KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) (Persero) bersama perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT) asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar, menjajaki kerja sama dalam pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Indonesia.
Kolaborasi tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Selasa (8/4/2025). Acara ini bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto.
Ruang lingkup MoU mencakup eksplorasi potensi pengembangan proyek PLTS terapung (floating solar) di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Proyek tersebut bertujuan mengoptimalkan potensi sumber daya surya yang melimpah dengan memanfaatkan lahan air sebagai media pembangkit energi.
Inisiatif itu diharapkan mampu menghasilkan energi bersih sekaligus mempercepat transisi menuju energi rendah karbon.
Baca juga: Toyota Perkenalkan Solusi Mobilitas Rendah Karbon di Jakarta
Selain MoU tersebut, PLN dan Masdar juga menandatangani principles of agreement untuk menjajaki potensi perluasan kapasitas proyek PLTS Terapung Cirata.
Sebelumnya, PLTS Terapung Cirata telah resmi beroperasi sejak November 2023 dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp).
Proyek tersebut telah memberikan kontribusi signifikan dalam penyediaan energi bersih bagi sekitar 50.000 rumah tangga serta mengurangi emisi karbon hingga 214.000 ton per tahun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, PLN terus berkomitmen terhadap transisi energi di Indonesia.
Salah satu wujud nyatanya adalah kolaborasi global bersama Masdar.
“PLN berkomitmen penuh memimpin transisi energi di Indonesia. Kolaborasi dengan Masdar ini merupakan bukti nyata dari upaya bersama menanggulangi krisis iklim global,” ujar Darmawan melalui siaran persnya, Senin (14/4/2025).
Baca juga: 4 Faktor Pemicu Bencana Kebakaran di Los Angeles, Kekeringan hingga Krisis Iklim Global
Melalui peningkatan kapasitas energi terbarukan, lanjut dia, PLN tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga memperkuat kedaulatan energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Darmawan menambahkan, PLN secara aktif menjalin kerja sama internasional untuk mengakselerasi transisi energi.
Kolaborasi tersebut mencakup berbagai aspek, seperti pendanaan, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Baca juga: Menaker: SDM Unggul Jadi Kunci Masa Depan Industri Indonesia
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Masdar, Mohamed Jameel Al Ramahi menyampaikan apresiasi atas kemitraan strategis dengan PLN dan peluang pengembangan lebih lanjut di Indonesia.
“Proyek Jatigede ini akan memperkuat kolaborasi kami dengan PLN. Rencana perluasan proyek Cirata, yang telah mencetak rekor, akan memungkinkan kami terus membangun keahlian dalam mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga surya terapung,” ungkap Jameel.
Ia mengatakan, perjanjian kedua pihak sekaligus mencerminkan komitmen berkelanjutan Masdar dalam mendukung target energi terbarukan Indonesia yang ambisius.
“Kami menantikan untuk terus membangun kemitraan yang telah kuat bersama PLN, guna menjajaki proyek energi terbarukan yang mendorong pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia,” ucap Jameel.
Baca juga: ASEAN Tertinggal, Cuma 23 Persen Listrik dari Energi Terbarukan
Kerja sama PLN dan Masdar menegaskan pentingnya kolaborasi global dalam mengatasi perubahan iklim, khususnya antara Indonesia dan UEA.
PLN terus berinovasi menghadirkan solusi energi berkelanjutan. Hal ini dilakukan demi mendukung target pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060, atau bahkan lebih cepat.
Kerja sama dengan mitra global seperti Masdar menjadi bagian penting dari strategi PLN dalam meningkatkan kapasitas energi hijau sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.