KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi tantangan bersama, yaitu perubahan iklim
Untuk mengatasi masalah tersebut, kata dia, dibutuhkan kolaborasi antarkomunitas global.
Sebagai langkah konkret, PLN terus berupaya melakukan transisi dari energi fosil ke energi terbarukan.
Dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) mendatang, sumber energi akan didominasi oleh energi baru dan terbarukan.
Baca juga: Dukung Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan, Garudafood Bangun PLTS Atap di Sumedang
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, PLN menggandeng University of Dundee, Skotlandia, Inggris Raya, serta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas) dalam penyelenggaraan public lecture. Forum ini bertujuan mempercepat transisi energi di Indonesia.
Agenda bertajuk "Energy Transition Toward A Low–Carbon Economy" ini diselenggarakan di Kantor Pusat PLN pada Rabu (19/2/2025).
“Forum tersebut memberikan kami rasa bangga karena komunitas global yang sebelumnya terfragmentasi kini menjadi satu,” ujar Darmawan dalam siaran persnya, Kamis (20/2/2025).
Baca juga: PLN Resmi Terlibat dalam Perdagangan Karbon Luar Negeri untuk Dukung Mitigasi Perubahan Iklim
Ia juga menekankan bahwa persatuan global ini memberi keyakinan bahwa segala tantangan di masa depan dapat diatasi.
“Komunitas global bergerak maju untuk berjuang demi menjaga keberlanjutan bagi generasi yang akan datang,” kata Darmawan.
Ia menjelaskan bahwa upaya transisi energi yang dilakukan PLN sejalan dengan visi pemerintah dalam mencapai swasembada energi.
PLN tidak hanya berkomitmen menyediakan energi yang terjangkau dan bersih, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional.
Dalam proses penyediaannya, kata Darmawa, PLN berencana menarik lebih banyak investasi hijau, mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan lapangan kerja baru.
Baca juga: Pengguna Renewable Energy Certificate PLN Melonjak hingga 117 Persen
"Proses penyediaan energi juga akan memberantas kemiskinan, menghilangkan kelaparan, dan memberikan kesejahteraan bagi rakyat dan di saat yang bersamaan mengurangi emisi gas rumah kaca," jelasnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan, Jisman P Hutajulu menegaskan bahwa transisi energi berperan penting dalam menjaga stabilitas harga energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, keberhasilan transisi energi tidak hanya bergantung kepada pemerintah, tetapi juga kolaborasi sektor swasta dan akademisi. Salah satunya diwujudkan melalui forum tersebut.
“Forum yang sangat baik ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret dalam mengatasi topik transisi energi melalui kolaborasi yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan,” ucap Jisman mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca juga: Sepanjang 2023-2025, PLN Tanam 150.000 Pohon Biomassa untuk Dukung Transisi Energi
Sebagai informasi, forum tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, akademisi, serta mitra internasional. Tujuan utamanya adalah menyusun strategi yang memungkinkan Indonesia mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menilai bahwa transisi energi menuju ekonomi rendah karbon merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan sosial, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan, seperti deglobalisasi, digitalisasi, perubahan iklim, demografi, dan utang global.
Baca juga: Kesal Sering Ditagih Utang Orangtua, Pria Bunuh Wanita Pemilik Warung
Oleh karena itu, kata Suahasil, aspek-aspek tersebut harus dipertimbangkan dalam menyusun kebijakan pembangunan ekonomi.
“Mencapai NZE bukanlah hal mudah, tetapi Indonesia harus memberikan apa yang dijanjikan,” ujarnya.
Suahasil menambahkan bahwa Indonesia telah mengembangkan energy transition mechanism (ETM) sebagai strategi utama dalam mempercepat transisi energi.
Baca juga: Dirut PLN Tekankan Kolaborasi untuk Percepat Swasembada Energi
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey menegaskan, kerja sama antara Inggris dan Indonesia merupakan salah satu bagian penting dalam pengembangan energi terbarukan.
Ia menyampaikan bahwa forum public lecture ini juga merupakan bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Inggris Raya dan Indonesia.
“Saat ini, Indonesia dan Inggris Raya sedang melakukan kerja sama transisi energi bersama dengan berbagai pemangku kepentingan dan ini sejalan dengan program komitmen yang disampaikan Pemerintah Indonesia,” ujar Dominic.
Ia juga menyoroti pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Inggris yang menegaskan fokus kerja sama di bidang energi dan perubahan iklim.
Sebagai bentuk konkret, forum tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara SKK Migas dan University of Dundee. Kerja sama ini bertujuan memastikan bahwa langkah-langkah transisi energi sesuai dengan kebutuhan serta tantangan sektor kelistrikan di Indonesia.
Baca juga: PLN Perkenalkan Inovasi SPKLU Tiang Listrik di IIMS 2025
Sebagai perusahaan yang berada di pusat ekosistem kelistrikan nasional, PLN terus berperan aktif dalam memfasilitasi kolaborasi untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.