KOMPAS.com – Industri energi di Indonesia tengah berhadapan dengan trilema energi, yakni isu ketahanan energi, keterjangkauan biaya energi, dan keberlanjutan lingkungan.
Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk menjawab tantangan tersebut sekaligus menangkal ancaman global akibat faktor geopolitik dan fluktuasi pasar.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa trilema energi menjadi tantangan besar bagi Pertamina. Terlebih, sebagai badan usaha milik negara (BUMN), Pertamina memiliki peran utama untuk menjaga ketahanan energi nasional.
“Trilema energi dihadapi dengan mengoptimalkan sumber daya Pertamina Group sekaligus memperkuat kolaborasi dengan berbagai mitra dari sektor swasta, pemerintah, dan dunia kampus,” jelas Fadjar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).
Beberapa strategi yang dilakukan adalah mengoptimalkan produksi hulu dan meningkatkan produksi kilang Pertamina sehingga menurunkan impor.
Kemudian, Pertamina juga memperkuat penggunaan transisi energi, seperti pemanfaatan jaringan gas kota, peningkatan kapasitas tenaga panas bumi (geotermal), dan penggunaan sumber daya nabati, termasuk biofuel.
Baca juga: Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka
Dia menambahkan, Pertamina juga mengoptimalkan seluruh sumber daya manusianya untuk menjalankan berbagai strategi yang diterapkan perseroan.
Untuk memaksimalkan strategi itu, lanjut Fadjar, dibutuhkan dukungan semua pihak sehingga Indonesia dapat menghadapi tantangan industri energi secara lebih cepat.
“Salah satu yang dilakukan Pertamina untuk meningkatkan pemahaman serta dukungan masyarakat adalah melalui edukasi di level universitas. Mahasiswa merupakan generasi muda yang akan meneruskan pengelolaan energi ini,” ujar Fadjar.
Edukasi Pertamina dilakukan melalui berbagai kegiatan. Salah satunya adalah Pertamina Goes to Campus (PGTC) 2024 yang akan segera digelar di 15 universitas di Indonesia.
Sebagai informasi, PGTC merupakan inisiatif Pertamina untuk melakukan diskusi serta pengenalan peran Pertamina dalam sektor energi dan pembangunan kepada seluruh kalangan civitas akademika.
Rangkaian kegiatan PGTC dimulai pada Senin (6/5/2024) di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai Kick Off PGTC.
Baca juga: Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan
Di ITB, Pertamina akan menyelenggarakan dua talkshow. Talkshow pertama mengangkat tema “Shaping Tomorrow: Empowering Sustainable Careers. Energy Solutions, And Educational Practices For Environmental Resilience”.
Talkshow tersebut menghadirkan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Rektor ITB Prof Ir NR Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, dan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Adi Prinantyo sebagai narasumber.
Adapun talkshow kedua yang bertema “Energizing Future Leaders: Unlocking Human Potential” akan menghadirkan tiga narasumber, yakni Direktur SDM Pertamina Erry Sugiharto, Co-Founder Chickin Tubagus Syailendra, serta Duta Lingkungan Hidup sekaligus artis pengusaha Tasya Kamila.
Fadjar mengatakan, melalui ajang PGTC 2024, Pertamina juga berupaya memberikan informasi terbaru terkait industri energi.
“Acara itu juga diharapkan dapat membangun rasa kolaborasi antara pelaku industri, akademisi, dan tokoh masyarakat sehingga dapat berkontribusi dalam mendorong inovasi, memacu pertumbuhan, serta mengatasi tantangan untuk kemandirian energi dan pembangunan,” jelas Fadjar.
Sebagaimana diketahui, Pertamina berkomitmen penuh untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut pun sejalan dengan penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.