Riset FEB UB: Kemitraan Jadi Fondasi Keberhasilan Hilirisasi Mineral di Indonesia

Kompas.com - 06/01/2025, 18:15 WIB
Dwinh,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian terbaru dari tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang menekankan pentingnya kemitraan strategis sebagai fondasi untuk memastikan hilirisasi mineral di Indonesia memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Dalam laporan berjudul “Laporan Akhir Membangun Kemitraan Antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan untuk Optimalisasi Manfaat Hilirisasi” peneliti utama Hendi Subandi mengungkapkan bahwa keberhasilan model kemitraan di sejumlah daerah menjadi contoh nyata dampak positif hilirisasi.

Ia mencontohkan seperti di Gresik, PT Freeport Indonesia (PTFI) berhasil melibatkan masyarakat setempat melalui forum komunikasi "Rembuk Akur," yang memfasilitasi perekrutan tenaga kerja lokal.

Baca juga: Pertamina Energy Terminal Terapkan Aturan TKDN dan Serap Tenaga Kerja Lokal

Forum tersebut tidak hanya menciptakan peluang kerja bagi penduduk dari sembilan desa Ring 1, tetapi juga mendukung pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal yang terlibat dalam penyediaan barang dan jasa untuk industri.

UMKM lokal, seperti penyedia seragam batik khas Gresik,juga mendapatkan peluang untuk memenuhi kebutuhan logistik perusahaan.

Di Mempawah, PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) membuka peluang usaha baru bagi masyarakat melalui kemitraan strategis.

Baca juga: Tingkatkan Akses Kesehatan, Bank Mandiri Jalin Kemitraan Strategis dengan Bali International Hospital 

Inisiatif tersebut melibatkan pengembangan UMKM di sektor pendukung, seperti warung makan, penyewaan kos-kosan, dan toko kebutuhan sehari-hari. Hal ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi komunitas lokal.

“Hilirisasi memberikan dampak positif yang luas. Dengan kemitraan yang melibatkan berbagai pihak, manfaatnya dapat dirasakan secara inklusif oleh masyarakat lokal,” ujar Hendi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (6/1/2025).

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kebutuhan kemitraan berubah sesuai dengan tahap perkembangan industri.

Pada fase awal, fokus utama adalah pembangunan infrastruktur sosial, seperti sekolah dan fasilitas kesehatan untuk mendukung masyarakat sekitar.

Baca juga: DPR Desak PBB Paksa Israel Tak Serang RS Indonesia dan Fasilitas Kesehatan di Gaza

Seiring berkembangnya industri, perhatian beralih pada pemberdayaan UMKM lokal dalam rantai pasok serta pengembangan keterampilan masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan industri hilirisasi.

Pada tahap industri yang lebih matang, kolaborasi berfokus pada pemberian bantuan permodalan kepada UMKM, pengembangan desa binaan, dan integrasi UMKM ke dalam rantai pasok utama perusahaan. Hal ini memastikan bahwa masyarakat lokal tetap memperoleh manfaat langsung dari keberadaan industri hilirisasi.

Namun demikian, Hendi mengungkapkan adanya tantangan dalam implementasi model kemitraan ini. Salah satunya adalah kurangnya regulasi turunan terkait kemitraan di tingkat daerah.

Baca juga: Mendikti Revisi 4 Regulasi Terkait Pendidikan Tinggi, Ini Daftarnya

Selain itu, keterlibatan akademisi dan organisasi non-pemerintah (NGO) untuk mendampingi masyarakat lokal masih tergolong minim. Media juga diharapkan dapat memperkuat narasi positif mengenai manfaat hilirisasi untuk mendukung edukasi masyarakat.

Hendi bersama tim peneliti merekomendasikan beberapa langkah untuk memperkuat model kemitraan, di antaranya menguatkan regulasi daerah yang mendukung pola kemitraan, kolaborasi dengan akademisi untuk menyusun kurikulum pelatihan keterampilan, serta meningkatkan koordinasi dengan NGO.

Media juga diharapkan berperan sebagai jembatan edukasi bagi masyarakat agar dapat lebih memahami manfaat hilirisasi bagi perekonomian lokal dan nasional.

Baca juga: Program MBG Dimulai, Wamendagri Optimistis Bisa Tingkatkan Perekonomian Daerah

“Dengan melibatkan berbagai pihak dalam model kemitraan hexahelix, hilirisasi dapat menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan, serta memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat lokal,” tutur Hendi.

Penelitian tersebut menjadi panduan yang penting bagi pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam memperkuat kemitraan di sektor hilirisasi, untuk menciptakan ekonomi yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

Terkini Lainnya
PTBA dan UGM Hadirkan Produk Kalium Humat dari Hilirisasi Batu Bara untuk Suburkan Tanah

PTBA dan UGM Hadirkan Produk Kalium Humat dari Hilirisasi Batu Bara untuk Suburkan Tanah

Kilas Pertambangan
HUT Ke-80 RI, Freeport Wujudkan Pertambangan Tembaga Terintegrasi Terbesar di Dunia

HUT Ke-80 RI, Freeport Wujudkan Pertambangan Tembaga Terintegrasi Terbesar di Dunia

Kilas Pertambangan
Smelter Manyar Jadi Titik Awal Integrasi Industri dan Lingkungan Hidup

Smelter Manyar Jadi Titik Awal Integrasi Industri dan Lingkungan Hidup

Kilas Pertambangan
Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

Kilas Pertambangan
Perkuat Transisi Energi, PTBA Operasikan PLTS Timah Industri di Kawasan Industri Cilegon

Perkuat Transisi Energi, PTBA Operasikan PLTS Timah Industri di Kawasan Industri Cilegon

Kilas Pertambangan
PTBA Perkuat Ekonomi Lokal melalui 5 Program Padat Karya Unggulan

PTBA Perkuat Ekonomi Lokal melalui 5 Program Padat Karya Unggulan

Kilas Pertambangan
Lewat Program PMT, PTBA Bantu Anak di Muara Enim Pulih dari TBC dan Gizi Buruk

Lewat Program PMT, PTBA Bantu Anak di Muara Enim Pulih dari TBC dan Gizi Buruk

Kilas Pertambangan
Freeport Kampanyekan Connecting U, Edukasi soal Pentingnya Tembaga bagi KehidupanĀ 

Freeport Kampanyekan Connecting U, Edukasi soal Pentingnya Tembaga bagi KehidupanĀ 

Kilas Pertambangan
Berkat Inovasi Sosial dan Lingkungan, Bukit Asam Raih 2 Proper Emas 2024

Berkat Inovasi Sosial dan Lingkungan, Bukit Asam Raih 2 Proper Emas 2024

Kilas Pertambangan
FEB UI Sebut Hilirisasi Tambang Membangun Masa Depan Ekonomi Inklusif di Indonesia

FEB UI Sebut Hilirisasi Tambang Membangun Masa Depan Ekonomi Inklusif di Indonesia

Kilas Pertambangan
Dukung Hilirisasi Energi, Bukit Asam Kembangkan Artificial Graphite untuk Bahan Baku Baterai

Dukung Hilirisasi Energi, Bukit Asam Kembangkan Artificial Graphite untuk Bahan Baku Baterai

Kilas Pertambangan
Bulan K3 Nasional, Bukit Asam Tegaskan Komitmen pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Bulan K3 Nasional, Bukit Asam Tegaskan Komitmen pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kilas Pertambangan
Riset FEB UB: Kemitraan Jadi Fondasi Keberhasilan Hilirisasi Mineral di Indonesia

Riset FEB UB: Kemitraan Jadi Fondasi Keberhasilan Hilirisasi Mineral di Indonesia

Kilas Pertambangan
Riset FEB Brawijaya Soroti Kolaborasi Hexahelix di Gresik Untungkan HilirisasiĀ 

Riset FEB Brawijaya Soroti Kolaborasi Hexahelix di Gresik Untungkan HilirisasiĀ 

Kilas Pertambangan
Riset Binus: AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral Indonesia untuk Keberlanjutan dan Daya Saing Global

Riset Binus: AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral Indonesia untuk Keberlanjutan dan Daya Saing Global

Kilas Pertambangan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com