Tingkatkan Ekonomi Masyarakat dan Penggunaan EBT, PLN Kembangkan Ekosistem Biomassa

Kompas.com - 27/09/2024, 11:11 WIB
Dwinh,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu tidak hanya akan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) tetapi juga berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat.

Program tersebut mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam penyediaan biomassa yang digunakan untuk co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

“Dibutuhkan upaya terintegrasi untuk memastikan ketersediaan bahan baku biomassa yang cukup. Oleh karena itu, ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu perlu dikembangkan dengan melibatkan masyarakat dalam memanfaatkan lahan kritis menjadi lahan produktif,” ujar Darmawan dalam keterangan pers yang diterima, Jumat (27/9/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan Darmawan pada peresmian program tersebut di lahan kritis seluas 100 hektare (ha) di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (26/9/2024). Peresmian ini dilakukan melalui kolaborasi antara anak perusahaan PLN, PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dengan Kementerian Pertanian (Kementan).

Baca juga: Kementan Ajukan Perpres Baru untuk Sektor Pertanian Indonesia

Darmawan menekankan bahwa kerja sama antara PLN dan Kementan tidak hanya sukses tetapi juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

“Keberhasilan ini akan diaplikasikan di lokasi lainnya, sehingga akan membawa manfaat yang lebih masif lagi,” jelasnya.

Sebelumnya, program serupa telah sukses dilaksanakan di Cilacap dengan 106 ha lahan dan di Gunung Kidul dengan 30 ha lahan.

Menurut Darmawan, program tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 serta memberikan dampak langsung yang positif bagi masyarakat sekitar.

Baca juga: Laporan Kearney: Indonesia Perlu Investasi 62 Miliar Dollar AS Per Tahun demi Mencapai Target NZE 2060

"Biomassa untuk co-firing dulunya menjadi tantangan karena keterbatasan pasokan. Namun, dengan kolaborasi berbagai pihak, kini lahan kritis dapat diolah menjadi produktif, membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan mendukung ekonomi sirkular berbasis kerakyatan," tuturnya.

Dukungan dari Kementan

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyambut baik inisiatif PLN dalam memberdayakan masyarakat melalui pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan.

Ia menegaskan kesiapan Kementan untuk bersinergi dengan PLN, memberikan bimbingan, dan menyediakan penyuluh agar program tersebut benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

"Kami siap bersinergi, mendorong, membantu, dan siap menempatkan orang. Apapun yang baik buat rakyat, kita siap jiwa raga kita untuk rakyat," kata Sudaryono.

Baca juga: Datangi KPK, Kaesang: Saya Datang ke Sini Bukan Diundang, tapi Inisiatif

Sudaryono juga memuji inisiatif PLN yang tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

"Program ini tidak hanya soal energi terbarukan, tetapi juga soal ekonomi. Ada bisnis, ada perputaran uang, dan warga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan, kini bisa mendapatkan pendapatan. Ini manfaat besar bagi rakyat," jelasnya.

Potensi ekonomi dari limbah pertanian

Sementara itu, Dirut PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan bahwa biomassa yang digunakan untuk co-firing sebagian besar berasal dari limbah pertanian dan perkebunan.

Dengan meningkatnya kebutuhan biomassa, masyarakat Kabupaten Tasikmalaya diundang untuk memanfaatkan peluang ekonomi ini.

Baca juga: Riset: 13 Ide Dekarbonisasi Ciptakan Peluang Ekonomi Rp 211 Triliun di Asia Tenggara

“Program Pengembangan Ekosistem Biomassa di Tasikmalaya melibatkan penanaman 100.000 tanaman Indigofera dan penyerahan 205 ekor domba untuk dibudi dayakan oleh masyarakat setempat," jelas Iwan

Sebelum penyerahan, masyarakat telah mendapatkan pelatihan budi daya sehingga mereka siap mengelola sumber daya ini dengan baik.

Selain itu, program tersebut juga mengimplementasikan sistem tumpang sari dengan menanam cabai, tomat, dan timun. Tanaman-tanaman ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber pakan ternak dan bahan baku biomassa, tetapi juga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat.

“Melalui program ini, PLN berharap dapat membangun ekosistem biomassa yang berkelanjutan, di mana batang dan ranting tanaman energi digunakan untuk biomassa, daunnya sebagai pakan ternak, dan hasil panen seperti cabai, tomat, serta timun dijual untuk menambah pendapatan masyarakat,” jelas Iwan.

Baca juga: Kemarau dan Serangan Hama Wereng Buat Hasil Panen Gabah di Lebak Turun

Sampai dengan triwulan III-2024, PLN EPI telah memanfaatkan 3 juta ton biomassa untuk co-firing di 46 PLTU.

Iwan menyatakan bahwa target ini akan meningkat menjadi 10 juta ton pada 2025, guna memenuhi kebutuhan di 52 PLTU PLN.

Terkini Lainnya
Dorong Transisi Energi Hijau, PLN Soroti Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor di CEO Insight 2025

Dorong Transisi Energi Hijau, PLN Soroti Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor di CEO Insight 2025

PLN
Wujudkan Pemerataan Energi, PLN dan Kementerian ESDM Nyalakan Harapan Warga Prasejahtera di Minahasa

Wujudkan Pemerataan Energi, PLN dan Kementerian ESDM Nyalakan Harapan Warga Prasejahtera di Minahasa

PLN
PLN Icon Plus Pertahankan Standar Mutu Terbaik untuk 3 Layanan

PLN Icon Plus Pertahankan Standar Mutu Terbaik untuk 3 Layanan

PLN
Hadirkan Energi Berkeadilan, PLN Sambung Gratis Listrik Rumah Warga Pra-Sejahtera di Bali

Hadirkan Energi Berkeadilan, PLN Sambung Gratis Listrik Rumah Warga Pra-Sejahtera di Bali

PLN
Lewat CEO Connect Sesi II, PLN Dukung Pengembangan SDM Unggul di Era Bonus Demografi

Lewat CEO Connect Sesi II, PLN Dukung Pengembangan SDM Unggul di Era Bonus Demografi

PLN
Di CEO Connect 2025, PLN Soroti Pentingnya Pembangunan Adaptif untuk Kebutuhan Energi Masa Depan

Di CEO Connect 2025, PLN Soroti Pentingnya Pembangunan Adaptif untuk Kebutuhan Energi Masa Depan

PLN
Peringati HLN Ke-80, PLN Tebar Diskon Tambah Daya Listrik 50 Persen

Peringati HLN Ke-80, PLN Tebar Diskon Tambah Daya Listrik 50 Persen

PLN
PLN Sukses Pasok Listrik Andal dalam HUT Ke-80 TNI di Monas

PLN Sukses Pasok Listrik Andal dalam HUT Ke-80 TNI di Monas

PLN
PLN Sukses Terangi MotoGP Mandalika 2025, Menpora Erick Thohir: Listrik Nyala Terus

PLN Sukses Terangi MotoGP Mandalika 2025, Menpora Erick Thohir: Listrik Nyala Terus

PLN
PLN Buka Rekrutmen di Sektor Energi, Lulusan D3 dan Difabel Bisa Ikut

PLN Buka Rekrutmen di Sektor Energi, Lulusan D3 dan Difabel Bisa Ikut

PLN
Jaga Tarif Listrik Tetap Terjangkau Hingga Akhir 2025, Pemerintah Prioritaskan Daya Beli Masyarakat

Jaga Tarif Listrik Tetap Terjangkau Hingga Akhir 2025, Pemerintah Prioritaskan Daya Beli Masyarakat

PLN
Respons Cepat PLN Pulihkan Listrik Pascabencana, Warga Bali Kembali Beraktivitas

Respons Cepat PLN Pulihkan Listrik Pascabencana, Warga Bali Kembali Beraktivitas

PLN
Sukseskan HUT Ke-80 RI, PLN All Out Jaga Keandalan Listrik

Sukseskan HUT Ke-80 RI, PLN All Out Jaga Keandalan Listrik

PLN
PLN Tembus Daftar Fortune Global 500 2025, Catat Pendapatan Rp 545 Triliun

PLN Tembus Daftar Fortune Global 500 2025, Catat Pendapatan Rp 545 Triliun

PLN
Lewat Program Lisdes, PLN dan Kementerian ESDM Percepat Pemerataan Akses Listrik di Papua

Lewat Program Lisdes, PLN dan Kementerian ESDM Percepat Pemerataan Akses Listrik di Papua

PLN
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com