KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk ( PGN) terus memperluas perannya sebagai penyedia energi transisi dengan mengusung inisiatif yang dapat mempercepat target dekarbonisasi.
Rencana jangka panjang dekarbonisasi PGN tidak hanya menyasar penggunaan gas bumi di sektor industri dan komersial, tetapi juga sektor rumah tangga melalui jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga.
Jargas menjadi titik strategis PGN untuk memberikan dampak langsung terhadap lingkungan maupun masyarakat.
“Dengan asumsi jumlah pelanggan jargas mencapai 1.000.000 sambungan, kami memperkirakan potensi penurunan emisi karbon dapat menyentuh 398.000 ton karbon dioksida (CO2) pada 2034,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari dalam keterangan resminya, Selasa (22/7/2025).
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri sesi Sustainability Dialogue pada acara Pertamina Investor Day, Rabu (16/7/2025).
Baca juga: Pertamina Investor Day 2025, Strategi Memperkuat Fondasi Bisnis Berkelanjutan
Rosa menegaskan bahwa penurunan emisi karbon yang signifikan akan mendukung upaya dekarbonisasi nasional dan berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Selain itu, penggunaan jaringan pipa gas secara nasional dapat membantu PGN mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari rantai pasok sumber energi fosil lain yang banyak digunakan masyarakat.
Seperti diketahui, rumah tangga di Indonesia umumnya menggunakan liquefied petroleum gas (LPG) atau kerosin.
Kedua jenis bahan bakar tersebut memiliki kandungan emisi lebih tinggi dibandingkan gas bumi, serta memerlukan moda transportasi darat atau laut berbahan bakar minyak untuk distribusi, yang juga berkontribusi terhadap emisi karbon.
Baca juga: Banyak Klaim Berlebihan, Perlu Metode Tepat Pengurangan Emisi Karbon
Sebagai informasi, jargas menggunakan gas bumi yang secara alami menghasilkan emisi karbon lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.
Dengan demikian, penggunaan gas bumi secara masif melalui pipa jargas dapat mengurangi emisi karbon, baik dari sisi sumber energi maupun rantai pasoknya.
“Melalui program jargas, PGN dapat secara signifikan berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon, selaras dengan inisiatif dekarbonisasi yang dijalankan oleh holding migas Pertamina,” jelas Rosa.
Baca juga: Energi Industri Naik, Emisi Membumbung, Dekarbonisasi Masih Lamban
Di sektor transportasi, PGN mengelola sistem pengisian ulang compressed natural gas (CNG) untuk mengembangkan penggunaan bahan bakar gas (BBG) pada kendaraan.
BBG dapat menjadi bagian dari ekosistem pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar kendaraan yang lebih bersih dengan harga lebih terjangkau bagi masyarakat.
Proyek bisnis low carbon lain yang sedang dalam pengembangan adalah injeksi biomethane ke jaringan pipa gas bumi sebagai bagian dari strategi transisi energi bersih.
Inisiatif tersebut diperkirakan memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon minimal 150.000 ton CO2 per tahun, sehingga komitmen PGN dalam mendukung upaya dekarbonisasi pemerintah semakin kuat.
Baca juga: Sederet Tantangan Dekarbonisasi Transportasi, dari Bahan Bakar sampai Insentif EV