KOMPAS.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencapai level Proaktif dalam tingkat kematangan budaya keselamatan dengan skor total 2,91 dari skala 4,00.
Direktur Utama (Dirut) KAI Didiek Hartantyo menyampaikan bahwa peningkatan budaya keselamatan tersebut merupakan hasil dari sinergi seluruh elemen organisasi.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan standar keselamatan demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/12/2024).
Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI Dadan Rudiansyah memaparkan sejumlah pencapaian KAI yang mendukung budaya keselamatan dari empat aspek. Pertama, interaksi keselamatan dengan skor sebesar 2.96.
“Formalisasi keselamatan dengan skor 2.95, pengendalian risiko keselamatan dengan skor 2.93, dan pemahaman tempat kerja dengan skor 2.93,” sebutnya.
Baca juga: KAI Siapkan 40.782 Perjalanan Kereta Selama Nataru 2024/2025
KAI, lanjut dia, turut berhasil mengubah persepsi terhadap tim Health, Safety, and Environment (HSE) dari pengawas menjadi mitra strategis dalam keselamatan.
“Kami telah membentuk safety committee di setiap unit kerja untuk memastikan pengawasan keselamatan lebih terstruktur. Selain itu, implementasi Contractor Safety Management System (CSMS) memungkinkan kami mengelola keselamatan kerja dengan mitra pihak ketiga secara lebih efektif,” paparnya.
Melalui penerapan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR) dan pelaporan Safety Railways Information (SRI), KAI dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan lebih baik.
“Program yang melibatkan frontliner dalam identifikasi bahaya dan pelatihan keselamatan rutin di berbagai unit menjadi langkah penting lainnya,” lanjut Dadan.
Baca juga: KAI Bakal Cantumkan Informasi Karbon Kredit di e-Boarding Pass Penumpang Untuk Periode Nataru
Dadan mengungkapkan bahwa manajemen KAI setingkat Board of Director minus dua turut dilibatkan dengan program Management Safety Walkthrough (MSWT) untuk turun langsung ke lapangan, sehingga dapat memantau kondisi secara langsung.
“Dengan fokus pada unsafe condition dan unsafe action, data lapangan yang dikumpulkan menjadi dasar untuk langkah perbaikan berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, Dadan mengatakan bahwa KAI akan terus bertransformasi pada aspek budaya keselamatan lebih lanjut di seluruh tingkat organisasi hingga mencapai Level Tangguh.
“Dengan langkah strategis yang KAI lakukan, kami yakin dapat meningkatkan budaya keselamatan demi memberikan pelayanan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi pelanggan,” ujarnya.