KOMPAS.com – Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor ( IPB) University sekaligus Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AP2TI), Dwi Andreas Santosa menilai kepemimpinan Mayor Jenderal (Mayjen) Novi Helmy Prasetya di Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik ( Bulog) berpotensi membawa perubahan besar.
Menurutnya, Mayjen Novi memiliki jaringan luas, terutama dalam membangun hubungan antarlembaga serta dengan para mitra Bulog.
Namun, Dwi Andreas menekankan bahwa penyerapan gabah masih dipengaruhi oleh banyak faktor yang memerlukan kebijakan tepat.
Baca juga: Soal Harga Beli Gabah dari Bulog Rendah, Perpadi: Pokoknya Jalan Dulu
"Kalau melihat jaringan beliau (Mayjen Novi), saya kira itu sangat positif bagi performa Bulog. Meski begitu, penyerapan gabah tetap bergantung pada banyak faktor,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (14/2/2025).
Selain itu, Dwi Andreas menilai keputusan pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah ( HPP) untuk gabah kering panen sebagai langkah yang tepat. Hal ini mengingat petani kerap mengalami kerugian, terutama saat panen raya berlangsung di berbagai sentra produksi.
“Kebijakan ini tepat karena selama ini harga gabah sering turun saat panen raya. Tapi kita bersyukur, dalam dua tahun terakhir tidak terjadi penurunan signifikan. Saya kira, penetapan HPP tanpa mempertimbangkan rafaksi sangat menguntungkan petani,” katanya.
Baca juga: Rakor Pangan, Polda Lampung Sebut Harga Beli Bulog Rendah Bikin Petani Jual ke Luar Daerah
Senada dengan Dwi Andreas, Pakar Pangan dari Universitas Andalas (UNAND) Muhamad Makky menilai Mayjen Novi memiliki banyak keunggulan, terutama dalam penugasan khusus untuk menyerap 3 juta ton gabah pada panen raya pada 2025.
Menurutnya, Mayjen Novi memiliki jaringan kuat, baik dengan petani, Bintara Pembina Desa (Babinsa), maupun antarlembaga, seperti Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi). Hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja Bulog dalam penyerapan gabah.
“Saya yakin Mayjen Novi mampu meningkatkan kinerja Bulog dalam menyerap gabah dan beras. Jaringannya luas, baik dengan petani maupun antarinstansi,” ujar Makky.
Baca juga: Harga Bahan Pokok 14 Februari 2025: Harga Beras Turun, Daging Sapi dan Cabai Rawit Naik
Lebih lanjut, ia menilai kepemimpinan Mayjen Novi di Bulog akan memperkokoh ketahanan pangan nasional.
Hal tersebut juga sejalan dengan visi besar Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan secara cepat dan efektif.
“Ini sangat penting, karena swasembada pangan adalah bagian yang tak terpisahkan dari ketahanan dan keamanan negara,” ucap Makky.
Ia juga mengapresiasi gebrakan Mayjen Novi yang melibatkan Babinsa dalam menyosialisasikan HPP gabah kering panen yang telah ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg).
Baca juga: Polsek Tanah Abang Sulap Lahan Kosong Jadi Kebun Jagung untuk Ketahanan Pangan
“Ini gebrakan yang luar biasa, karena Babinsa tersebar di seluruh Indonesia. Saya kira inilah yang ditunggu-tunggu para petani,” kata Makky.