Pasca Akuisisi, Inalum Beberkan Keuntungan dari PT Freeport Indonesia

Kompas.com - 24/02/2019, 20:00 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada Desember 2018 lalu, PT Inalum (Persero) resmi membeli sebagian saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Dengan begitu, kepemilikan saham Indonesia atas PTFI meningkat dari 9 persen menjadi 51 persen.

Kemudian, pada awal 2019 ini akusisi saham PTFI kembali ramai menjadi perbincangan publik. Terutama mengenai keuntungan finansial pasca akuisisi sampai berapa sisa kandungan emas yang terdapat di tambang Grasberg.

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lengkap fakta mengenai akuisisi tersebut, berikut Kompas.com berikan ulasannya.

Baca jugaMemprediksi Keuntungan Inalum Usai Mencaplok Freeport

1. Keuntungan finansial

Pada akuisisi tahun lalu, Inalum mengeluarkan total 3,85 miliar dolar AS atau setara Rp 54 triliun. Mengutip dokumen Inalum, laba bersih PTFI tiap tahunnya diprediksi akan mencapai di atas 2 miliar dolar AS per tahun dari 2023 hingga 2041.

"Jika Inalum memiliki 51 persen, maka perusahaan akan diproyeksikan mendulang 18 miliar dolar AS (Rp 261 triliun) sebagai laba bersih PTFI dalam kurun waktu tersebut," tulis Inalum lewat rilis tertulis yang Kompas.com terima, Minggu (24/2/2019).

2. Keuntungan manajemen

Inalum dalam rilis yang sama menyebutkan bahwa setelah PTFI beroperasi selama 51 tahun, justru sekarang pihak Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan dalam penentuan dividen, anggaran dasar, direksi, serta komisaris.

3. Posisi PTFI di bawah pemerintah

Rampungnya akusisi PTFI juga berdampak pada berubahnya operasional PTFI dari Kontrak Karya (KK) menjadi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

"Sewaktu beroperasi melalui KK, kedudukan PTFI setara dengan Pemerintah Indonesia dan bahkan KK berlaku layaknya sebuah undang-undang. Dengan beralihnya KK menjadi IUPK, maka status PTFI saat ini berada di bawah pemerintah," jelas pihak Inalum.

Baca juga: Inalum Kucurkan Dana Beli Freeport Tanpa Agunan

4. Cadangan emas terbesar di dunia

Tambang emas Grasberg yang berada di Kabupaten Mimika, Papua, menjadi tambang emas terbesar di dunia.

Tambang yang dikelola oleh PTFI ini memiliki berbagai kekayaan, seperti emas, tembaga, dan perak. Inalum memperkirakan, total nilai yang terkandung dalam tambang ini sekitar 150 miliar dolar AS atau Rp 2,190 triliun.

"Emas dan tembaga di tambang bawah tanah Grasberg diperkirakan tidak akan habis hingga 2060," klaim Inalum kepada Kompas.com.

5. Masyarakat Papua diuntungkan

Dari 100 persen saham PTFI, total 10 persen akan dimiliki pemerintah lokal Papua. Dengan demikian masyarakat Papua bisa merasakan manfaat langsung dari sumber daya alamnya.

Namun, hingga kini saham tersebut masih dipegang Inalum dan belum dapat diberikan ke Pemda Papua.

Hal itu karena saat ini masih berlangsung proses negosiasi antara Pemda Provinsi Papua dengan Pemda Kabupaten Mimik terkait pembentukan BUMD untuk menampung saham tersebut.

6. Penyerapan tenaga kerja lokal

Untuk saat ini, tenaga kerja di PTFI mayoritas adalah orang Indonesia. Tercatat hingga Maret 2018, jumlah karyawan di PTFI yang secara langsung direkrut oleh PTFI adalah 7.028.

Dari total itu, 2.888 karyawan di antaranya adalah orang Papua. Selain itu, PTFI juga masih memiliki kapasitas untuk menyediakan 30.000 lapangan pekerjaan lagi ke depannya.

7. Pengembangan masyarakat setempat

Kehadiran PTFI menyumbang terhadap pengembangan masyarakat setempat. Sedikitnya PTFI menyumbangkan total 44 juta dolar AS pada 2017 dan 33 juta dolar AS pada 2016.

Baca jugaInalum: Divestasi Freeport Tidak Sama dengan Membeli Tanah Sendiri

8. Sumber perekonomian daerah Papua

Sekitar 90 persen kegiatan ekonomi 300.000 penduduk Kabupaten Mimika bergantung pada operasional PTFI.

Oleh karena itu, di masa depan pengembangan ekonomi lokal akan menjadi salah satu prioritas agar masyarakat menjadi mandiri. 

9. Alih teknologi dan pengetahuan

Tambang bawah tanah Grasberg yang dioperasikan oleh PTFI adalah tambang yang paling rumit di dunia.

Tambang tersebut menjadi tempat belajar terbaik untuk para ahli tambang di Indonesia sehingga pengetahuan mereka dapat diterapkan di tambang bawah tanah lain di Indonesia dan di negara lain.

Terkini Lainnya
PTBA dan UGM Hadirkan Produk Kalium Humat dari Hilirisasi Batu Bara untuk Suburkan Tanah

PTBA dan UGM Hadirkan Produk Kalium Humat dari Hilirisasi Batu Bara untuk Suburkan Tanah

Kilas Pertambangan
HUT Ke-80 RI, Freeport Wujudkan Pertambangan Tembaga Terintegrasi Terbesar di Dunia

HUT Ke-80 RI, Freeport Wujudkan Pertambangan Tembaga Terintegrasi Terbesar di Dunia

Kilas Pertambangan
Smelter Manyar Jadi Titik Awal Integrasi Industri dan Lingkungan Hidup

Smelter Manyar Jadi Titik Awal Integrasi Industri dan Lingkungan Hidup

Kilas Pertambangan
Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

Kilas Pertambangan
Perkuat Transisi Energi, PTBA Operasikan PLTS Timah Industri di Kawasan Industri Cilegon

Perkuat Transisi Energi, PTBA Operasikan PLTS Timah Industri di Kawasan Industri Cilegon

Kilas Pertambangan
PTBA Perkuat Ekonomi Lokal melalui 5 Program Padat Karya Unggulan

PTBA Perkuat Ekonomi Lokal melalui 5 Program Padat Karya Unggulan

Kilas Pertambangan
Lewat Program PMT, PTBA Bantu Anak di Muara Enim Pulih dari TBC dan Gizi Buruk

Lewat Program PMT, PTBA Bantu Anak di Muara Enim Pulih dari TBC dan Gizi Buruk

Kilas Pertambangan
Freeport Kampanyekan Connecting U, Edukasi soal Pentingnya Tembaga bagi Kehidupan 

Freeport Kampanyekan Connecting U, Edukasi soal Pentingnya Tembaga bagi Kehidupan 

Kilas Pertambangan
Berkat Inovasi Sosial dan Lingkungan, Bukit Asam Raih 2 Proper Emas 2024

Berkat Inovasi Sosial dan Lingkungan, Bukit Asam Raih 2 Proper Emas 2024

Kilas Pertambangan
FEB UI Sebut Hilirisasi Tambang Membangun Masa Depan Ekonomi Inklusif di Indonesia

FEB UI Sebut Hilirisasi Tambang Membangun Masa Depan Ekonomi Inklusif di Indonesia

Kilas Pertambangan
Dukung Hilirisasi Energi, Bukit Asam Kembangkan Artificial Graphite untuk Bahan Baku Baterai

Dukung Hilirisasi Energi, Bukit Asam Kembangkan Artificial Graphite untuk Bahan Baku Baterai

Kilas Pertambangan
Bulan K3 Nasional, Bukit Asam Tegaskan Komitmen pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Bulan K3 Nasional, Bukit Asam Tegaskan Komitmen pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kilas Pertambangan
Riset FEB UB: Kemitraan Jadi Fondasi Keberhasilan Hilirisasi Mineral di Indonesia

Riset FEB UB: Kemitraan Jadi Fondasi Keberhasilan Hilirisasi Mineral di Indonesia

Kilas Pertambangan
Riset FEB Brawijaya Soroti Kolaborasi Hexahelix di Gresik Untungkan Hilirisasi 

Riset FEB Brawijaya Soroti Kolaborasi Hexahelix di Gresik Untungkan Hilirisasi 

Kilas Pertambangan
Riset Binus: AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral Indonesia untuk Keberlanjutan dan Daya Saing Global

Riset Binus: AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral Indonesia untuk Keberlanjutan dan Daya Saing Global

Kilas Pertambangan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com