KOMPAS.com - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat sekitar melalui berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Terbaru, Antam mengadakan edukasi dan pelatihan untuk para petani kopi dan kakao di Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, program Kebun Edukasi Kopi dan Kakao merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan untuk dapat bertumbuh bersama masyarakat di sekitar wilayah korporasi.
Ia mengungkapkan, pengembangan penanaman kakao dan kopi merupakan program keberlanjutan petani Desa Sopura (Sipatuo). Kegiatan yang sudah dilakukan sejak 2021 ini merupakan upaya untuk mempertahankan komoditas kopi dan kakao sebagai produk unggulan Kolaka.
Baca juga: Naik Rp 8.000 Per Gram, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini
“Sejalan dengan Sinergi Berdaya, program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kemandirian petani di Desa Sopura, mengingat kopi dan kakao adalah produk unggulan dari Kabupaten Kolaka” kata Syarif dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (31/5/2023).
Melalui program pelatihan dan pendampingan yang dilakukan, lanjut dia, Antam berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani terkait penanaman, peningkatan produktivitas tanaman kopi dan kakao, serta pemasaran.
“Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan para petani. Utamanya mereka yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) dalam program Sipatuo ini,” ujar Syarif.
Selain petani, ia mengungkapkan, Antam juga bersinergi dengan pemerintah daerah (pemda) di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten Kolaka. Sinergi ini bertujuan untuk memaksimalkan peningkatan produktivitas kopi dan kakao di Kolaka.
Baca juga: Naik Rp 8.000 Per Gram, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini
“Kami juga bekerja sama dengan kelompok pendamping program,” imbuh Syarif.
Hingga saat ini, poktan yang tergabung dalam program Sipatuo telah menanam 1.267 pohon kopi dan 617 pohon kakao.
Melalui program tersebut, poktan Desa Sopura juga telah membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan anggota 12 orang, yang juga ikut berkontribusi untuk mengembangkan kopi dan kakao di Kolaka.