Dukung Transisi Energi Berkelanjutan di Indonesia, PLN Fokus pada Pendanaan Hijau

Kompas.com - 13/11/2024, 20:14 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly menyampaikan bahwa PLN terus menggalang dana investasi hijau dari lembaga publik, bilateral, multilateral hingga swasta untuk mendukung transisi energi serta visi swasembada energi dalam Talkshow Fostering and Enabling Innovative Climate Finance Mechanism di Indonesian Pavilion COP 29, Baku, Azerbaijan, Selasa, (12/11/2024).DOK. Humas PLN Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly menyampaikan bahwa PLN terus menggalang dana investasi hijau dari lembaga publik, bilateral, multilateral hingga swasta untuk mendukung transisi energi serta visi swasembada energi dalam Talkshow Fostering and Enabling Innovative Climate Finance Mechanism di Indonesian Pavilion COP 29, Baku, Azerbaijan, Selasa, (12/11/2024).

KOMPAS.com - Direktur Keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) ( PLN) Sinthya Roesly menjelaskan bahwa PLN sebagai penyedia utama kelistrikan di Indonesia akan terus menunjukkan komitmennya dalam pengelolaan dana investasi hijau.

“Komitmen ini bertujuan untuk mendukung visi pemerintah Indonesia dalam mencapai swasembada energi yang berkelanjutan,”  ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (13/11/2024).

Dalam rangka itu, PLN aktif menggalang pembiayaan hijau dari berbagai sumber, termasuk lembaga publik, bilateral, multilateral, hingga sektor swasta.

Pernyataan tersebut disampaikan Sinthya dalam acara Indonesian Pavilion Talkshow "Fostering and Enabling Innovative Climate Finance Mechanism" di Conference of the Parties (COP) ke-29, Baku, Azerbaijan, Selasa (12/11/2024).

Baca juga: Pembiayaan Hijau, HSBC Gelontorkan 30 Juta Dollar AS ke eFishery

Untuk memastikan pendanaan yang tepat guna, ia mengungkapkan bahwa PLN telah merancang beberapa inisiatif pembiayaan hijau, di antaranya melalui penyusunan Sustainable Linked Financing Framework (SLFF) dan Green Financing Framework (GFF).

Kedua kerangka tersebut bertujuan untuk menarik pembiayaan yang berkelanjutan dan sesuai dengan prinsip-prinsip investasi hijau, yang mendukung pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia.

Sinthya menyebut bahwa PLN menargetkan pengembangan pembangkit listrik dengan 75 persen dari sumber energi terbarukan hingga 2033.

Untuk mencapai target tersebut, kata dia, dibutuhkan dana yang sangat besar, diperkirakan lebih dari 100 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Cuaca Ekstrem Sebabkan Kerugian 2 Triliun Dollar AS Selama Dekade Terakhir

Sinthya menjelaskan bahwa, untuk mendapatkan pembiayaan yang dibutuhkan, PLN harus memastikan proyek-proyek energi terbarukan yang direncanakan sudah siap dengan perencanaan yang matang.

"Untuk memperoleh pembiayaan transisi energi, yang paling utama adalah menyiapkan proyek yang tepat. Kami memiliki ratusan proyek yang mencakup pembangkitan, transmisi, distribusi, dan juga smart grid," ujarnya.

Sinthya juga menambahkan bahwa PLN akan terus mengeksplorasi berbagai opsi pendanaan, baik melalui kerja sama dengan pemberi pinjaman internasional maupun sumber daya lokal, untuk memastikan transisi energi dapat berjalan sesuai rencana.

Beberapa mitra institusi keuangan yang telah mendukung PLN dalam transisi energi ini antara lain adalah World Bank, Asian Development Bank (ADB), dan Just Energy Transition Partnership (JETP).

Baca juga: Medan Dapat Rp 1,8 Triliun dari World Bank untuk Bangun Depo dan Fasilitas BRT

Dalam dua tahun terakhir, kata Sinthya, PLN telah berhasil mengumpulkan sekitar 2,9 miliar dollar AS untuk proyek-proyek transisi energi.

“Saat ini, PLN tengah berdiskusi dengan ADB untuk memperoleh pembiayaan tambahan sekitar 4,8 miliar dollar AS. Selain itu, kami juga tengah bernegosiasi dengan beberapa investor lainnya, dengan total potensi pendanaan yang sudah diperoleh mencapai sekitar 46,9 miliar dollar AS,” jelasnya.

Indonesia inisiasi Global Blended Finance Alliance

Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, Mari Elka Pangestu menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah menginisiasi Global Blended Finance Alliance (GBFA) guna merangkul berbagai negara berkembang untuk berkolaborasi dalam pembiayaan transisi energi pada Indonesian Pavilion Talkshow bertajuk Fostering and Enabling Innovative Climate Finance Mechanism di COP 29, Baku, Azerbaijan Selasa, (12/11/2024).
DOK. Humas PLN Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, Mari Elka Pangestu menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah menginisiasi Global Blended Finance Alliance (GBFA) guna merangkul berbagai negara berkembang untuk berkolaborasi dalam pembiayaan transisi energi pada Indonesian Pavilion Talkshow bertajuk Fostering and Enabling Innovative Climate Finance Mechanism di COP 29, Baku, Azerbaijan Selasa, (12/11/2024).

Sebelumnya, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, Mari Elka Pangestu, mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia telah menginisiasi Global Blended Finance Alliance (GBFA) sebagai platform untuk merangkul negara-negara berkembang berkolaborasi dalam pembiayaan transisi energi.

Inisiatif tersebut diluncurkan pada KTT G20 dan sudah diikuti oleh beberapa negara, seperti Perancis, Kanada, dan Kenya.

Baca juga: Indonesia-Kanada Selesaikan Semua Isu Perundingan ICA-CEPA, Ini Manfaatnya

Mari menjelaskan bahwa GBFA bertujuan untuk mendukung pembiayaan dalam rangka mengurangi perubahan iklim dan mencapai Sustainable Development Goals ( SDGs).

"Perkiraan pembiayaan untuk aksi iklim saja berkisar antara 1 hingga 2 triliun dollar AS. Jika ditambahkan upaya SDGs, jumlahnya bisa mencapai sekitar 6 triliun dollar AS," imbuhnya.

Mari juga menekankan pentingnya bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk merancang strategi guna menutupi kekurangan pendanaan tersebut.

Berdasarkan perhitungan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Indonesia membutuhkan sekitar 280 miliar dollar AS untuk seluruh aksi iklim hingga 2030.

Baca juga: Pembiayaan Aksi Iklim Harus Dipandang sebagai Investasi

Namun, hanya sekitar 30 persen yang dapat didanai melalui anggaran negara, sehingga sisanya harus berasal dari sektor swasta dan sumber pembiayaan lainnya.

“Sebagaimana yang disampaikan Pak Hashim Djojohadikusumo (Utusan Khusu Presiden RI untuk COP 29) dalam sambutannya kemarin, beliau menegaskan pemerintahan baru akan melanjutkan agenda pembangunan yang sudah digagas oleh pemerintahan sebelumnya. Dan GBFA adalah salah satu komitmen yang kami harap dapat terus berlanjut," kata Mari.

Terkini Lainnya
Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, PLN Fokus Tingkatkan Infrastruktur Energi Hijau
Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, PLN Fokus Tingkatkan Infrastruktur Energi Hijau
PLN
Di COP29, PLN Paparkan Strategi Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Manfaatkan EBT
Di COP29, PLN Paparkan Strategi Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Manfaatkan EBT
PLN
Dukung Transisi Energi Berkelanjutan di Indonesia, PLN Fokus pada Pendanaan Hijau
Dukung Transisi Energi Berkelanjutan di Indonesia, PLN Fokus pada Pendanaan Hijau
PLN
Di COP29, PLN Nyatakan Siap Dukung Target Pemerintah Manfaatkan Energi Terbarukan 75 Persen hingga 2040
Di COP29, PLN Nyatakan Siap Dukung Target Pemerintah Manfaatkan Energi Terbarukan 75 Persen hingga 2040
PLN
PLN Siap Dukung Transisi Energi Indonesia melalui Pembangkit EBT di COP 29
PLN Siap Dukung Transisi Energi Indonesia melalui Pembangkit EBT di COP 29
PLN
Disaksikan Presiden Prabowo, PLN Perkuat Kolaborasi Swasembada Energi dengan China
Disaksikan Presiden Prabowo, PLN Perkuat Kolaborasi Swasembada Energi dengan China
PLN
Gandeng Mubadala Energy, PLN EPI Tingkatkan Pemanfaatan Gas Bumi
Gandeng Mubadala Energy, PLN EPI Tingkatkan Pemanfaatan Gas Bumi
PLN
COP29, PLN Dorong Kolaborasi Global Perkuat Energi Hijau di Tanah Air
COP29, PLN Dorong Kolaborasi Global Perkuat Energi Hijau di Tanah Air
PLN
Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, PLN Siap Sediakan Energi Bersih dan Terjangkau 
Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, PLN Siap Sediakan Energi Bersih dan Terjangkau 
PLN
PLN Electric Run 2024, Semangat Jaga Bumi lewat Gaya Hidup Sehat dan Ramah Lingkungan
PLN Electric Run 2024, Semangat Jaga Bumi lewat Gaya Hidup Sehat dan Ramah Lingkungan
PLN
PLN Raih Penghargaan PMO of the Year Asia Pasifik di International PMO Global Award 2024
PLN Raih Penghargaan PMO of the Year Asia Pasifik di International PMO Global Award 2024
PLN
PLN Cetak Pertumbuhan Aset Signifikan, Hasil Transformasi dan Inovasi Bisnis
PLN Cetak Pertumbuhan Aset Signifikan, Hasil Transformasi dan Inovasi Bisnis
PLN
Tingkatkan Ekonomi Masyarakat dan Penggunaan EBT, PLN Kembangkan Ekosistem Biomassa
Tingkatkan Ekonomi Masyarakat dan Penggunaan EBT, PLN Kembangkan Ekosistem Biomassa
PLN
PLN Resmikan Program Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan di Tasikmalaya 
PLN Resmikan Program Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan di Tasikmalaya 
PLN
Puji Terobosan Klasterisasi dan Holdingisasi BUMN Erick Thohir, Anggota DPR: Sudah On Track
Puji Terobosan Klasterisasi dan Holdingisasi BUMN Erick Thohir, Anggota DPR: Sudah On Track
PLN
Bagikan artikel ini melalui
Oke