KOMPAS.com - Ketua (DPR) Republik Indonesia (RI) Puan Maharani dan Menteri Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengunjungi area operasi PT Freeport Indonesia (PTFI) di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Minggu (10/12/2023).
Dalam wawancara dengan media di lokasi tambang bawah tanah Grasberg, Puan mengapresiasi kinerja dan upaya PTFI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua dan Indonesia.
"(Langkah-langkah) yang sudah dilaksanakan tentunya sudah berdampak cukup positif untuk Papua dan Indonesia secara umumnya. Kami berharap, sumber daya mineral yang besar tentu harus bermanfaat untuk Indonesia," katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (11/12/2023).
Dalam kunjungan kerja (kunker) tersebut, rombongan Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri ESDM Arifin Tasrif melihat secara langsung area tambang terbuka Grasberg, Kantor Pusat Operasi Tambang Bawah Tanah, hingga meninjau operasi tambang bawah tanah terbesar di dunia Grasberg Block Cave yang dioperasikan sepenuhnya oleh anak bangsa.
Baca juga: Bupati Malinau Sebut UMKM Jadi Solusi Aternatif Serap Tenaga Kerja Lokal
Puan menilai bahwa keterlibatan tenaga kerja asal Papua telah meningkat dan teknologi pertambangan yang digunakan sangat modern.
"Sudah sangat modern, menggunakan teknologi yang luar biasa dan tenaga lokal sudah cukup banyak diberdayakan di sini. Saya berharap (jumlah) tenaga lokal yang bekerja di sini akan bertambah, sehingga ke depannya transfer teknologi yang ada (dapat) memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk Indonesia," kata Puan.
Senada dengan Puan, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengapresiasi operasional PTFI yang telah memasuki era pertambangan bawah tanah.
"Sekarang masuk ke tambang bawah tanah, masuk lagi ke deep mill level zone (DMLZ), dan seluruhnya beroperasi di bawah tanah. Dengan kapasitas produksi maksimum dari semua tambang bawah tanah mencapai 240.000 ton bijih per hari, PTFI saat ini sudah mencapai sekitar 213.000 ton per hari. Kecepatan Freeport dalam menjalankan proyek ini patut kita acungkan jempol," ujarnya.
Baca juga: Wamenkumham Diduga Pakai Duit Rp 1 Miliar dari Pengusaha Tambang untuk Pencalonan Ketua Pelti
Arifin berharap dengan perkembangan yang sangat baik tersebut, PTFI tetap berkomitmen untuk menjalankan kewajibannya.
Salah satunya adalah menyelesaikan pembangunan smelter di Gresik dan penambahan kapasitas di PT Smelting. Kedua langkah ini dianggap sangat penting dalam mendukung hilirisasi sektor pertambangan.
"Ada dua pekerjaan, yang pertama adalah menyelesaikan penambahan 30 persen kapasitas smelter pertama (PT Smelting) pada bulan (Desember) ini. Dan yang kedua, smelter kedua PTFI harus selesai pada Mei 2024, sehingga semua konsentrat tembaga PTFI dapat diserap di dalam negeri," kata Arifin.
Baca juga: Tinjau Smelter PTFI, Wamen BUMN Optimistis Beroperasi Sesuai Rencana
Sementara itu, Presiden Direktur (Presdir) PTFI Tony Wenas menegaskan bahwa komitmen pihaknya untuk masyarakat sangat besar.
"Kami adalah bagian dari Papua. Freeport telah berada selama 57 tahun di Papua, dan kami terus bertumbuh dan berkembang bersama masyarakat Papua," jelas Tony.
Ia mengatakan bahwa komitmen untuk mendorong kesejahteraan masyarakat Papua tercermin dalam komposisi tenaga kerja PTFI, di mana 40 persennya adalah karyawan asli Papua.
Komitmen untuk masyarakat sekitar, kata Tony, tercermin melalui berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan yang sangat masif.
Baca juga: 3 Perusahaan Gas Teken Perjanjian Jual Beli untuk Pasok Industri di Aceh dan Sumut
"(Kami mengalokasikan) sekitar 1,5 triliun rupiah per tahun untuk program-program di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, dan lainnya, yang akan terus berlanjut hingga akhir masa tambang," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Tony juga membeberkan rencana kerja PTFI untuk 2024, yaitu menghasilkan 1,7 miliar pound tembaga dan 1,9 juta ons emas.
"Untuk kontribusi kepada Indonesia, kami merencanakan tahun ini (2023) sekitar 4,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau hampir Rp 70 triliun dalam bentuk pajak, royalti, dividen, dan kontribusi lainnya. (Di dalamnya), termasuk sekitar Rp 9 triliun yang akan disalurkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, serta kabupaten lain di Provinsi Papua Tengah," tuturnya.
Baca juga: Panglima TNI Sebut Uang Lauk Pauk Prajurit di Papua Naik pada Januari 2024, Setara dengan Polri
Sebagai informasi, dalam kunker tersebut juga diikuti oleh beberapa anggota DPR, di antaranya Wakil Ketua Komisi VII, Wakil Ketua Komisi X dan Wakil Ketua Majelis Kehormatan DPR.
Selama kunjungan, Presdir PTFI Tony Wenas mendampingi dan menjelaskan seluruh proses dan kinerja pertambangan PTFI.