanto.
Hingga saat ini, serapan gabah yang dilakukan Bulog mencapai 3,6 juta ton. Jumlah ini diperkirakan masih akan meningkat seiring panen raya yang berlangsung di berbagai sentra padi nasional.
Riyanto menilai, Bulog telah menjalankan penugasannya secara konsisten melalui pembelian gabah kering panen dari petani seharga Rp 6.500 per kilogram.
Baca juga: Serapan Awal Mei Tembus 2 Juta Ton Setara Beras, Stok Bulog Lampaui 3,6 Juta Ton
Program "Jemput Gabah" yang bekerja sama dengan penyuluh pertanian dan Babinsa di lapangan juga terus digencarkan,
“Ini adalah bentuk nyata keberpihakan negara terhadap petani sekaligus upaya menjaga ketahanan pangan nasional,” katanya.
Pada kesempatan itu, Riyanto juga menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Bulog atas dedikasi selama lebih dari lima dekade. Ia berharap, Bulog terus memperkuat perannya dalam mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh.
“Semoga visi Presiden untuk masa depan bangsa yang tangguh dan tahan terhadap guncangan global bisa diwujudkan melalui serapan gabah yang maksimal,” ujarnya.