KOMPAS.com - PT Aneka Tambang Tbk ( Antam) mengumumkan capaian kinerja keuangan pada periode triwulan I-2024 (1Q24) yang dihadapkan pada tantangan perizinan, kondisi geopolitik-ekonomi global, serta fluktuasi harga komoditas.
Performa profitabilitas Antam tercermin dari capaian laba periode berjalan 1Q24 sebesar Rp 210,59 miliar.
Capaian produksi dan penjualan pada komoditas utama Antam mendukung capaian earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) pada 1Q24 sebesar Rp 527 miliar.
Pada periode 1Q24, Antam mencatatkan profitabilitas capaian laba kotor sebesar Rp 250,75 miliar.
Penurunan biaya beban pokok penjualan pada 1Q24 sebesar 4 persen atau Rp 8,37 triliun dari capaian pada 1Q23 sebesar Rp 8,74 triliun.
Baca juga: Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar
Capaian total penghasilan lain-lain bersih Antam sepanjang 1Q24 tercatat Rp 576,98 miliar, atau tumbuh signifikan 177 persen dari capaian pada 1Q23 sebesar Rp 208,21 miliar.
Pada 1Q24, capaian nilai laba bersih per saham dasar Anggota PT Mineral Industri Indonesia (Persero) (MIND ID) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Pertambangan itu sebesar Rp 9,92 per saham dasar.
Dari sisi posisi keuangan perusahaan, pada 1Q24 Antam mencatatkan nilai ekuitas konsolidasian Rp 31,43 triliun atau tumbuh 1 persen dari nilai ekuitas pada akhir 2023 (FY23) sebesar Rp 31,17 triliun.
Pada 1Q24, total liabilitas Antam mencapai Rp 9,78 triliun atau turun 16 persen dari nilai liabilitas pada FY23 sebesar Rp 11,69 triliun.
Penguatan struktur keuangan Antam tercermin dari penurunan tingkat pinjaman berbunga sebesar 44 persen dari Rp 2,5 triliun pada di akhir 2023 menjadi Rp 1,41 triliun pada 1Q24.
Baca juga: Antam Targetkan Penjualan Emas Naik 43 Persen Tahun Ini
Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, pada 1Q24, Antam berupaya menjaga volume produksi dan penjualan pada tingkat yang optimal di tengah beberapa tantangan operasional, perolehan perizinan pada kegiatan usaha pertambangan, dan kondisi pasar.
Antam mencatatkan nilai penjualan bersih pada 1Q24 sebesar Rp 8,62 triliun dengan kontribusi dominan berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp 8,34 triliun atau setara 97 persen dari total penjualan bersih Antam periode 1Q24.
“Hal tersebut sejalan dengan strategi Antam untuk memperkuat basis pelanggan di dalam negeri pada produk-produk emas, bijih nikel, dan bijih bauksit,” paparnya.
Dalam menjalankan kegiatan operasional, Antam berupaya mengimplementasikan operation excellence dengan berlandaskan good mining practice untuk memastikan kinerja produksi dan penjualan tetap optimal.
Pada periode 1Q24, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan Antam dengan proporsi 89 persen terhadap total penjualan Antam sebesar Rp 7,67 triliun.
Baca juga: Harga Emas Terus Cetak Rekor, Antam Akui Banyak Masyarakat Lakukan Buyback
Kemudian, nilai penjualan emas pada 1Q24 tumbuh 9 persen dari capaian penjualan emas pada 1Q23 sebesar Rp 7,01 triliun.
Pada periode 1Q24, Antam mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 166 kilogram (kg).
“Sementara itu, volume penjualan logam emas pada 1Q24 sebesar 7.112 kg,” tambahnya.
Sejalan dengan upaya meningkatkan nilai tambah produk emas Logam Mulia, pada 1Q24, Antam melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia meluncurkan produk emas batangan tematik seri Imlek 2024 Masehi/2575 Kongzili dengan desain tiga dimensi (3D) dan produk emas tematik baru Idul Fitri 2024/1445 Hijriah.
“Emas batangan Imlek Shio Naga menjadi pionir produk emas 3D di Indonesia dengan motif naga kayu di bagian sisi depan sesuai dengan shio pada 2024. Sementara itu, desain kemasan Emas Idul Fitri 2024/1445 Hijriah menggambarkan keunikan dan keistimewaan produk dengan menggabungkan estetika tradisional dan fungsionalitas modern,” papar Faisal.
Baca juga: Berdayakan UMKM, Antam Bantu 13 Mitra Binaan Dapatkan Sertifikasi Halal
Kontribusi penjualan segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) dengan proporsi 6 persen terhadap total penjualan pada 1Q24, mencapai Rp 552,49 miliar.
Antam mencatatkan volume produksi feronikel pada 1Q24 sebesar 4.789 ton nikel dalam feronikel (TNi), atau mencapai 88 persen dari capaian 1Q23 sebesar 5.437 TNi.
Dengan diperolehnya perizinan pada Maret 2024, penjualan feronikel direncanakan mulai terealisasi pada triwulan II-2024.
Volume produksi bijih nikel konsolidasian Antam mencapai 1,44 juta wet metric ton (wmt). Capaian volume penjualan bijih nikel konsolidasian Antam pada 1Q24 ditujukan untuk permintaan di pasar domestik sebesar 1 juta wmt.
Sementara itu, kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina pada 1Q24 dengan proporsi sebesar 4 persen terhadap total penjualan Antam dan nilai penjualan mencapai Rp 351,26 miliar.
Baca juga: Kinerja Antam Selama 2023, Produksi 13,45 Juta WMT Bijih Nikel hingga Raih 2 Proper Emas
Nilai penjualan segmen bauksit dan alumina pada 1Q24 tumbuh 8 persen dari capaian pada 1Q23 sebesar Rp 326,50 miliar.
Pada 1Q24, Antam mencatatkan volume produksi bijih bauksit yang digunakan sebagai bahan baku pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 153.000 wmt.
Pada 2024, Antam berfokus pada pengembangan penjualan bauksit di dalam negeri. Dengan diperolehnya perizinan pada Maret 2024, penjualan bauksit direncanakan terealisasi mulai triwulan II-2024.
Sementara itu, volume produksi produk alumina pada 1Q24 mencapai 24.753 ton alumina.
Pada 1Q24, capaian penjualan alumina mencapai 38.862 ton alumina atau meningkat 18 persen jika dibandingkan volume penjualan alumina pada 1Q23 sebesar 33.069 ton alumina.
Baca juga: Antam: Waktu yang Tepat untuk Investasi Emas adalah Sekarang
Sesuai dengan komitmen perusahaan yang berfokus pada penyelesaian proyek strategis pada 2023, Antam melanjutkan proses commissioning pabrik Feronikel Haltim di Maluku Utara untuk memastikan kestabilan proses produksi sebelum operasi komersial.
“Hal itu dilakukan dengan melanjutkan kesuksesan penyelesaian transaksi kerja sama terkait pengembangan industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel pada akhir 2023,” ungkap Faisal.
Selain itu, Antam juga melakukan transaksi divestasi 49 persen saham PT Sumberdaya Arindo (SDA) senilai 416,5 juta dollar Amerika Serikat (AS) dan transaksi divestasi 60 persen saham PT Feni Haltim (FHT) senilai Rp 718 miliar.
Pada 2024, Antam berkomitmen mencapai milestone pelaksanaan proyek kerja sama pengembangan ekosistem electric vehicle battery di Indonesia.
Baca juga: Konsisten Terapkan Keberlanjutan, Antam Tetap Jadi Bagian Indeks ESG
Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Antam berfokus pada penyelesaian pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang dikembangkan bersama PT Indonesia Asahan Aluminium dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.