KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals ( SDGs) dengan mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan dalam berbagai operasional.
Salah satu inovasi tersebut adalah penerapan sistem face recognition yang menggantikan tiket fisik berbahan kertas untuk proses boarding, sehingga dapat mengurangi limbah kertas dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, selain ramah lingkungan, adanya face recognition juga berdampak positif karena mempercepat dan memudahkan penumpang KA untuk melakukan boarding dan mengurangi antrean.
“Terutama saat periode ramai seperti mudik Lebaran. Sejak awal diluncurkan pada 28 September 2022 hingga 6 Maret 2025, face recognition telah digunakan oleh 10.624.962 penumpang kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera,” ungkap Anne.
Baca juga: Lebaran 2025, KAI Daop 6 Yogyakarta Siapkan 11 Kereta Tambahan
Face recognition pun mendapat respons yang baik sejak awal diluncurkan. Terbukti, pada 2023, jumlah penumpang yang menggunakan fasilitas ini mencapai 2.922.780 penumpang, kemudian mengingkat menjadi 7.141.649 penumpang pada 2024.
Selain peningkatan inovasi pelayanan pelanggan, teknologi face recognition juga berkontribusi dalam efisiensi pengurangan sampah kertas. Sejak diluncurkan, KAI telah menghemat 25.298 rol kertas tiket.
“Melalui teknologi face recognition, KAI telah menghemat sekitar Rp 379.462.929 sejak pertama kali diterapkan pada September 2022 hingga 6 Maret 2025. Upaya ini juga berkontribusi pada pengurangan penebangan pohon untuk bahan baku kertas,” tambah Anne.
Masyarakat yang tertarik untuk turut berpartisipasi dalam mengurangi dampak lingkungan dapat melakukan registrasi layanan face recognition melalui aplikasi Access by KAI.
Baca juga: KAI Tebar Promo Tiket Spesial Ramadan, Intip di Sini
Berikut tata cara pendaftaran face recognition di Access by KAI:
Anne menjelaskan, dengan face recognition, penumpang cukup melakukan pemindaian wajah di gate boarding. Jika identitas diri, data tiket dan syarat lainnya telah sesuai, pintu boarding akan terbuka secara otomatis.
"Masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan data pada fitur face recognition yang dipergunakan oleh KAI karena sudah mengimplementasikan sistem manajemen keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi," ucapnya.
Baca juga: Remaja Bakar Kereta karena Tak Mau Bayar Tiket, Sebabkan KAI Rugi Rp 6,9 Miliar
Semua data penumpang, sebut dia, akan disimpan pada infrastruktur KAI dan hanya dipergunakan untuk proses boarding menggunakan face recognition boarding gate.
"Data tersebut akan disimpan dalam waktu satu tahun, setelah itu akan dihapus otomatis secara sistem," katanya.
Selain itu, penumpang juga bisa mengajukan penghapusan data dirinya sewaktu-waktu setelah melakukan registrasi melalui aplikasi Access by KAI atau dengan mengajukan penghapusan data kepada KAI melalui petugas customer service di stasiun.
“Dengan inovasi ini, KAI tidak hanya memudahkan perjalanan pelanggan, tetapi juga turut mendukung keberlanjutan lingkungan melalui pengurangan limbah kertas, yang sejalan dengan target SDGs dalam upaya pelestarian lingkungan,” tutup Anne.
Baca juga: KAI Tambah CCTV di Stasiun Tugu Yogyakarta Pasca Kebakaran Gerbong
Adapun untuk mendukung angkutan mudik Lebaran, fasilitas face recognition kini telah tersedia di 21 stasiun KAI, yaknu:
Baca juga: KAI Daop 6 Catat 223.622 Tiket Kereta Lebaran Terjual, Ini Daftar KA Favorit