Freeport Indonesia Dukung Restorasi Mangrove untuk Pelestarian Pesisir dan Pengurangan Emisi

Kompas.com - 25/09/2024, 14:21 WIB
Dwinh,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Freeport Indonesia ( PTFI) berpartisipasi dalam Seminar Nasional bertema "Perlindungan Kawasan Pesisir Melalui Restorasi Mangrove" yang diadakan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) Senin (23/9/2024).

Dalam acara tersebut, Vice President (VP) Environmental PTFI Gesang Setyadi menjelaskan bahwa PTFI telah menjalankan program rehabilitasi mangrove di Muara Ajkwa, Kabupaten Mimika, dengan melibatkan 20 kontraktor lokal Papua.

Para kontraktor lokal tersebut bertugas membangun struktur muara yang mendukung program restorasi mangrove ini.

Gesang berharap keberadaan hutan mangrove yang dibangun akan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, baik secara fisik, ekologi, maupun sosial ekonomi.

Baca juga: Great Barrier Reef di Australia Berupaya Seimbangkan Pariwisata dan Ekologi

Ia menekankan pentingnya pelibatan masyarakat lokal dalam program rehabilitasi mangrove yang dilakukan oleh PTFI.

"Kami mendorong pemberdayaan masyarakat untuk melindungi wilayah pesisir demi menjaga kelestarian alam di masa depan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Suku Kamoro yang tinggal di sekitar area operasi perusahaan," ujar Gesang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (25/9/2024).

Rehabilitasi mangrove ini juga menjadi bagian dari upaya PTFI untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 30 persen pada tahun 2030.

Mangrove berperan penting dalam menjaga kehidupan ekosistem pesisir, mengurangi sedimentasi, dan membantu mitigasi perubahan iklim.

Baca juga: Wilayah Paling Rentan Perubahan Iklim di Jakarta Ditinggali Masyarakat Miskin

Sejak 2004, PTFI telah melaksanakan program rehabilitasi mangrove di Mimika dengan target area seluas 8.000 hektare (ha).

Mereka juga bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), serta beberapa universitas untuk rehabilitasi mangrove di berbagai provinsi di Indonesia, mencakup area 2.000 ha.

Hingga 2024, PTFI telah menanam mangrove di area seluas 1.100 ha.

Dalam acara seminar tersebut, juga diluncurkan buku berjudul Mangrove di Mimika, yang merupakan bagian dari serial buku tentang keanekaragaman hayati di Mimika.

Baca juga: Bawakan Lagu-lagu di Album Pertama di Pestapora 2024, Tulus Pinjam Buku Lirik dari Penonton

Buku tersebut mendeskripsikan berbagai jenis mangrove di wilayah operasi PTFI, dan diharapkan bisa menjadi referensi penting tentang kekayaan mangrove di Indonesia, khususnya di Papua.

Penyampaian dari para panelis

Peluncuran Buku ?Mangrove di Mimika? secara simbolis dilakukan oleh (kiri-kanan) Wakil Dekan II Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan UNDIP Prof. Aristi Dian, VP Environmental PTFI Gesang Setyadi, Dirjen PPKL KLHK Sigit ReliantoroDOK. PTFI Peluncuran Buku ?Mangrove di Mimika? secara simbolis dilakukan oleh (kiri-kanan) Wakil Dekan II Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan UNDIP Prof. Aristi Dian, VP Environmental PTFI Gesang Setyadi, Dirjen PPKL KLHK Sigit Reliantoro

Sebagai informasi, dalam seminar tersebut, juga dihadiri oleh beberapa panelis, mulai dari Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK Sigit Reliantoro, Profesor Denny Nugroho Sugianto serta Doktor (Dr) Rudhi Pribadi dari FPIK UNDIP.

Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 260 mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas UNDIP dan universitas di sekitarnya.

Baca juga: Terungkap, Alasan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura Aniaya Pacar

Profesor Denny menjelaskan bahwa mangrove mampu menyerap dan menyimpan karbon dioksida dalam jangka waktu yang lama melalui proses yang disebut carbon sequestration.

"Upaya mempercepat restorasi mangrove perlu dilakukan melalui pendekatan infrastruktur 'hard structure', yang akan membantu proses sedimentasi dan pada akhirnya mendukung regenerasi vegetasi mangrove di kawasan tersebut," jelasnya.

Keberadaan hutan mangrove, lanjut Denny, juga berperan penting dalam pengendalian perubahan iklim global.

Sementara itu, Dirjen PPKL Kementerian LHK Sigit Reliantoro menegaskan bahwa restorasi mangrove merupakan proses yang kompleks, sehingga memerlukan perencanaan yang matang, didukung oleh kajian dari berbagai aspek untuk meningkatkan keberhasilannya.

Baca juga: Kajian LSI Denny JA soal 10 Tahun Jokowi: Ada 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah, dan 3 Rapor Netral

Wakil Rektor IV UNDIP Wijayanto berharap seminar tersebut dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai pentingnya hutan mangrove dari segi ekologi dan ekonomi.

Mengingat pentingnya ekosistem mangrove dari segi fisik, ekologi, dan ekonomi, penggunaan vegetasi menjadi prioritas utama dalam rehabilitasi ekologi mangrove.

Dr Rudhi menambahkan bahwa kegagalan dalam rehabilitasi mangrove sering terjadi karena tidak mengacu pada penyebab degradasi mangrove.

"Diperlukan kajian menyeluruh terhadap faktor-faktor yang mendasari degradasi mangrove sebelum memulai upaya rehabilitasi," jelasnya.

Terkini Lainnya
PTBA dan UGM Hadirkan Produk Kalium Humat dari Hilirisasi Batu Bara untuk Suburkan Tanah

PTBA dan UGM Hadirkan Produk Kalium Humat dari Hilirisasi Batu Bara untuk Suburkan Tanah

Kilas Pertambangan
HUT Ke-80 RI, Freeport Wujudkan Pertambangan Tembaga Terintegrasi Terbesar di Dunia

HUT Ke-80 RI, Freeport Wujudkan Pertambangan Tembaga Terintegrasi Terbesar di Dunia

Kilas Pertambangan
Smelter Manyar Jadi Titik Awal Integrasi Industri dan Lingkungan Hidup

Smelter Manyar Jadi Titik Awal Integrasi Industri dan Lingkungan Hidup

Kilas Pertambangan
Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

Produksi Katoda Dimulai, Smelter PTFI Jadi Contoh Hilirisasi Pro-Rakyat

Kilas Pertambangan
Perkuat Transisi Energi, PTBA Operasikan PLTS Timah Industri di Kawasan Industri Cilegon

Perkuat Transisi Energi, PTBA Operasikan PLTS Timah Industri di Kawasan Industri Cilegon

Kilas Pertambangan
PTBA Perkuat Ekonomi Lokal melalui 5 Program Padat Karya Unggulan

PTBA Perkuat Ekonomi Lokal melalui 5 Program Padat Karya Unggulan

Kilas Pertambangan
Lewat Program PMT, PTBA Bantu Anak di Muara Enim Pulih dari TBC dan Gizi Buruk

Lewat Program PMT, PTBA Bantu Anak di Muara Enim Pulih dari TBC dan Gizi Buruk

Kilas Pertambangan
Freeport Kampanyekan Connecting U, Edukasi soal Pentingnya Tembaga bagi Kehidupan 

Freeport Kampanyekan Connecting U, Edukasi soal Pentingnya Tembaga bagi Kehidupan 

Kilas Pertambangan
Berkat Inovasi Sosial dan Lingkungan, Bukit Asam Raih 2 Proper Emas 2024

Berkat Inovasi Sosial dan Lingkungan, Bukit Asam Raih 2 Proper Emas 2024

Kilas Pertambangan
FEB UI Sebut Hilirisasi Tambang Membangun Masa Depan Ekonomi Inklusif di Indonesia

FEB UI Sebut Hilirisasi Tambang Membangun Masa Depan Ekonomi Inklusif di Indonesia

Kilas Pertambangan
Dukung Hilirisasi Energi, Bukit Asam Kembangkan Artificial Graphite untuk Bahan Baku Baterai

Dukung Hilirisasi Energi, Bukit Asam Kembangkan Artificial Graphite untuk Bahan Baku Baterai

Kilas Pertambangan
Bulan K3 Nasional, Bukit Asam Tegaskan Komitmen pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Bulan K3 Nasional, Bukit Asam Tegaskan Komitmen pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kilas Pertambangan
Riset FEB UB: Kemitraan Jadi Fondasi Keberhasilan Hilirisasi Mineral di Indonesia

Riset FEB UB: Kemitraan Jadi Fondasi Keberhasilan Hilirisasi Mineral di Indonesia

Kilas Pertambangan
Riset FEB Brawijaya Soroti Kolaborasi Hexahelix di Gresik Untungkan Hilirisasi 

Riset FEB Brawijaya Soroti Kolaborasi Hexahelix di Gresik Untungkan Hilirisasi 

Kilas Pertambangan
Riset Binus: AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral Indonesia untuk Keberlanjutan dan Daya Saing Global

Riset Binus: AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral Indonesia untuk Keberlanjutan dan Daya Saing Global

Kilas Pertambangan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com