KOMPAS.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) menerima dua penghargaan Tambang Menyejahterahkan Rakyat (Tamasya) Award 2024 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk kategori Perencanaan dan Implementasi Bidang Pendidikan.
Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusi positif PTFI dalam program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berdampak besar pada masyarakat, khususnya di Papua.
Apresiasi tersebut disampaikan pada Malam Anugerah Tamasya Award yang digelar di Jakarta, Selasa (26/11/2024). Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan tambang mineral dan batubara (minerba) yang berperan aktif dalam memanfaatkan sumber daya mineral demi kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar area tambang.
Director & Executive Vice President (EVP) Sustainable Development PTFI Claus Wamafma mengatakan bahwa PTFI berkomitmen untuk berperan aktif dalam pembangunan pendidikan di Papua, khususnya di Kabupaten Mimika.
Baca juga: Satgas Ungkap Identitas 5 Pelaku Pembunuhan Pilot Asal Selandia Baru di Mimika
“Salah satunya, kami mendirikan Sekolah Asrama Taruna Papua, Pusat Pelatihan Vokasi Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN), dan memberikan beasiswa dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga program doktor (Dr),” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (29/11/2024).
Claus menjelaskan bahwa pada 2024, PTFI mengalokasikan dana sosial sebesar Rp 400 miliar untuk sektor pendidikan, yang dikelola oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Dana tersebut, kata dia, digunakan untuk mendukung program pendidikan di Kabupaten Mimika.
Claus menambahkan, Sekolah Asrama Taruna Papua didirikan untuk anak-anak dari suku Amungme, Kamoro, dan lima suku kekerabatan lainnya yang tinggal di sekitar area operasional PTFI.
Baca juga: BRIN Gaet Korsel untuk Kembangkan Teknologi Energi Baru Terbarukan
Sekolah tersebut menawarkan kurikulum berbasis teknologi dan lingkungan, yang dirancang untuk mempersiapkan generasi muda di Papua.
“Kami juga memberikan pelatihan gratis di IPN selama sembilan bulan kepada masyarakat Mimika, dengan fokus pada industri pertambangan. Pelatihan ini mencakup enam program keahlian, yaitu Mekanik Alat Berat, Operator Alat Berat, Juru Las, Juru Listrik, Pekerja Tambang Bawah Tanah, dan Mekanik Pabrik,” jelas Claus.
Setelah pelatihan, lanjut dia, peserta mengikuti program magang di PTFI. Pelatihan di IPN terbuka bagi masyarakat lokal Mimika berusia 18 sampai 30 tahun yang lolos tahapan seleksi.
Program tersebut dimulai pada 2003 hingga kini dan telah meluluskan lebih dari 4.000 peserta pelatihan.
Baca juga: Tingkatkan Kesadaran Dekarbonisasi, BEI Gandeng Sucofindo Beri Edukasi dan Pelatihan
“Sebanyak 90 persen dari lulusan IPN telah bekerja di PTFI dan kontraktor kami, melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, atau bekerja di perusahaan pertambangan lain di Indonesia. Beberapa lulusan bahkan sudah menduduki posisi supervisor,” imbuh Claus.
Ia mengatakan bahwa pencapaian anak-anak didik tersebut menjadi kebanggaan bagi PTFI, terutama bagi mereka yang telah berkarya dan memberikan kontribusi nyata bagi bangsa.
Tamasya Award merupakan penghargaan keempat yang diterima PTFI dari Kementerian ESDM pada 2024.
Baca juga: Menang Dua Penghargaan, Intip Gaya Simpel Salma Salsabil di IMA 2024
Sebelumnya, PTFI juga meraih dua penghargaan Subroto Award di bidang Keselamatan, Keteknikan, Perlindungan Lingkungan, dan Kinerja PPM Mineral Terinovatif.
“Kami sangat bersyukur dan bangga atas penghargaan ini. Tamasya Award melengkapi pengakuan terhadap seluruh aspek environmental, social, and governance (ESG), serta menegaskan komitmen PTFI dalam praktik pertambangan berkelanjutan,” tutur Claus.