Harga 3.85 Miliar Dollar AS untuk Freeport, Apakah Mahal?

Kompas.com - 19/12/2018, 16:04 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Suasana usai penandatanganan Sales and Purchase Agreement PT Inalum (Persero) dengan Freeport McMoran di Kementerian ESDM, Kamis (27/9/2018). Turut dalam kesepakatan ini Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin, CEO Freeport McMoran Richard Adkerson, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Suasana usai penandatanganan Sales and Purchase Agreement PT Inalum (Persero) dengan Freeport McMoran di Kementerian ESDM, Kamis (27/9/2018). Turut dalam kesepakatan ini Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin, CEO Freeport McMoran Richard Adkerson, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.


KOMPAS.com
- Holding Industri Pertambangan Inalum akan membayar 3.85 miliar dollar AS atau Rp 55.8 triliun untuk meningkatkan kepemilikannya di PT Freeport Indonesia (PTFI) dari 9.36 persen menjadi 51.2 persen.

Dengan demikian Inalum akan menjadi pengendali utama di perusahaan tambang dengan deposit emas terbesar di Papua tersebut. Namun apakah harga tersebut mahal atau murah

Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (19/12/2018), dijelaskan bahwa Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) pada 2017 pernah melakukan proyeksi harga PTFI.

Saat itu, hasil harga proyeksinya ternyata lebih mahal dari kesepakatan Inalum dengan Freeport McMoRan, pengendali PTFI saat ini.

Menurut studi IAGI, harga untuk menjadi pemilik mayoritas di sana diperkirakan sebesar 4.5 miliar dolar AS atau Rp 65 triliun.

Baca jugaSaham Freeport Tidak Bisa Diperoleh Secara Gratis

Pada 2015, Freeport McMoran mengajukan harga 12.15 miliar dolar AS untuk meningkatkan kepemilikan Indonesia menjadi 51 persen kepada Kementerian ESDM. Indonesia kemudian menawar menjadi 4,5 miliar dolar AS.

Adapun angka hasil valuasi konsultan keuangan Morgan Stanley pada awal 2018 menyebut harga PTFI sebesar 4.67 dolar miliar.

“Kalau diteliti dari aspek apa pun, angka 3.85 miliar dolar AS yang dibayarkan Inalum terbilang murah,” tutur pengamat kebijakan publik dari Koalisi Pejuang Hak Atas Sumber Daya Alam, Thomas Jan Bernadus, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.

Meski begitu, kata Thomas, itu tidak berarti kita membeli tanah air sendiri. Karena yang dibeli adalah perusahaan, bukan cadangan yang dimiliki oleh PTFI. Sementara itu, perusahaan asal Amerika ini sudah mengantongi izin komersil untuk menambang di Grasberg sejak 51 tahun lalu.

“Hal tersebut merupakan kesepakatan busines-to-business (B2B) sehingga penyelesaiannya juga dilakukan melalui pendekatan komersial,” tutur Thomas.

Masih dari keterangan tertulisnya, disebutkan bahwa Kontrak Freeport tidak sama dengan yang berlaku di sektor minyak dan gas (migas).

Pada industri migas jika konsesi berakhir, maka secara otomatis dimiliki pemerintah dan dikelola oleh Pertamina. Negara tidak mengeluarkan uang sepeser pun karena aset perusahaan migas dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah.

Baca jugaBayar Freeport, Inalum Akhirnya Terbitkan Obligasi 4 Miliar Dollar AS

Ini terjadi karena pemerintah sebelumnya telah membayar kontraktor lewat skema cost recovery senilai miliaran dollar AS per tahunnya.

Berdasarkan materi dengar pendapat antara Inalum dan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dengan membayar 3.85 miliar dolar, Inalum akan mendapatkan kekayaan tambang senilai lebih dari 150 miliar dolar AS atau Rp 2,400 triliun hingga 2041.

Laba bersih PTFI juga diperkirakan sebesar 2 miliar dolar AS per tahun setelah 2022 nanti.
Jika nilai laba tersebut dijumlahkan hingga akhir waktu pengembangan tambang pada 2041, setidaknya Indonesia akan mendulang keuntungan bersih lebih dari 36 miliar dolar AS atau sekitar Rp 533 triliun sejak 2019 hingga 2041.

Perbandingan harga

No

Versi Nilai Saham

Nilai (USD)

1

Surat FCX kepada Menteri ESDM

12,15 miliar

2

Surat Menteri ESDM kepada FCX

4,5 miliar

4

Hasil Valuasi Morgan Stanley

4,67 miliar

5

Hasil Negosiasi Inalum dengan FCX dan Rio Tinto

3,85 miliar

Terkini Lainnya
Lewat Program PMT, PTBA Bantu Anak di Muara Enim Pulih dari TBC dan Gizi Buruk
Lewat Program PMT, PTBA Bantu Anak di Muara Enim Pulih dari TBC dan Gizi Buruk
Kilas Pertambangan
Freeport Kampanyekan Connecting U, Edukasi soal Pentingnya Tembaga bagi Kehidupan 
Freeport Kampanyekan Connecting U, Edukasi soal Pentingnya Tembaga bagi Kehidupan 
Kilas Pertambangan
Berkat Inovasi Sosial dan Lingkungan, Bukit Asam Raih 2 Proper Emas 2024
Berkat Inovasi Sosial dan Lingkungan, Bukit Asam Raih 2 Proper Emas 2024
Kilas Pertambangan
FEB UI Sebut Hilirisasi Tambang Membangun Masa Depan Ekonomi Inklusif di Indonesia
FEB UI Sebut Hilirisasi Tambang Membangun Masa Depan Ekonomi Inklusif di Indonesia
Kilas Pertambangan
Dukung Hilirisasi Energi, Bukit Asam Kembangkan Artificial Graphite untuk Bahan Baku Baterai
Dukung Hilirisasi Energi, Bukit Asam Kembangkan Artificial Graphite untuk Bahan Baku Baterai
Kilas Pertambangan
Bulan K3 Nasional, Bukit Asam Tegaskan Komitmen pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bulan K3 Nasional, Bukit Asam Tegaskan Komitmen pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kilas Pertambangan
Riset FEB UB: Kemitraan Jadi Fondasi Keberhasilan Hilirisasi Mineral di Indonesia
Riset FEB UB: Kemitraan Jadi Fondasi Keberhasilan Hilirisasi Mineral di Indonesia
Kilas Pertambangan
Riset FEB Brawijaya Soroti Kolaborasi Hexahelix di Gresik Untungkan Hilirisasi 
Riset FEB Brawijaya Soroti Kolaborasi Hexahelix di Gresik Untungkan Hilirisasi 
Kilas Pertambangan
Riset Binus: AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral Indonesia untuk Keberlanjutan dan Daya Saing Global
Riset Binus: AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral Indonesia untuk Keberlanjutan dan Daya Saing Global
Kilas Pertambangan
Riset Binus: Kebijakan Hilirisasi Indonesia Jadi Inspirasi Negara-negara Asia dan Afrika
Riset Binus: Kebijakan Hilirisasi Indonesia Jadi Inspirasi Negara-negara Asia dan Afrika
Kilas Pertambangan
Riset Indef: Indonesia Punya Momentum Strategis untuk Jadi Pemain Global dalam Hilirisasi Tembaga
Riset Indef: Indonesia Punya Momentum Strategis untuk Jadi Pemain Global dalam Hilirisasi Tembaga
Kilas Pertambangan
Ekosistem Hilirisasi Tembaga Indonesia Disebut Positif dan Punya Nilai Strategis yang Signifikan
Ekosistem Hilirisasi Tembaga Indonesia Disebut Positif dan Punya Nilai Strategis yang Signifikan
Kilas Pertambangan
Punya Potensi Besar Nikel dan Pasir Silika, Indonesia Siap Jadi Pemain Global Kendaraan Listrik dan Panel Surya
Punya Potensi Besar Nikel dan Pasir Silika, Indonesia Siap Jadi Pemain Global Kendaraan Listrik dan Panel Surya
Kilas Pertambangan
Riset TRI: Hilirisasi Ciptakan Banyak Lapangan Kerja dan Tingkatkan Perekonomian
Riset TRI: Hilirisasi Ciptakan Banyak Lapangan Kerja dan Tingkatkan Perekonomian
Kilas Pertambangan
ANTAM Dukung Masyarakat Cisarua dalam Pengembangan Budi Daya Domba
ANTAM Dukung Masyarakat Cisarua dalam Pengembangan Budi Daya Domba
Kilas Pertambangan
Bagikan artikel ini melalui
Oke