Serap Panen di Banyuwangi, Wujud Konsistensi Program Mitra Tani Perum Bulog 

Kompas.com - 17/10/2024, 10:27 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita, Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto, CEO Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa, dan perwakilan petani muda Arvy Rizaldy menghadiri penyerapan gabah Program Mitra Tani Bulog di Desa Watukebo, Kabupaten Banyuwangi.DOK. Humas Bulog Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita, Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto, CEO Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa, dan perwakilan petani muda Arvy Rizaldy menghadiri penyerapan gabah Program Mitra Tani Bulog di Desa Watukebo, Kabupaten Banyuwangi.

KOMPAS.com - Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik ( Bulog) melakukan penyerapan gabah melalui kemitraan Program Mitra Tani Bulog di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. 

Penyerapan gabah itu dilakukan di Desa Watukebo, Kabupaten Banyuwangi dengan luas lahan panen sekitar 6 hektar (ha) dari luas total lahan poyek kemitraan sinergis sebesar 31 ha. 

Kegiatan panen hasil kerja sama kemitraan melalui Mitra Tani Bulog itu dihadiri Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita dan Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto. 

Ikut hadir juga mitra kerja sama Bulog dari CEO Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa dan perwakilan petani muda Arvy Rizaldy.

Febby menyampaikan, panen tersebut membuktikan bahwa Bulog hadir di tengah kondisi cuaca dan iklim yang berubah-ubah.

“Kami melakukan kerja sama dengan menjemput ke hulu. Jadi, kami melakukan kolaborasi dengan Pandawa Agri Indonesia melalui Program Mitra Tani,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (17/10/2024). 

Dia mengatakan, dengan program Mitra Tani itu, pihaknya melakukan kemitraan atau berkolaborasi dengan perusahaan atau pun kelompok tani (poktan) atau gabungan poktan (gapoktan). 

Baca juga: Bersama TNI AD, Bulog Wujudkan Budi Daya Pertanian dan Jaringan Distribusi Pangan

“Melalui Mitra Tani yang mengedepankan kolaborasi dengan petani, kami memperkuat rantai pasokan, meningkatkan produktivitas pertanian, dan memberikan pelatihan kepada petani mengenai metode pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan,” jelasnya.

Febby menyebutkan, Bulog dengan bangga memperluas jangkauan program Mitra Tani untuk menanggapi tantangan yang ada dalam memenuhi kebutuhan stok dalam negeri.

Program Mitra Tani merupakan inisiatif hulu yang dirancang untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan dengan mendukung petani secara langsung di Banyuwangi. 

Program itu berfokus pada peningkatan akses terhadap sumber daya pertanian krusial, seperti pupuk dan benih, sekaligus menawarkan pembiayaan produksi untuk memastikan petani dapat menjalankan praktik pertanian berkelanjutan.

Sementaraitu, Sudarsono menyampaikan, pihaknya sedang menghadapi perubahan iklim secara global. Namun, Bulog tetap akan menjalankan tugas untuk dua sisi.

Pertama, Bulog mengantarkan kebaikan kepada seluruh masyarakat konsumen dengan cara menjamin tersedianya beras dan pangan pokok lain di semua tempat. 

Baca juga: Penyerapan Beras Bulog Capai 908.000 Ton, Bapanas Optimistis Lampaui Tahun Sebelumnya

“Jaminan itu dilakukan baik melalui bantuan pangan maupun mekanisme pasar atau operasi pasar yang disebut Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) saat ini sedang dijalankan,” ujarnya. 

Selain itu, konsumen yang mengonsumsi, khususnya beras dan bahan pokok lain, diharapkan tidak mengalami kesulitan dan merasa aman akan ketersediaan cadangan pangan yang tersedia di berbagai gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. 

Kedua, Bulog bersahabat dengan petani. Program Mitra Tani terus Bulog kembangkan di berbagai tempat dan sudah dikembangkan juga pilot project di berbagai tempat.

Bahkan, kata Sudarsono, Bulog akan bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) yang sudah mengembangkan tempat-tempat dengan sumber daya air masih terbatas. 

“Kami sediakan alat-alat supaya airnya cukup dan itu ada di berbagai provinsi. Itu nantinya kerja sama dengan Bulog. Itu salah satu bentuk wujud dari Bulog bersahabat dengan petani,” jelasnya.

Sudarsono mengatakan, pihaknya juga sedang merencanakan penguatan cadangan pangan, salah satunya dengan cara bersahabat dengan petani di daerah-daerah.

“Ini yang kami sebut lahan marginal yang masih luas di berbagai tempat, seperti di Sulawesi, Kalimantan dan di berbagai provinsi yang lain,” ungkapnya. 

Baca juga: Jadi Host IIRC 2024, Bulog Ajak Pelaku Industri Perberasan Dunia Kolaborasi Hadapi Tantangan Global

Dia menyebutkan, akan ada musim panen pada Februari 2025. Oleh sebab itu, Bulog mendorong produksi dalam negeri sebanyak mungkin.

Beberapa caranya adalah melalui program-program yang mendorong pemuda-pemuda tani atau anak-anak muda tani di desa supaya mencintai bertanam supaya produksinya bagus. 

“Selain dukungan finansial, program ini menyediakan bantuan agronomi yang komprehensif, termasuk panduan tentang pengelolaan tanaman dan teknik pemanenan yang optimal, guna memastikan ketahanan jangka panjang di sektor pertanian,” paparnya.

Sementara itu, Kukuh menyampaikan, inovasi Pandawa Agri Indonesia dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan petani sekaligus menjaga kesehatan lingkungan dan tanah. 

Produk dalam paket Pendampingan Pandawa Agri Indonesia (PPAI) merupakan alternatif ramah lingkungan terhadap input konvensional sehingga pertanian lebih berkelanjutan dan mendukung keberhasilan pertanian jangka panjang. 

“Petani dapat memperoleh laba bersih yang lebih tinggi, memanfaatkan kondisi pasar yang menguntungkan, dan mampu mengadopsi praktik pertanian yang lebih berkelanjutan,” jelasnya.

Baca juga: Badan Pangan, Bulog, ID Food Siap Pasok Kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis

Arvy Rizaldy, perwakilan petani muda di Banyuwangi menyatakan, sektor pertanian padi menghadapi tantangan yang signifikan dengan hanya 21,9 persen petani berusia 16-30 tahun. 

“Banyak anak muda menghindari pertanian karena kurangnya minat dan persepsi negatif terhadap profesi tersebut,” ujarnya. 

Dia mengatakan, bertani dengan teknologi PPAI menurunkan hambatan bagi generasi muda karena prosesnya disederhanakan dan menerima pendampingan yang erat. 

“Selain itu, hasilnya lebih menguntungkan dan menjadikan pertanian sebagai pilihan karier yang lebih menarik dan layak bagi kaum muda,” ungkapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke