KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Darmawan Prasodjo mendorong konsistensi strategi lintas sektor untuk mewujudkan kemandirian ekonomi nasional.
“Kita tidak akan bekerja sendirian, tetapi bersama-sama, penuh kekompakan,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (4/12/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Darmawan dalam ajang 16th Kompas100 CEO Forum powered by PLN yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Rabu (26/11/2025).
Forum tahunan itu menjadi ruang strategis untuk membahas arah dan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tekanan global.
Baca juga: Ini Peran Penting Penemuan Cadangan Gas Bumi bagi Ketahanan Ekonomi RI
Mengusung tema “Menavigasi Arah & Menelisik Strategi Ketahanan Indonesia di Tengah Gejolak Global”, 16th Kompas100 CEO Forum powered by PLN mempertemukan para pemangku kepentingan Tanah Air.
Forum tersebut dihadiri CEO emiten dari indeks Kompas100, CEO nonemiten, serta jajaran menteri Kabinet Merah Putih untuk menakar dan merumuskan langkah kolektif menghadapi perlambatan ekonomi dunia.
Secara garis besar, forum ini menegaskan bahwa tantangan global hanya dapat dihadapi melalui kolaborasi yang kuat antarpemangku kepentingan.
Para CEO menyoroti urgensi konsistensi kebijakan, kepastian regulasi, serta penguatan ekosistem industri agar investasi dan inovasi dapat berjalan lebih agresif.
Baca juga: Investasi Baru di Pesisir Purworejo, Kembangkan Kebun Kelapa dan Kawasan Wisata
CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama mengatakan, gejolak geopolitik saat ini justru menjadi momentum untuk memperkuat fondasi pembangunan jangka panjang.
“Kita harus bergandengan tangan. Kolaborasi seluruh pemangku kepentingan sangat penting,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus CEO Danantara Indonesia Rosan P Roeslani menyoroti target pemerintah dalam program Asta Cita untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Oleh karena itu, Rosan menekankan pentingnya percepatan penyederhanaan regulasi untuk menarik investasi yang berkualitas.
“Perekonomian kita disusun, bukan tersusun. Artinya, kita tetap menghormati pasar,” ungkapnya.
Baca juga: Kenapa Daya Beli Masyarakat Penting untuk Perekonomian Indonesia?
Isu ketahanan ekonomi menjadi perhatian utama dalam sesi Bincang Menteri yang merupakan bagian dari rangkaian acara puncak 16th Kompas100 CEO Forum powered by PLN.
Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menilai, koperasi merupakan pilar yang harus kembali diperkuat.
“Jika tata kelola sehat dan ekosistemnya kuat, Koperasi Merah Putih bisa menjadi pilar ketahanan ekonomi nasional,” ucapnya.
Dari sektor industri, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pentingnya peningkatan nilai tambah industri melalui adopsi teknologi dan sinergi kebijakan lintas kementerian.
Baca juga: Kata Daihatsu Soal Adopsi Teknologi Hybrid ke Model Lain di Indonesia
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong percepatan pertumbuhan untuk menjaga daya tahan nasional.
Zulkifli mengutip pesan Bung Hatta tentang pentingnya menghidupkan “lilin-lilin kecil” di desa sebagai simbol penguatan ekonomi kerakyatan.
Adapun Airlangga optimistis, Indonesia dapat mempercepat transformasi dan tetap berada di jalur yang tepat menuju Indonesia Maju jika diiringi sinergi yang kuat.
Hasil diskusi 16th Kompas100 CEO Forum powered by PLN menyimpulkan, pemerintah dan dunia usaha sepakat bahwa transformasi ekonomi, mulai dari hilirisasi, penguatan pangan, hingga pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), harus dijalankan secara simultan dan terukur untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Baca juga: Dorong Kemandirian Ekonomi, Puan Minta Kadin Tingkatkan Peran Strategis Dunia Usaha