KOMPAS.com – Sepanjang 2023, PT Pertamina (Persero) berhasil menjalankan program Unlock Value di beberapa subholding dan anak perusahaannya.
Unlock Value menjadi program unggulan Pertamina untuk meningkatkan kinerja masing-masing anak usahanya, terutama dengan mengekspos keunggulan anak usaha.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pascapandemi Covid-19, tahun 2023 merupakan momentum bagi berbagai industri di dunia untuk bertumbuh.
"Melalui Unlock Value ini, kami mendorong subholding dan anak perusahaan untuk melakukan aksi korporasi sehingga bisa memanfaatkan momentum pertumbuhan usaha ini dengan maksimal," jelasnya dalam siaran pers, Kamis (13/6/2024).
Beberapa program Unlock Value pada 2023 adalah pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk pada 25 Februari 2023.
Baca juga: Tumbuh di Tengah Fluktuasi Ekonomi Global, Kinerja Pertamina Diapresiasi Komisi VI DPR
IPO tersebut merupakan salah satu aksi korporasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023 dan menjadi perhatian investor internasional.
Pasalnya, PGE mengusung energi bersih panas bumi (geothermal) yang sejalan dengan aspirasi global dalam mengatasi tantangan krisis iklim.
Selain itu, Pertamina melalui subholding Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) juga siap menjadi market leader dalam perdagangan karbon di Indonesia.
Komitmen itu ditegaskan Pertamina pada peluncuran perdana Bursa Karbon IDX di BEI, Jakarta, oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 26 September 2023.
Pertamina juga menggenjot bisnis energi transisi. Salah satunya melalui uji terbang perdana pesawat komersial memakai bahan bakar ramah lingkungan, yaitu Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau BioAvtur.
Baca juga: Naik 17 Persen, Laba Bersih Pertamina 2023 Tembus Rp 72 Triliun
SAF diproduksi Kilang Pertamina Internasional dan akan dikomersialisasi Pertamina Patra Niaga, sebagai masa depan industri aviasi yang berkelanjutan.
"SAF menjadi bukti kolaborasi BUMN pada upaya penurunan emisi dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission," jelas Fadjar.
Sementara itu, anak usaha Pertamina di bidang kesehatan, yakni PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation telah melakukan topping off pembangunan Bali International Hospital (BIH).
BIH akan menjadi rumah sakit berkelas internasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Bali.
Pertamina juga terus berinovasi. Pada 2023, terdapat 4 produk hasil penelitian yang berhasil masuk tahap komersialisasi serta penambahan delapan Hak Kekayaan Intelektual Baru (HAKI).
Fadjar menambahkan, digitalisasi menjadi kunci strategis pengelolaan terintegrasi untuk peningkatan layanan bisnis Pertamina.
Baca juga: Kinerja Pertamina 2023 Tunjukkan Pertumbuhan Operasional di Semua Lini Bisnis
Inovasi digitalisasi 2023 dilakukan, antara lain untuk optimalisasi stok dan penyediaan BBM dan LPG
Dalam hal ini, Pertamina telah memberikan efisiensi untuk program penyaluran bahan bakar minyak (BBM) dan liquified petroleum gas (LPG) subsidi tepat.
Pemanfaatan digital juga dilakukan untuk meningkatkan keandalan dan mitigasi unplanned shutdown untuk kilang-kilang Pertamina.
"Kemajuan digitalisasi Pertamina mendukung efisiensi, proses pengambilan keputusan, keamanan dan keandalan, serta peningkatan layanan seluruh bisnis Pertamina kepada masyarakat," tambah Fadjar.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi berkomitmen mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: Realisasi TKDN Pertamina Tahun 2023 Capai Rp 374 Triliun
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.