KOMPAS.com - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengapresiasi peran Badan Urusan Logistik ( Bulog) dalam menjaga pilar kesejahteraan petani dan stabilitas pangan melalui serapan gabah sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram (kg).
Arif menilai, kerja keras Bulog dalam menyerap gabah petani patut diacungi jempol mengingat Indonesia saat ini telah memiliki cadangan beras pemerintah ( CBP) tertinggi, yaitu 3,5 juta ton.
Pencapaian itu menjadi tonggak penting dalam sejarah beras nasional karena jumlah tersebut merupakan yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
Arif mengatakan, kolaborasi Bulog dengan semua unsur mampu mengantarkan Indonesia sebagai negara maju di bidang pangan. Terlebih, kondisi ini terjadi pada saat semua negara mengalami krisis panjang akibat berbagai hal.
“Oleh karena itu, kami mengapresiasi kerja sama Bulog dalam meningkatkan capaian serapan yang sangat tinggi,” ungkapnya dalam siaran pers, Sabtu (10/5/2025).
Baca juga: Peneliti UI: Bulog Berperan Strategis dalam Wujudkan Swasembada Pangan
Menurutnya, prestasi itu luar biasa dan perlu untuk terus dipertahankan. Dia juga mengapresiasi atas kerja sama Bulog dengan IPB selama ini.
“Semoga kerja sama ini bisa terus berjalan dan perkuat untuk kemajuan pangan Indonesia sukses selalu buat bulog,” katanya.
Arif mengatakan, Bulog dan IPB memiliki kesamaan visi, yaitu sama-sama menjaga kesejahteraan petani.
Dia juga mengucapkan selamat ulang tahun kepada Bulog yang kini telah berumur 58 tahun.
“Semoga sukses menjadi institusi penting dalam stabilitas pangan di Indonesia sekaligus menjadi pilar dalam peningkatan kesejahteraan petani petani di Indonesia,” ucapnya.
Sebelumnya dalam rapat paripurna kabinet merah putih, Presiden Prabowo Subianto menyebutkan, pemerintah berhasil melakukan serapan gabah secara besar-besaran.
Baca juga: Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial
Oleh karenanya, beras yang dimiliki saat ini adalah beras yang terbesar dalam sejarah Republik Indonesia berdiri.
“Serapan pemerintah, jumlah tonase beras yang sekarang berada di tangan pemerintah. Saya dapat laporan adalah tertinggi sepanjang sejarah,” ujarnya.
Prabowo menyebutkan, belum pernah ada pemerintah yang menguasai dan memiliki jumlah tonase beras sebesar sekarang.
“Saudara-saudara, ini suatu prestasi dan ini prestasi bukan datang begitu saja. Apalagi, pertanian itu seperti yang saya katakan tadi, salah kecil akibatnya bisa buruk,” tegasnya.