KOMPAS.com - Panitia Kerja (Panja) Migas Komisi VII DPR RI memastikan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ( PGN) memiliki kemampuan untuk menjalankan penugasan dari pemerintah, terutama untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat dan mandiri di bidang energi.
Ketua Panja Migas Herman Khaeron mengatakan, salah satu upaya mencapai kedaulatan di bidang energi adalah melaksanakan program konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).
"PGN memiliki kapasitas sehingga perlu kebijakan negara untuk mendorong agar PGN bisa berperan lebih luas lagi," kata Herman di sela kunjungan kerja Panja Migas di halaman Kantor Pusat PGN, Selasa (13/2/2018).
Anggota Panja Migas Komisi VII DPR RI yang hadir di antaranya Aryo Djojohadikusumo, Harry Poernomo, dan Kurtubi. Mereka bertemu dengan Direktur Utama PGN, Jobi Triananda Hasjim, beserta sejumlah direksi.
Baca: Masyarakat Mojokerto Bisa Nikmati Gas dengan Harga Terjangkau
Selain mendengarkan paparan dari jajaran direksi PGN, para legislator juga mengunjungi sejumlah fasilitas PGN yakni call center, control room, dan mengecek langsung Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang berada di halaman kantor pusat PGN.
Menurut Herman, PGN memiliki kemampuan yang besar sebagai sebuah BUMN gas bumi. Ia berharap PGN dapat berperan lebih besar. Tidak hanya terkait program konversi, ia melanjutkan, melainkan juga pembangunan infrastruktur yang lebih merata.
Oleh karena itu, PGN harus mendapat kepercayaan penuh dari pemerintah untuk menjalankan program di sektor energi, khususnya pemanfaatan gas bumi.
Persoalannya, pemerintah masih perlu memastikan ada pemberian diskresi untuk PGN terkait sumber gas.
"Harusnya diberikan kekhususan bahwa PGN, sebagai badan usaha milik negara yang ditugasi untuk konversi dan pelayanan kepada masyarakat ini, mendapat kewenangan untuk menjamin gas bumi yang berkelanjutan dan harga yang lebih murah," ujarnya.
Direktur Utama PGN, Jobi Triananda Hasjim, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan kerja Panja Migas Komisi VII DPR RI.
"Kami bangga hari ini bisa menunjukkan kepada rombongan Panja Migas, apa yang kami kelola selama ini, bagaimana kami mengelola pelanggan kami dari call center, kemudian mengendalikan operasi kami dari control room, dan mengunjungi fasilitas SPBG yang ada di kantor kami," katanya.
Kunjungan kerja tersebut menjadi momentum bagi anggota Panja Migas untuk berinteraksi langsung dengan para pengemudi bajaj dan taksi, yang menggunakan bahan bakar gas untuk kendaraannya.
Dengan begitu, anggota DPR RI bisa langsung mendengarkan dari sopir taksi dan bajaj tentang manfaat penggunaan gas bumi yang hemat dan efisien.
"Mudah-mudahan kunjungan ini bisa memberi manfaat bagi para anggota panja, sehingga nantinya sebagai counterpart pemerintah, bisa memberikan masukan-masukan yang positif bagi pengembangan sektor minyak dan gas bumi di Indonesia," katanya.