KOMPAS.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 di Gedung Waskita Karya, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Terdapat tujuh mata acara dalam agenda rutin itu, salah satunya persetujuan Laporan Tahunan serta pengesahan laporan keuangan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) tahun buku 2024.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita menyampaikan, proses pemulihan kinerja keuangan dan operasional melalui restrukturisasi menjadi fokus utama perseroan sepanjang 2024.
Saat ini, Waskita Karya telah mendapatkan persetujuan dari 22 kreditur perbankan atas Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021, dengan nilai outstanding sebesar Rp 31,65 triliun.
"Skema restrukturisasi ini telah efektif sejak 17 Oktober 2024. Berkat langkah tersebut, keuangan Waskita Karya kini menjadi lebih optimal," ungkap Ermy melalui siaran persnya, Rabu (30/4/2025).
Baca juga: Tak Ikut Restrukturisasi, Nasabah Jiwasraya Minta Pembayaran Hak Sebelum 15 Mei 2025
Ia menambahkan, restrukturisasi terhadap obligasi non-penjaminan senilai Rp 3,35 triliun juga telah disetujui untuk tiga seri obligasi. Persetujuan ini diperoleh melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).
“Dalam konteks restrukturisasi operasional, perusahaan memfokuskan diri pada pemulihan kegiatan inti sebagai kontraktor murni,” jelas Ermy.
Ia mengungkapkan, Waskita Karya lebih mengedepankan proyek-proyek dengan skema pembayaran bulanan, serta menghindari skema turnkey, demi menjaga stabilitas modal kerja.
Lebih lanjut, Ermy menegaskan bahwa manajemen berkomitmen memperkuat tata kelola perusahaan. Perbaikan ini menjadi fokus utama untuk mewujudkan bisnis yang hati-hati (prudent) dan berkelanjutan.
Sepanjang 2024, Waskita Karya berhasil menurunkan total utang sebesar Rp 14,7 triliun menjadi Rp 69,3 triliun. Kinerja entitas induk (standalone) juga mencatatkan laba berjalan sebesar Rp 4,8 triliun.
Baca juga: Danamon Catat Laba Rp 757 Miliar Kuartal I-2025, Kredit Naik 7 Persen
Laba itu diperoleh dari peningkatan pendapatan lain-lain yang berasal dari pengakuan keuntungan atas modifikasi utang, serta membaiknya rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan usaha.
Hal tersebut meningkatkan margin laba kotor dari 0,6 persen pada 2023 menjadi 5,7 persen pada 2024.
Secara konsolidasi, Waskita Karya mencatat peningkatan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) atau Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, dan Amortisasi sebesar 347 persen.
Dari yang sebelumnya negatif Rp 0,4 triliun menjadi positif Rp 0,9 triliun. Kinerja ini didukung oleh efisiensi beban usaha dan pendapatan dari divestasi sebagian kepemilikan saham di ruas Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi).
Beban keuangan Waskita Karya juga menurun sebesar 1,8 persen, dari Rp 4,4 triliun menjadi Rp 4,3 triliun. Penurunan ini terjadi seiring restrukturisasi pinjaman dan divestasi aset yang efektif.
Baca juga: Mensesneg Masih Koordinasi soal Pengalihan GBK dan Aset Lain ke Danantara
"Pada 2024, Perseroan berkontribusi terhadap negara melalui pembayaran pajak sebesar Rp 1,8 triliun secara konsolidasi," ujar Ermy.
Ia juga menyebutkan, total nilai kontrak baru (NKB) sepanjang 2024 mencapai Rp 9,55 triliun.
Sementara itu, realisasi pendapatan usaha konsolidasi mencapai Rp 10,7 triliun atau 101 persen dari target revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Waskita Karya juga mencatat total realisasi dana tanggung jawab sosial dan lingkungan ( TJSL) sebesar Rp 4,4 miliar pada 2024.
Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 2,9 miliar direalisasikan untuk program TJSL PUMK, dengan 94 mitra binaan. Sisanya, Rp 1,5 miliar, digunakan untuk TJSL Non-PUMK yang mencakup 10 program.
Baca juga: BGN Akan Libatkan Lebih Banyak Kantin Sekolah dalam Program MBG
Beberapa program tersebut, meliputi penanaman ratusan pohon buah, bantuan bagi korban bencana alam, pembagian ribuan paket sembako, dan pelatihan untuk ratusan UMKM.
Selain itu, ada program mudik gratis bagi pegawai, pengadaan sarana air bersih dan pengelolaan sampah, hingga beasiswa dan fasilitas pendidikan seperti ruang kelas baru dan komputer.
“Kegiatan TJSL Waskita Karya terbagi ke dalam empat pilar, yaitu sosial, ekonomi, lingkungan, serta hukum dan tata kelola,” kata Ermy.
Pada 2024, lanjut dia, pilar ekonomi menjadi penerima alokasi tertinggi, yakni mencapai Rp3,16 miliar.
"Ke depan, Waskita Karya berkomitmen untuk terus menjalankan tanggung jawab sosial yang berdampak nyata bagi masyarakat di seluruh Tanah Air," ucap Ermy.
Baca juga: Tren Pinjol Cenderung Fluktuatif, Tergantung Ekonomi Masyarakat
Waskita Karya juga menerima penghargaan tertinggi dalam Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dari Komisi Informasi Pusat.
Waskita Karya berhasil mempertahankan predikat sebagai Badan Publik Informatif sejak 2023.
Komitmen terhadap good corporate governance (GCG) terus diperkuat, terlihat dari peningkatan skor asesmen GCG dari 90,62 menjadi 92,1. Nilai ini mengantarkan Waskita meraih predikat “sangat baik”.
"Kami berharap, setelah RUPST ini, Waskita dapat bergerak lebih cepat untuk mengejar target-target pemulihan," tutur Ermy.
Baca juga: Bank DKI Ajak Publik Tunggu Hasil Forensik Digital soal Pemulihan Sistem
Waskita Karya, lanjut dia, percaya seluruh keputusan yang disetujui para pemegang saham akan berdampak positif bagi perseroan sebagai BUMN konstruksi yang telah berkontribusi selama lebih dari 64 tahun.
Sebagai informasi, RUPST 2025 menetapkan bahwa tidak ada perubahan dalam susunan direksi dan komisaris.
Dengan komposisi yang tetap, Waskita Karya akan melanjutkan strategi peningkatan kinerja untuk membangkitkan perseroan menjadi perusahaan konstruksi yang berkelanjutan dan memiliki tata kelola yang baik.
Susunan direksi dan komisaris (tanpa perubahan):
Komisaris:
Direksi: