KOMPAS.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan pada 2019 akan memproduksi high calorie value (HCV) atau batu bara kalori tinggi sebesar 3,8 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari tahun lalu yang masih di bawah 1 juta ton.
“Bila di tahun lalu masih memproduksi di bawah satu juta ton, di tahun ini kami akan lebih dari 3 juta ton. Ini karena respon dari premium market untuk HCV masih sangat bagus,” ujar Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Suherman.
Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin (25/3/2019), diterangkan bahwa Bukit Asam sendiri menyasar premium market dalam penjualan batu bara kalori tinggi ini, salah satunya adalah Jepang.
Di negeri matahari terbit itu, PBA telah cukup lama memasok batu bara kalori tinggi ke sana dan telah memiliki buyer existing di sini.
Selain Jepang, PT Bukit Asam juga menyasar premium market lainnya di beberapa negara, seperti Taiwan, Srilanka, dan Philipina.
Sementara itu, hingga kini, Bukit Asam telah memegang kontrak jual beli batu bara kalori tinggi ke pasar Srilanka, Taiwan, Filipina dan Jepang.
Untuk itu, batu bara kalori tinggi merupakan batu bara yang cukup langka dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Penambahan kapasitas angkutan
Adapun terkait peningkatan produksi batu bara kalori tinggi, hal ini salah satunya bisa terjadi karena didukung penambahan kapasitas angkutan batu bara dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati menjadi 5 juta ton pada tahun ini.
Dengan penambahan kapasitas angkutan batu bara, maka akan meningkatkan jumlah pengiriman batu bara kepada buyer.
Untuk diketahui, pada 2018 produksi batu bara kalori tinggi Bukit Asam telah mendorong kenaikan laba bersih perusahaan menjadi sebesar Rp 5,02 triliun atau 12,23 persen dari tahun 2017 Rp 4,47 triliun.
Kenaikan tersebut ternyata didorong oleh kenaikan pendapatan usaha dari penjualan ekspor dan efisiensi berkelanjutan. Pada 2018, produksi batubara mengalami kenaikan 2,12 juta ton, sedangkan penjualan ekspor batu bara Bukit Asam meningkat lebih dari 1,54 juta ton dari tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut merupakan upaya dari strategi manajemen dalam mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara Asia di tengah pembatasan impor Cina.
Tak hanya itu, keberhasilan peningkatan kinerja tahun 2018 juga didorong oleh optimasi penjualan ekspor batu bara kalori tinggi ke premium market.
Untuk tahun 2019, Bukit Asam menargetkan produksi batu bara sebesar 27,26 juta ton termasuk di dalamnya produksi batu bara berkalori tinggi.
Bukit Asam optimis dengan menaikkan produksi angkutan batu bara di tahun ini akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan pada 2019.