KOMPAS.com - Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) mencatat sejarah baru dengan digelarnya upacara di Istana Negara yang terletak di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim).
Upacara kenegaraan tersebut adalah pertama kalinya dilaksanakan di lokasi baru, menandai perubahan signifikan dalam sejarah perayaan kemerdekaan Indonesia.
Kesuksesan acara tersebut juga tak lepas dari kerja keras berbagai pihak, termasuk PT PP (Persero) Tbk (PTPP) sebagai penanggung jawab pembangunan Istana Negara, Lapangan Upacara, serta Istana Garuda.
Lapangan Upacara IKN yang digunakan untuk perayaan HUT RI memiliki luas 14.250 meter persegi (m²) dan dapat menampung hingga 8.700 orang.
Baca juga: Tips Sederhana Berkendara Mobil Listrik buat Pemula
Area tersebut dilengkapi dengan fasilitas seperti toilet seluas 660 m² dan sistem utilitas jaringan listrik yang didukung oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) untuk memastikan kelancaran acara.
Sementara itu, Istana Garuda yang berfungsi sebagai kantor presiden, mencakup area seluas 33.207 m² dengan luas bangunan mencapai 11.200 m².
Fasilitas dalam Istana Garuda meliputi ruang konferensi pers, ruang kerja, dan kamar istirahat presiden.
Baca juga: PM Australia Akan Hadiri Pelantikan Prabowo sebagai Presiden
Sekretaris Perusahaan PTPP Joko Raharjo menjelaskan bahwa proyek pembangunan Istana Negara dan Istana Garuda merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk pemindahan ibu kota negara ke Kaltim.
Proyek tersebut, kata dia, diharapkan dapat mendukung program pemerintah dalam pemindahan ibu kota negara ke Nusantara serta memperkuat kedaulatan negara.
“Langkah ini juga diambil dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan lingkungan dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan pada masa depan,” jelas Joko dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (20/8/2024).
Dalam hal keberlanjutan, PTPP telah menerapkan sertifikasi Bangunan Gedung Hijau (BGH) dan Bangunan Gedung Cerdas (BGC), yang dikelola oleh Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Baca juga: Tahun 2025, IKN Dapat Anggaran Rp 4,1 Triliun dari Kementerian PUPR
“Sertifikasi BGH menekankan efisiensi penggunaan sumber daya dan manajemen limbah, sementara BGC mengintegrasikan teknologi canggih untuk optimasi energi, air, dan infrastruktur bangunan,” ucap Joko.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa penerapan sertifikasi BGH dan BGC pada proyek Istana Garuda menunjukkan komitmen kuat terhadap praktik-praktik berkelanjutan.
Sertifikasi tersebut tidak hanya menilai pencapaian dalam hal keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memastikan bahwa bangunan memenuhi standar tertinggi dalam efisiensi penggunaan dan manajemen sumber daya.
“Dengan pencapaian poin tertinggi dalam sertifikasi ini, proyek ini tidak hanya menjadi teladan dalam pembangunan berkelanjutan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya,” tuturnya.
Baca juga: Teknologi Ramah Lingkungan: Pengertian dan Contohnya
PTPP menilai bahwa pembangunan Istana Negara, Lapangan Upacara, dan Istana Garuda tidak hanya menjadi langkah strategis pemindahan ibu kota, tetapi juga menjadi simbol sekaligus identitas baru bagi Indonesia.
Pembangunan sejumlah infrastruktur tersebut juga dinilai berkontribusi terhadap perekonomian daerah, serta menjadi bukti sinergi antara teknologi modern dengan komitmen keberlanjutan.