KOMPAS.com – Perdagangan karbon tidak hanya mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada 2060, tetapi juga memberikan sejumlah manfaat bagi industri.
Oleh karena itu, perdagangan karbon perlu disosialisasikan kepada industri maupun masyarakat luas.
Hal tersebut disampaikan Corporate Secretary Pertamina & New Renewable Energy (PNRE) atau Pertamina NRE Dicky Septriadi dalam Bisnis Indonesia Forum bertajuk "Exploring Carbon Trading’s Future in Indonesia" di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
“Saya percaya, jika ekosistem perdagangan karbon telah terbentuk, dampaknya akan berkontribusi secara signifikan dalam menurunkan emisi karbon di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (18/2/2025).
Dicky menjelaskan bahwa pembentukan ekosistem perdagangan karbon memerlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat secara keseluruhan.
“Pertamina NRE secara proaktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada industri maupun masyarakat tentang perdagangan karbon,” ucapnya.
Baca juga: Perdagangan Karbon Bantu Pemerintah Capai Target NZE 2060
Melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri, atau 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Di satu sisi, Indonesia berupaya meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) guna mencapai target tersebut.
Namun, di sisi lain, terdapat sektor yang sulit melakukan dekarbonisasi, sehingga diperlukan pendekatan lain, salah satunya melalui perdagangan karbon.
Baca juga: Perdagangan Karbon Bantu Pemerintah Capai Target NZE 2060
Melalui mekanisme perdagangan karbon, perusahaan, organisasi, atau individu dapat mengurangi emisi yang dihasilkan dengan membeli kredit karbon dari perusahaan yang menjualnya.
Kredit karbon ini diperoleh dari proyek hijau yang telah terverifikasi oleh lembaga khusus.
Dengan demikian, perdagangan karbon berperan penting dalam mendukung pemerintah mencapai target ENDC dan NZE 2060.
Baca juga: 4 Rekomendasi agar RI Beralih ke Kendaraan Listrik demi Capai NZE
Bagi industri yang menargetkan penurunan emisi, mekanisme tersebut mendukung upaya dekarbonisasi dalam operasional bisnis.
Sementara bagi perusahaan penjual kredit karbon, ekosistem yang terbentuk memberikan peluang tambahan sebagai sumber pendapatan.
Dicky menjelaskan bahwa Pertamina NRE telah menjadi pelopor dalam penyediaan kredit karbon sejak diresmikannya bursa karbon pada September 2023.
Baca juga: Bursa Efek Indonesia: ESG Aspek Penting dalam Keputusan Investasi
Sejak saat itu, Pertamina NRE berhasil menjual 864.000 ton setara karbon dioksida (CO?) atau setara dengan penanaman 34,5 juta pohon.
Kredit karbon tersebut dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Area Lahendong Unit 5 dan 6. PTLP ini dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha Pertamina NRE.
Selain itu, Pertamina NRE juga memiliki berbagai portofolio bisnis hijau yang berpotensi menjadi sumber kredit karbon untuk diperdagangkan.
Baca juga: Pertamina NRE Sediakan Karbon Kredit buat Kegiatan Netral Karbon
Dicky juga menambahkan bahwa Pertamina NRE aktif dalam mengedukasi masyarakat dan industri mengenai keberlanjutan lingkungan.
Salah satu inisiatifnya adalah penyelenggaraan Carbon Neutral Event sebagai bagian dari kampanye kesadaran lingkungan.
“Melalui inisiatif yang menyentuh keseharian masyarakat, Pertamina NRE mengajak semua pihak untuk mewujudkan udara yang lebih bersih serta kehidupan yang lebih ramah lingkungan,” imbuh Dicky.
Baca juga: PT Jakarta Sebut Harvey Moeis dkk Harus Dituntut di Pengadilan Lingkungan
Pada kesempatan terpisah, Vice President (VP) Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menegaskan, Pertamina Group aktif dalam perdagangan karbon sebagai bagian dari komitmennya menjadi perusahaan berkelanjutan.
Peran tersebut, kata dia, akan terus diperkuat guna mencapai target NZE Indonesia. Upaya ini tidak hanya dilakukan melalui sinergi Pertamina Group, tetapi juga melalui kolaborasi dengan berbagai institusi dan akademisi.
"Pertamina juga mendorong seluruh anak usaha untuk berkolaborasi dalam menurunkan emisi karbon, baik di dalam grup maupun dengan berbagai pihak demi mendukung target NZE 2060," terang Fadjar.
Baca juga: Kawasan Industri di Indonesia Harus Dirancang Capai NZE