KOMPAS.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) menyerahkan dua totem Kamoro dari tanah Papua sebagai wujud partisipasi dan dukungan dibangunnya Taman Totem Dunia yang merupakan bagian dari program Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan di Kecamatan Pangururan, Samosir, Sumatera Utara (Sumut).
Dua totem yang akan ditampilkan di taman tersebut telah selesai dikerjakan para pengukir Kamoro yang dinaungi oleh Yayasan Maramowe.
PTFI dan Yayasan Maramowe melakukan serah terima totem kepada pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), selaku pelaksana proyek Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan, di Taman Totem Dunia, Danau Toba, Rabu (27/9/2023).
Pada kesempatan tersebut, dua perwakilan pengukir dari Suku Kamoro juga turut hadir untuk memasang totem dan memastikan penempatan yang tepat dan sesuai dengan adat Kamoro.
Baca juga: Sambut HUT Indonesia ke-78, Freeport Lakukan Pemugaran Patung Kamoro di Kuala Kencana
Direktur dan Executive Vice President (EVP) Sustainable Development PTFI Claus Wamafma menyampaikan bahwa penyediaan totem dari Suku Kamoro merupakan bentuk komitmen pihaknya untuk ikut melestarikan karya seni dan budaya salah satu masyarakat adat Papua yang tinggal di sekitar perusahaan.
“Kami mendukung penuh pembangunan Taman Totem Dunia dan program Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan yang kami yakini dapat menjadi sarana pelestarian seni dan budaya Indonesia,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (30/9/2023).
Claus mengungkapkan, totem Kamoro yang ditampilkan di taman tersebut akan membuka akses bagi para pengunjung untuk melihat dan merasakan keindahan seni dan budaya Papua jauh dari tempatnya berasal.
Baca juga: Lestarikan Budaya, Petrokimia Gresik Gelar Pertunjukkan Wayang Kulit
Sementara itu, Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan sekaligus Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Samosir Rudi Siahaan merasa bersyukur dengan adanya totem dari suku Kamoro, Papua di Kabupaten Samosir.
“Kami sampaikan terima kasih kepada masyarakat adat Suku Kamoro yang sudah memberikan bantuan melalui Kementerian PUPR, dua buah patung karya anak bangsa. Ini adalah lambang persahabatan antara Suku Batak dan Suku Kamoro Papua,” ujarnya yang turut menyaksikan serah terima.
Rudi berharap, lokasi tersebut ke depannya akan dibuat acara adat perpaduan antara Batak dan Papua untuk mengapresiasi karya suku bangsa itu sendiri.
Selain itu, ia berharap, peresmian totem nantinya bisa berjalan sangat baik dan menjadi salah satu event budaya yang sangat menarik.
“Terima kasih kepada masyarakat adat suku Kamoro dan PT Freeport Indonesia,” tutur Rudi.
Taman Totem Dunia yang akan dibangun di Pangururan itu nantinya akan memiliki tujuh totem.
Tiga totem berasal dari tanah Batak yang bermakna peran manusia di Bumi ciptaan-Nya, hubungan antarbangsa, serta optimisme menuju masa depan dunia dan kemanusiaan.
Sementara itu, empat totem lainnya berasal dari belahan nusantara yang lain, salah satunya Papua.
Baca juga: Satgas Damai Cartenz Tembak 5 Anggota KKB di Pegunungan Bintang Papua
Selain menjadi sarana edukasi bagi pengunjung, Taman Totem Dunia juga diharapkan dapat menjadi simbol persahabatan antara budaya dan negara.
Dalam konteks lebih luas, program Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan di bawah Kementerian PUPR merupakan bagian dari pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.
Program tersebut sebagai upaya pengembangan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan yang didukung oleh pemerintah dan Bank Dunia.
Di kawasan itu akan dibangun beberapa atraksi dan wahana yang bersumber pada kearifan budaya lokal, dengan pesan kelestarian alam, penerusan nilai budaya, serta persahabatan dunia.
Baca juga: Kisah Ahmad, Diterima 4 Kampus Top Dunia lewat Beasiswa LPDP
Sementara itu, Pendiri Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe Luluk Intarti menjelaskan, dua totem Kamoro yang diserahterimakan, yaitu Mbitoro dan Wemawe dengan tinggi sekitar 8 meter (m) dan diameter 1 m.
Kedua totem tersebut, kata dia, menjadi totem Kamoro tertinggi dan terbesar yang pernah dibuat.
Luluk berharap bahwa karya seni ukir Kamoro itu bisa dikenal masyarakat lebih luas, baik dalam negeri maupun mancanegara yang nantinya akan berkunjung ke Danau Toba.
“Di sisi lain juga menjadi satu kebanggaan bagi para pengukir di mana karya mereka dapat dinikmati oleh orang banyak. Budaya ukir Kamoro ini dapat terus bertahan ketika generasi muda mengetahui bahwa apa yang telah dilakukan pendahulunya menjadi satu kebanggaan tersendiri yang menjadi ikon nasional nantinya,” ujar Luluk.
Baca juga: Sinopsis Insect Totem, Rahasia di Balik Harta Karun Suku Chong
Kedua totem Suku Kamoro dari Papua dan totem Batak dari Sumut serta Kalimantan rencananya akan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) pada November 2023.
Acara tersebut akan diperkaya dengan ritual adat dari suku Batak, Dayak, dan Kamoro pada sehari sebelumnya sebagai bagian dari upacara peresmian patung-patung yang menggambarkan kekayaan budaya dan semangat persatuan di tengah keberagaman yang kaya di Indonesia.