KOMPAS.com - Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, sebanyak 49,42 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia adalah perempuan. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen berada pada usia kerja.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengatakan, pemberdayaan potensi perempuan secara maksimal akan membawa dampak positif yang besar bagi bangsa Indonesia.
Hal tersebut ia sampaikan pada CEO Insight Women's Leader ”Menuju Kesetaraan Gender yang Inklusif dan Berkelanjutan: Membangun Kebijakan Berbasis ESG untuk Pemberdayaan Perempuan” di Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Oleh karena itu, Arifatul menilai perempuan harus berada dalam ruang pengambilan keputusan, memiliki akses untuk terlibat, ikut dalam perencanaan sampai pelaksanaan kebijakan, program, dan anggaran, serta melakukan kontrol terhadap implementasinya.
Baca juga: Dukung Transisi Energi Indonesia, PLN Perkuat Kolaborasi Global di Electricity Connect 2024
”Pimpinan perusahaan perlu memperhatikan hal-hal yang menghalangi promosi perempuan di perusahaan, khususnya akses perempuan untuk masuk dalam posisi tingkat senior di perusahaan,” kata Arifatul dikutip dalam pemberitaan Kompas.id, Selasa.
Agar perempuan bisa sampai pada posisi pemimpin, kata Arifatul, perusahaan harus memiliki kebijakan perekrutan dan promosi yang memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan untuk duduk dalam posisi tingkat senior di organisasi.
Tak hanya itu, Arifatul berharap perusahaan agar memberi kesempatan perempuan untuk meniti kariernya serta mendampingi perempuan agar sukses dalam karier dan keluarga.
Menurutnya, memberikan kesempatan bagi perempuan untuk naik ke posisi kepemimpinan merupakan langkah strategis dan humanis untuk memajukan organisasi.
Arifatul menegaskan, partisipasi yang setara dan penuh dari seluruh masyarakat, termasuk perempuan, menjadi kunci kesejahteraan suatu bangsa.
”Kesetaraan bagi perempuan harus bisa diterima dan dirasakan secara merata oleh seluruh perempuan Indonesia,” ujar Arifatul.
Arifatul melanjutkan, advokasi kebijakan yang mendorong reposisi perempuan dalam kepemimpinan di semua bidang sejak awal reformasi harus terus berlanjut. Sebab, kehadiran perempuan pemimpin termasuk di sektor swasta, sangat penting untuk mendorong proses demokrasi dengan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan gender.
Baca juga: PLN Fokus Tarik Investasi Hijau untuk Dukung Transisi Energi Berkelanjutan
Oleh karena itu, Kementerian PPPA terus mendorong berbagai kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dan penguatan peran perempuan pada tingkat kepemimpinan, termasuk di sektor swasta.
”Kita harus melanjutkan perjuangan ini. Melalui forum ini, kami berharap ke depan kita bisa bekerja sama untuk lebih memastikan peluang dan tantangan kebijakan kesetaraan gender lebih berdampak dalam sektor swasta,” ujar Arifatul.
Arifatul menjabarkan, program prioritas yang akan dilaksanakan Kementerian PPPA selama lima tahun mendatang di antaranya adalah menciptakan Ruang Bersama Merah Putih (RBMP), perluasan fungsi Call Centre SAPA 129, dan mewujudkan Satu Data Gender dan Anak.
Ruang Bersama Merah Putih yang menjadi program unggulan Kementerian PPPA akan menjadi ruang praktik demokrasi dengan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan gender.
Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Sosial dan Budaya Kementerian PPPA Eko Novi Ariyanti menegaskan, komitmen kesetaraan gender pemerintah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024.
Ia menilai, keberagaman kepemimpinan di dalam perusahaan perlu dipertimbangkan ketika membahas kesetaraan gender di dunia usaha.
Baca juga: Hadirkan Pameran Futuristik ICON NEXT, PLN Dorong Gaya Hidup Berbasis Listrik Berkelanjutan
“Sebab, kalau kita mengintegrasikan perspektif gender masuk di dunia usaha, itu akan menghasilkan kebijakan yang menjadi responsif gender,” ujar Eko.
Presiden Direktur PT PLN Chairani Racmatullah mengungkapkan, PLN telah melakukan sejumlah langkah dalam mendorong kesetaraan gender, termasuk kebijakan-kebijakan yang memastikan kesempatan yang sama bagi semua karyawan dan mengubah budaya kerja agar lebih inklusif.
Menurutnya, peningkatan kapasitas perempuan dan menciptakan sistem dukungan penting untuk dilakukan. Ia mencontohkan, program Srikandi PLN yang bertujuan untuk mendorong perempuan menjadi pemimpin.
”Jadi, saya dari anak perusahaan PLN Engineering. Itu merupakan dunia laki-laki, tetapi saya dengan melalui proses yang fair bisa terpilih menjadi direktur utama,” ujar Chairani.
Sementara itu, Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati mengungkapkan tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender di Freeport yang memiliki lingkungan kerja menantang secara fisik.
Katri menjelaskan, pihaknya telah melakukan pendekatan inklusif dan keberagaman serta memanfaatkan teknologi untuk memberikan kesempatan perempuan di berbagai posisi.
“Lokasi tambang PT Freeport di Mimika, Papua, penuh dengan berbagai tantangan alam. Hal ini membuat upaya merekrut perempuan pekerja tidak mudah. Perempuan untuk sampai pada tahapan pemimpin juga tidak mudah,” ujarnya.
Saat ini, dari 170 operator underground, ada 60 perempuan dan ini sebagian besar anak-anak dari Papua. Jadi, ada berbagai pendekatan inklusivitas dan diversitas di Freeport Indonesia.
“Bukan hanya untuk perempuan, melainkan bagaimana kita bisa juga melibatkan masyarakat dari Papua,” tutur Katri.
Pada kesempatan tersebut, Partner Skystar Capital Geraldine Oetama menambahkan peran SkyStar Capital dalam mendorong perempuan di dunia perusahaan rintisan, termasuk program inkubasi dan pendampingan. Ia menekankan pentingnya inklusivitas sebagai bagian integral dari manajemen perusahaan.
Salah satu contohnya adalah kesuksesan portofolio perusahaan yang menerapkan budaya inklusif dan menghasilkan kinerja yang baik. Soal keterlibatan perempuan, saat ini, 50 persen anggota tim di SkyStar Capital adalah perempuan.
”Jadi, menurut kami, peran perempuan itu sangat penting untuk pengembangan ekosistem start up. Karena belum banyak perempuan terkenal di bidang teknologi informasi, start up, atau engineering,” ujar Geraldine.
Para pembicara sepakat bahwa komitmen kesetaraan gender di Indonesia harus terus ditingkatkan. Kolaborasi berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil, sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan setara bagi perempuan.
Tak kalah penting yaitu membentuk sistem dukungan yang kuat dan meningkatkan kapasitas perempuan juga menjadi kunci keberhasilan.
Untuk diketahui, CEO Insight Women Leader Discussion rangkaian 15th Kompas100 CEO Forum Powered by PLN 2024 diselenggarakan oleh Harian Kompas dan PLN didukung Skystar Capital dan Bank Mandiri.