KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) terus memperkuat komitmen pegawainya terhadap pelestarian lingkungan.
Komitmen tersebut salah satunya diwujudkan melalui peluncuran program Green Action yang bertepatan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia 2024 di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Melalui program tersebut, PLN mengajak jajarannya untuk aktif mengelola sampah botol plastik dan baju bekas agar dapat didaur ulang menjadi bahan bernilai guna.
Untuk memudahkan pegawai, PLN telah menyediakan reverse vending machine (RVM) guna mengumpulkan sampah botol plastik serta drop box untuk baju bekas yang tersebar di unit dan subholding PLN.
Baca juga: Republik Ceko Wajibkan Daur Ulang Limbah Tekstil pada 2050
Executive Vice President (EVP) Komunikasi Korporat dan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN, Gregorius Adi Trianto, mengatakan bahwa program pengelolaan sampah botol plastik dan baju bekas merupakan bentuk pelaksanaan Program TJSL PLN Group.
"Kami ingin membangun kesadaran bahwa sampah yang ada bisa dimanfaatkan menjadi barang bernilai guna,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (27/6/2024).
Gregorius menjelaskan bahwa dengan menggunakan RVM, PLN memberikan reward kepada setiap orang yang mengumpulkan sampah botol plastik.
Setiap botol yang dimasukkan ke dalam RVM akan diberikan poin, yang nantinya dapat dikonversi menjadi uang dalam dompet digital.
Gregorius juga menekankan bahwa pada tahap selanjutnya, sampah plastik yang dikumpulkan dapat diubah menjadi token listrik.
“Jadi dengan mengumpulkan sampah plastik bisa mendapatkan token listrik,” ucapnya.
Selain menggunakan RVM, PLN juga mendorong seluruh unit, subholding, dan anak perusahaan untuk mengumpulkan sampah plastik di lokasi masing-masing melalui drop box botol plastik.
Sampah botol plastik yang terkumpul akan diolah menjadi barang bernilai guna dengan melibatkan para pengrajin difabel seperti tas, sepatu, dan lainnya.
Baca juga: Palangka Raya Resmikan Pusat Daur Ulang Sampah
PLN menargetkan dapat mengumpulkan lebih dari 340.000 botol per tahun melalui RVM dan drop box. Jumlah ini diharapkan dapat mengurangi emisi sebesar 28 ton karbon dioksida (CO2).
Selain itu, untuk program Daur Ulang Baju Bekas, pakaian yang terkumpul akan diolah menjadi insulation felt.
Insulation felt ini dapat digunakan untuk peredam panas, getaran, dan suara pada aset PLN. PLN menargetkan dapat mengumpulkan 3 ton baju dalam setahun.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Legal dan Manajemen Human Capital (DIRLHC) PLN Yusuf Didi Setiarto menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong seluruh unit usaha dan insan PLN agar terlibat aktif dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui pengelolaan sampah berkelanjutan.
Baca juga: Pemkot Yogya Disebut Hanya Pindahkan Sampah Antar Depo, Ini Kata DLH
Ia menyebut bahwa program tersebut sejalan dengan misi besar PLN untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
"Kepedulian pada lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab perusahaan, tetapi juga seluruh insan PLN," tutur Yusuf.
Melalui kerja sama tersebut, ia berharap visi menciptakan lingkungan yang hijau dapat tercapai. Pada saat bersamaan dapat mewujudkan upaya dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) Rosa Vivien Ratnawati memuji langkah PLN yang menggunakan momen peringatan HLH Sedunia 2024 untuk semakin menggalakkan pelestarian lingkungan.
Langkah tersebut termasuk menghadirkan mesin RVM dan drop box pakaian bekas sebagai alternatif solusi dalam mengelola sampah menjadi produk bernilai guna.
"Inovasi-inovasi PLN sangat pro pada lingkungan. Kami dari Kementerian LHK sangat berterima kasih, karena ini memberikan kontribusi luar biasa bagi lingkungan hidup kita," kata Vivien.
Baca juga: Cegah Kerusakan Lingkungan, Jalur Liar Motor Trail di Lereng Merapi Ditutup Portal
Ia juga menjelaskan bahwa tema HLH Sedunia kali ini adalah penyelesaian krisis iklim dengan inovasi dan prinsip keadilan, yang menurutnya telah diterapkan oleh PLN dalam kegiatan-kegiatannya.
Lebih lanjut, Vivien berharap bahwa pemanfaatan teknolog,i seperti mesin RVM dari PLN akan memberikan kontribusi besar dalam mengurangi sampah di Indonesia, di mana saat ini sekitar 33 persen dari sampah masih terbuang ke lingkungan.
Ia juga menekankan bahwa upaya mitigasi lingkungan perlu melibatkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
"Saya berharap kepada PLN, unit-unit PLN di seluruh Indonesia, serta perusahaan-perusahaan yang terkait dengan PLN untuk terus menggerakkan masyarakat, membantu bank sampah, pusat daur ulang, serta off-taker dalam pengelolaan sampah," tutur Vivien.