KOMPAS.com – Perusahaan Umum (Perum) Bulog mencatat lonjakan serapan beras dalam tiga bulan pertama 2025.
Hingga Maret 2025, Bulog telah menyerap 725.513 ton beras dari petani. Angka ini jadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir untuk periode yang sama.
Peningkatan tersebut juga mencatat lonjakan hingga 2.000 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Sebelumnya, serapan Bulog hanya mencapai sekitar 35.000 ton dalam tiga bulan pertama. Sebagai perbandingan, Bulog biasanya membutuhkan waktu satu tahun penuh untuk menyerap satu juta ton beras.
Kini, capaian tersebut hampir menyamai target tahunan di masa lalu hanya dalam waktu tiga bulan.
Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, pencapaian itu jadi bukti nyata dari keberhasilan Menteri Pertanian ( Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam membawa perubahan signifikan di sektor pertanian.
Pria yang akrab disapa Hensa itu menuturkan, Amran memahami langsung kebutuhan petani dan mampu mengambil langkah konkret di lapangan.
“Dalam waktu singkat, kita bisa melihat dampak dari tangan dingin Amran Sulaiman. Serapan Bulog melonjak, produksi beras meningkat, mafia pangan ditindak, dan efisiensi anggaran memberikan hasil maksimal. Jargon ‘tidak ada hari libur di Kementerian Pertanian ( Kementan) untuk swasembada’ tak sekadar slogan, tapi benar-benar dijalankan,” ujar Hensa dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/3/2025).
Hensa menilai, lonjakan serapan gabah tahun ini menjadi kado istimewa Lebaran bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu, capaian tersebut juga menjadi tanda bahwa Indonesia tengah bergerak menuju kemandirian pangan secara nyata.
Meski demikian, Hensa mengingatkan pemerintah agar tidak terlena dengan capaian sementara ini.
Ia pun menekankan bahwa tantangan menuju swasembada masih panjang, terutama terkait faktor cuaca yang kini memasuki musim hujan lebat.
Baca juga: Lampaui 136 Persen dari Target, Bulog Karawang Terus Serap Gabah Petani
“Saya sih oke ya dengan data ini. Prestasi sekaligus kado istimewa bagi bangsa Indonesia. Kenapa? Pangan itu sektor dasar yang menentukan nasib bangsa kita ke depan. Namun, jangan terlalu terlena karena tantangan ke depan masih cukup panjang. Meski begitu, saya apresiasi kinerja bulog dan Mentan Amran yang terus bekerja meningkatkan produksi dalam negeri,” kata Hensa.
Sebagai informasi, serapan gabah hingga Jumat (28/3/3035) tercatat mencapai 725.513 ton setara beras atau meningkat 2.243,09 persen bila dibandingkan periode 2015 yang hanya 30.964 ton.
Serapan gabah tahun ini juga jauh meningkat sebesar 1.970,53 persen bila dibandingkan serapan tahun lalu yang hanya 35.040 ton. Sementara, rata-rata serapan 2015 sampai 2024 mencapai 152.082 ton.
Capaian itu sejalan dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan lonjakan produksi beras nasional pada periode Januari-Maret 2025 sebesar 52,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Total produksinya mencapai 8,67 juta ton dengan potensi luas panen padi mencapai 2,83 juta hektare.
Bahkan, produksi beras selama periode Januari-April 2025 diperkirakan akan mencapai angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Produksi padi pada periode tersebut diprediksi mencapai 13,95 juta ton, meningkat 25,99 persen atau naik 2,88 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan serap gabah petani disebutkan juga tidak lepas dari kebijakan HPP gabah yang saat ini mencapai Rp 6.500 per kilogram.
Penetapan HPP juga disertai dengan penghapusan rafaksi sehingga gabah wajib dibeli dalam kondisi apa pun.
Baca juga: Puncak Panen, Bulog Kediri Realisasikan Penyerapan Gabah dan Beras Petani Terbesar di Jatim
“Komunikasi pemerintah untuk isu penyerapan gabah juga baik. Ini tumben baik dan tidak seperti kasus lainnya, Maka dengan komunikasi yang baik, koordinasi juga baik sehingga saat pemerintah memberikan tambahan anggaran sebesar Rp 16,6 triliun untuk Perum Bulog bisa terlaksana,” katanya.
Hensa menambahkan bahwa jajaran Kementan memiliki peran besar dalam meningkatkan produksi beras sehingga tahun ini pemerintah memutuskan untuk tidak melakukan kebijakan impor.
“Menteri Amran menyadari perlunya kolaborasi antar kementerian maupun lembaga, termasuk di level bawah seperti penyuluh pertanian lapangan (PPL),” ucap Hensa.
Sebagai informasi, Kementan di bawah komando Mentan Amran mampu bekerja taktis dalam menerjemahkan arahan Presiden Prabowo untuk meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani.
Hal itu dinilai Hensa tak lepas berkat upaya memaksimalkan anggaran secara efisien.
Salah satu faktor utama yang menopang lonjakan produksi beras adalah program pompanisasi, yaitu proses mengalirkan air menggunakan pompa untuk irigasi guna mengatasi masalah pertanian di musim kemarau.
Pada 2024, Kementan menjalankan program pompanisasi sebagai solusi tercepat untuk mengatasi dampak kekeringan terhadap sektor pertanian.
Kemudian, melalui kebijakan refocusing anggaran untuk pompanisasi, produksi padi meningkat sebesar 1,49 juta ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp 17,89 triliun selama Agustus–Desember 2024.
Dalam program pompanisasi, sebanyak 62.378 unit pompa alat dan mesin pertanian (alsintan) serta 9.904 unit irigasi perpompaan dialokasikan ke berbagai sentra produksi padi. Langkah ini demi memastikan produksi tetap berjalan meskipun menghadapi cuaca ekstrem.
Keberhasilan serapan Bulog juga merupakan hasil kolaborasi erat dengan Kementan dan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).
Mereka mampu bekerja dalam satu komando untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Sinergi ini juga sukses memastikan hasil panen petani terserap optimal, harga gabah stabil, dan kesejahteraan petani meningkat.
Selain strategi produksi dan distribusi, Mentan Amran juga dikenal tegas dalam memberantas mafia pangan.
Beberapa langkahnya meliputi penindakan kasus pupuk palsu yang merugikan petani, pengendalian distribusi Minyakita agar harga tetap stabil dan tidak dimainkan spekulan, serta pengawasan harga gabah langsung di lapangan dengan harga yang dijaga di level Rp 6.500 per kg.
Baca juga: Serapan Gabah Tembus 300.000 Ton Setara Beras, Bulog Perikarakan Surplus Beras hingga April 2025
Amran juga selalu terbuka dengan petani dengan memberikan akses langsung bagi mereka untuk menyampaikan keluhan melalui nomor pribadinya.
Sementara itu, Direktur Pengadaan Bulog Prihasto Setyanto menegaskan bahwa Mentan Amran memberi dorongan besar bagi Bulog dalam menyerap gabah petani.
Bahkan, Mentan sering kali menanyakan langsung terkait informasi harga gabah di lapangan agar tetap menguntungkan para petani.
“Saat ini, seluruh pimpinan wilayah dan cabang Bulog fokus bekerja untuk memastikan petani tidak dirugikan menjelang panen raya. Kami berdiri di depan, bersama petani,” jelas Prihasto.
Di bawah komando Mentan Amran, tambah Prihasto, Kementan juga menerapkan kebijakan hulu ke hilir yang mencakup penyediaan pupuk tepat waktu, dan pembangunan irigasi modern.
Kemudian, peningkatan produksi benih unggul, optimalisasi alsintan, serta Program Oplah yang meningkatkan produktivitas lahan petani.
Lewat berbagai langkah strategis tersebut, Kementan semakin optimistis bahwa Indonesia bisa mencapai ketahanan pangan yang kuat.
Dengan begitu, produksi dalam negeri dipastikan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.
Baca juga: Serapan Gabah Petani Naik Rp 6.500 Bukan Omon-omon, Tani Merdeka: Terima Kasih Presiden Prabowo