KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) bersama PT Freeport Indonesia ( PTFI) dan Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat ( USAID) meluncurkan program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI)- Papua.
Program itu bertujuan mempercepat penurunan tengkes atau stunting serta meningkatkan status gizi anak di Kabupaten Mimika, Nabire (Papua Tengah), dan Kabupaten Asmat (Papua Selatan).
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr Maria E Sumiwi mengatakan bahwa PASTI-Papua sejalan dengan upaya mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.
“Upaya promotif dan preventif menjadi landasan dalam mencegah stunting baru, termasuk perubahan perilaku masyarakat. Semoga PASTI-Papua mampu mendorong koordinasi lintas sektor untuk percepatan penurunan stunting di Papua,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (14/9/2024).
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat, prevalensi stunting di Papua Tengah sebesar 39,4 persen dengan 46.128 kasus, sedangkan di Papua Selatan mencapai 25 persen dengan 33.304 kasus. Angka ini masih jauh dari target nasional 14 persen pada 2024.
Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen mengaku senang bisa bermitra dengan PT Freeport Indonesia dalam mendukung upaya Indonesia mencegah stunting.
"Kami akan mengembangkan solusi berkelanjutan yang mengatasi akar masalah stunting melalui kemitraan dengan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan," katanya.
Director Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma menegaskan komitmen pihaknya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar operasional perusahaan, salah satunya melalui program kesehatan.
“Melalui PASTI-Papua yang terpadu dan gotong royong, kami berharap dapat mempercepat penurunan stunting dan meningkatkan status gizi anak,” ujarnya.
Pada kesempatan sama, Sekretaris Daerah Kabupaten Mimika Petrus Yumte menyatakan bahwa intervensi penurunan stunting harus dilakukan secara terintegrasi dengan pendekatan holistik dan multi-pihak.
“Kami berkomitmen menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024. Diharapkan PASTI-Papua dapat mendorong perilaku pemberian ASI, pola makan sehat, dan nutrisi yang sesuai konteks lokal,” kata Petrus.
Program PASTI-Papua akan meningkatkan kualitas praktik kesehatan gizi berbasis masyarakat melalui tiga pendekatan.
Pendekatan itu di antaranya adalah komunikasi perubahan perilaku sosial dengan melibatkan tokoh masyarakat, peningkatan kualitas layanan puskesman dengan pelayanan kesehatan primer yang komprehensif dan preventif, serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan tata kelola kolaboratif untuk mewujudkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN-PASTI).
Implementasi program PASTI-Papua akan dijalankan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) yang pada peluncurannya diwakili oleh Direktur Nasional WVI Angelina Theodora.