KOMPAS.com – Tarif hidup perekonomian masyarakat Kota Cirebon diharapkan dapat meningkat usai beroperasinya jaringan gas ( jargas) untuk rumah tangga baru di Kota Cirebon.
Hal itu dikatakan Direktur Utama PGN Gigih Prakoso saat bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, dan Dirjen Migas Djoko Siswanto, serta Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis meresmikan beroperasinya jargas baru tersebut, Kamis (21/3/2019)
“Kota Cirebon, merupakan salah satu pusat industri yang maju di Provinsi Jawa Barat. Lewat energi baik yang murah dan stabil, masyarakat akan mendapatkan nilai lebih,” tukas Gigih seperti dalam keterangan resminya.
Masyarakat bisa mendapatkan nilai lebih karena dengan menggunakan jargas mereka bisa mendapatkan banyak keuntungan. Mulai dari harga gas bumi lebih murah dari LPG, emisi jauh lebih bersih dibanding BBM dan kayu Bakar, serta available setiap saat sehingga tidak perlu keluar rumah seperti mencari LPG, minyak tanah dan kayu bakar jika sewaktu-waktu kehabisan.
Di samping menguntungkan masyarakat, penggunaan jargas juga mampu menekan subsidi dan impor LPG sehingga baik untuk efisiensi APBN.
Seperti beritakan sebelumnya, sebanyak 3.503 Sambungan Rumah (SR) jargas baru telah beroperasi di Kota Cirebon. Jargas baru ini pun dibangun pemerintah dengan dana APBN tahun 2018.
Baca juga: Sah, Kota Cirebon Kini Punya Jargas 3.503 SR Baru
"Jargas Kota Cirebon dibangun di Kelurahan Suket Duwur, Surapandan, Kedung Kersik, serta penetrasi di Kelurahan Argasunya, Kalijaga, dan Harjamukti," kata Dirjen Migas Djoko Siswanto di Kantor Kelurahan Kalijaga, Harjamukti , seperti dalam keterangan tertulisnya.
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis menambahkan, pembangunan jargas tersebut membuktikan adanya perhatian pemerintah kepada masyarakat Kota Cirebon.
"Periode dulu kita dikasih 4.000 SR, sekarang 3.503 SR yang difokuskan di Harjamukti karena saat ini mereka yang paling membutuhkan," ucapnya.
Mengingat masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan infrastruktur ini, Nashrudin mengatakan, Pemerintah Kota Cirebon dalam waktu dekat akan menyampaikan permintaan penambahan jargas.
"Dalam perbincangan, Pak Menteri membuka kesempatan kalau kami mau meminta tambahan jargas, tinggal diajukan," tambahnya.
Perlu diketahui pemerintah tidak bisa begitu saja membangun jargas di suatu daerah. Ini lantaran keterbatasan anggaran pemerintah. Makanya pembangunan jargas dilaksanakan secara bertahap.
Pembangunan jargas suatu daerah juga mengacu pada beberapa syarat. Pertama wilayah yang akan dibangun jargas harus dekat dengan kaidah sumber gas atau pipa gas.
Kedua spesifikasi gas buminya terpenuhi (tidak membahayakan masyarakat). Ketiga terdapat potensi pasar pengguna. Terakhir adalah komitmen Pemerintah Daerah serta memenuhi kaidah keselamatan dan keteknikan.
Untuk tahun 2019, rencanya akan dibangun sebanyak 78.216 SR jargas di 18 lokasi. Rinciannya adalah sebagai berikut.
Kabupaten Aceh Utara (5.000 SR), Kota Dumai (4.300 SR), Kota Jambi (2.000), Kota Palembang (6.000 SR), Kota Depok (6.230 SR), Kota Bekasi (6.720 SR), Kabupaten Karawang (2.681 SR), dan Kabupaten Purwakarta (3.765 SR), Kabupaten Cirebon, (6.520 SR), dan Kabupaten Lamongan (4.000 SR).
Kemudian Kota Mojokerto (4.000 SR), Kabupaten Mojokerto (4.000 SR), Kabupaten Pasuruan (4.000 SR), Kabupaten Probolinggo (4.000 SR), Kabupaten Banggai (4.000 SR), Kabupaten Wajo (2.000 SR) dan Kutai Kartanegara (5.000 SR).