KOMPAS.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berkolaborasi dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Universitas Padjadjaran, Universitas Sebelas Maret (UNS), Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Pengayom Tani Sejagad, dan Kweni 5 Yogyakarta mengembangkan carbon saver untuk pertanian berkelanjutan.
Inovasi baru itu diperkenalkan dalam kegiatan "Panen Perdana Hilirisasi Formula Carbon Saver untuk Pertanian yang Berkelanjutan" di Yogyakarta, Jumat (29/11/2024).
Kolaborasi dalam pengembangan carbon saver itu bertujuan mengatasi tantangan di bidang pertanian, khususnya dalam pengurangan emisi karbon dan peningkatan hasil panen.
Carbon saver merupakan pembenah tanah yang mampu mengurangi pelepasan unsur karbon di dalam tanah. Produk itu juga mengandung nutrisi yang sangat diperlukan oleh tanaman.
Seluruh kandungan produk carbon saver bersifat organik dan dibutuhkan untuk industri pangan secara berkelanjutan.
Baca juga: Aneka Bisnis Baru PT Bukit Asam yang Lebih “Hijau”, Apa Saja?
Vice President (VP) Sustainability PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Dedy Saptaria Rosa menjelaskan, pihaknya memiliki komitmen kuat dalam menjalankan prinsip environmental, social, and governance (ESG) untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
"Dengan Energi Tanpa Henti, Bukit Asam senantiasa berupaya menciptakan dampak positif untuk masyarakat luas,” ujarnya dalam siaran pers.
Dedy menambahkan, pihaknya terus melakukan riset dan pengembangan teknologi ramah lingkungan yang salah satunya adalah carbon saver.
“Kami berharap industri pertanian di masa mendatang akan lebih kompetitif, ramah lingkungan, serta mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Hilirisasi Carbon Saver Susila Herlambang bersyukur atas terciptanya inovasi carbon saver.
Ia mengatakan, hilirisasi bukan hanya tentang mengolah produk, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi masyarakat, ekonomi dan lingkungan.
Baca juga: Bukit Asam Gandeng KAI-Semen Baturaja Tingkatkan Kapasitas Bongkar Batu Bara
"Melalui carbon saver, kami membuka peluang baru bagi petani untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan hasil pertanian, dan menjaga kelestarian tanah kita,” katanya.
Susila pun mengajak semua pihak bersinergi, berkolaborasi, dan mendukung hilirisasi produk tersebut.
“Mari bersama-sama kita wujudkan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujarnya.
Desainer dan Kolaborator Program Pangan Berkelanjutan Roy Ubaya menuturkan, bahwa carbon saver merupakan bagian dari program Rumpun Pangan Berbasis Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan (Ruang Rural) Bukit Asam.
"Carbon saver ini secara otomatis akan memberi dampak lebih sehatnya tanah, mengingat pada formula carbon saver terdapat unsur-unsur pembenah tanah organik yang menyediakan ruang-ruang sebagai tempat penyimpanan unsur karbon di dalam tanah,” katanya.
Roy mengatakan, dengan semakin banyaknya penggunaan unsur organik dalam tanah, hasil produksi pangan akan memiliki residu yang rendah.
Baca juga: Komitmen Jaga K3L di Tempat Kerja, PT Bukit Asam Raih Penghargaan Anugerah ESG Republika 2024
“Dalam jangka panjang dan berkelanjutan, terciptalah pangan yang mendukung terciptanya generasi muda dan lingkungan sehat di masa mendatang," tuturnya.