Inalum Kucurkan Dana Beli Freeport Tanpa Agunan

Kompas.com - 17/01/2019, 18:30 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin (kiri) jadi pembicara  dalam diskusi Kembalinya Freeport ke Indonesia, Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Asing di Gedung Kahmi Center, Jakarta, Rabu (9/1/2019).KOMPAS.com/MURTI ALI LINGGA Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin (kiri) jadi pembicara dalam diskusi Kembalinya Freeport ke Indonesia, Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Asing di Gedung Kahmi Center, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

KOMPAS.com - Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) berhasil meningkatkan kepemilikan perusahaan di PT Freeport Indonesia (PTFI) dari 9.36 persen menjadi 51,2 persen pada Desember 2018.

Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima dari Inalum, Kamis (17/1/2018), dijelaskan bahwa di dokumen tidak ada aset atau saham Inalum dan anak usaha, termasuk PTFI, yang digadaikan ketika perusahaan menerbitkan obligasi global senilai 4 miliar dollar AS.

Sebanyak 3.85 miliar dollar AS atau Rp 55 triliun digunakan untuk pembayaran saham PTFI dan sisa 150 juta dollar AS untuk refinancing.

"Saya rasa Freeport pun dulu tidak percaya bahwa kami bakal dapat pendanaannya. Sekarang seluruh dunia percaya, terus kenapa orang kita enggak percaya. Dan jangan takut bahwa ini enggak bisa bayar. Seluruh dunia percaya kita bisa bayar, kenapa kita minder," kata Direktur Keuangan PT. Inalum Orias Petrus Moedak yang juga menjabat sebagai wakil direktur utama PTFI dalam sebuah diskusi Desember 2018 lalu.

Melalui dokumen yang diterbitkan Inalum tersebut tertera juga penjelasan jika BNP Paribas dari Perancis, Citigroup dari Amerika Serikat, dan MUFG dari Jepang menjadi koordinator underwriter dalam penerbitan obligasi global Inalum pada November 2018.

CIMB dan Maybank dari Malaysia, SMBC Nikko dari Jepang dan Standard Chartered Bank dari Inggris pun turut serta sebagai mitra underwriter.

Sebelumnya, obligasi Inalum terdiri dari dari empat seri dengan dengan masa tersingkat 3 tahun dan paling lama 30 tahun dengan tingkat kupon rata-rata sebesar 5.991persen.

Pada penerbitan Global Bond ini, Inalum mendapatkan rating Baa2 dari Moody’s dan BBB- dari Fitch. Bond tersebut sudah terdaftar di Singapore Exchange Securities.

Penerbitan obligasi ini lebih kompetitif dan stabil dibanding dengan pinjaman dari sindikasi perbankan asing.

Jika lewat perbankan, maka akan ada resiko suku bunga yang dapat melonjak di saat ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, untuk jangka panjang biasanya bank juga meminta jaminan.

Berdasarkan dokumen Inalum, perusahaan tidak mengambil pembiayaan dari dalam negeri karena tidak ingin ada uang yang keluar dari Indonesia dan mengakibatkan terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah.

Sebagai informasi, Inalum mengeluarkan Rp 55 triliun untuk membeli tambang PTFI dengan kekayaan senilai Rp 2,400 triliun hingga tahun 2041. Setelah tahun 2022, laba bersih PTFI diproyeksikan sebesar Rp 29 triliun per tahun berdasarkan asumsi yang konservatif.

Terkini Lainnya
Freeport Indonesia-USAID Kolaborasi untuk Percepatan Penurunan Stunting di Papua
Freeport Indonesia-USAID Kolaborasi untuk Percepatan Penurunan Stunting di Papua
Kilas Pertambangan
Terapkan Praktik CGC, Antam Raih Penghargaan di Indonesia Excellence Good Corporate Governance Awards 2024
Terapkan Praktik CGC, Antam Raih Penghargaan di Indonesia Excellence Good Corporate Governance Awards 2024
Kilas Pertambangan
Papua Football Academy Awali Sejarah di Kompetisi Nasional dan Internasional
Papua Football Academy Awali Sejarah di Kompetisi Nasional dan Internasional
Kilas Pertambangan
SATP Road to Mainstage Broadway Jakarta Ajak Anak-anak Papua Bersinar Bersama
SATP Road to Mainstage Broadway Jakarta Ajak Anak-anak Papua Bersinar Bersama
Kilas Pertambangan
Hadiri Talk Show di UPN Yogyakarta, Presdir Freeport Indonesia Bagikan Tips Sukses Jadi CEO
Hadiri Talk Show di UPN Yogyakarta, Presdir Freeport Indonesia Bagikan Tips Sukses Jadi CEO
Kilas Pertambangan
Menilik Serunya Kegiatan Belajar Siswa-siswi Sekolah Taruna di Papua
Menilik Serunya Kegiatan Belajar Siswa-siswi Sekolah Taruna di Papua
Kilas Pertambangan
Wakili Papua, Empat Siswa PFA Binaan Freeport Ikut Seleksi Timnas U-16
Wakili Papua, Empat Siswa PFA Binaan Freeport Ikut Seleksi Timnas U-16
Kilas Pertambangan
Kinerja Antam Selama 2023, Produksi 13,45 Juta WMT Bijih Nikel hingga Raih 2 Proper Emas
Kinerja Antam Selama 2023, Produksi 13,45 Juta WMT Bijih Nikel hingga Raih 2 Proper Emas
Kilas Pertambangan
Konsisten Terapkan Keberlanjutan, Antam Tetap Jadi Bagian Indeks ESG
Konsisten Terapkan Keberlanjutan, Antam Tetap Jadi Bagian Indeks ESG
Kilas Pertambangan
Peduli Lingkungan, PT Bukit Asam Perluas Bisnis Energi Baru Terbarukan
Peduli Lingkungan, PT Bukit Asam Perluas Bisnis Energi Baru Terbarukan
Kilas Pertambangan
Antam: Waktu yang Tepat untuk Investasi Emas adalah Sekarang
Antam: Waktu yang Tepat untuk Investasi Emas adalah Sekarang
Kilas Pertambangan
Antam Perkuat K3 untuk Capai Target Zero Fatality pada 2024
Antam Perkuat K3 untuk Capai Target Zero Fatality pada 2024
Kilas Pertambangan
Peringati BK3N 2024 di Smelter Freeport Gresik, Menaker Ida Tekankan Pentingnya K3 di Tempat Kerja
Peringati BK3N 2024 di Smelter Freeport Gresik, Menaker Ida Tekankan Pentingnya K3 di Tempat Kerja
Kilas Pertambangan
Per 31 Desember 2023, Total Biaya Eksplorasi Emas, Nikel dan Bauksit Antam Capai Rp 278,03 Miliar
Per 31 Desember 2023, Total Biaya Eksplorasi Emas, Nikel dan Bauksit Antam Capai Rp 278,03 Miliar
Kilas Pertambangan
Lestarikan Keanekaragaman Hayati, Antam Gencarkan Konservasi Darat dan Laut
Lestarikan Keanekaragaman Hayati, Antam Gencarkan Konservasi Darat dan Laut
Kilas Pertambangan
Bagikan artikel ini melalui
Oke