KOMPAS.com - Mining Industry Indonesia (Mind Id) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Pertambangan bersama anggotanya terus berkomitmen untuk mengoptimalkan implementasi digitalisasi dalam industri pertambangan.
Anggota Mind Id yang dimaksud, yaitu PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum), dan PT Timah Tbk (TINS).
Direktur Utama (Dirut) Mind Id Hendi Prio Santoso mengatakan, digitalisasi industri pertambangan merupakan salah satu aspek utama yang menjadi perhatian perusahaan.
“Transformasi operasional secara bertahap menjadi digital dilakukan untuk memberikan nilai tambah di seluruh rantai proses penambangan dan pengolahan mineral,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (19/8/2022).
Baca juga: Menteri ESDM: Pengolahan dan Pemurnian Mineral Kritis Wajib Dilakukan
Selain itu, lanjut Hendi, upaya tersebut juga bertujuan untuk mewujudkan aktivitas operasional yang optimal sekaligus efisien.
Ia mengungkapkan bahwa Grup Mind Id juga terus mendorong terwujudnya ide dan inovasi terbarukan.
Dengan digitalisasi pertambangan, Hendi berharap, dapat meningkatkan keselamatan kerja seluruh karyawan serta memaksimalkan produktivitas.
“Selain itu, transformasi ini dapat menciptakan lingkungan pertambangan yang lebih efisien, efektif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” ucapnya.
Baca juga: Kemendagri Tegaskan Dukungan untuk Transformasi di Bidang Kesehatan
Pada kesempatan tersebut, ia menjelaskan, Grup Mind Id saat ini tengah melakukan pengembangan aplikasi digital di berbagai proses bisnis, mulai dari pengelolaan limbah, eksplorasi, dan sistem informasi korporasi.
“Aplikasi digital yang dikembangkan bertujuan untuk memaksimalkan proses bisnis dan kegiatan operasional perusahaan,” ucap Hendi.
Ia menilai, pengembangan tersebut merupakan salah satu proses yang efisien karena sejalan dengan komitmen pelaksanaan pilar keberlanjutan Mind Id, yakni smart mining. Hal ini sekaligus menjadi bentuk komitmen pelaksanaan good mining practices atau praktik pertambangan yang baik.
Dalam bidang eksplorasi pertambangan, Hendi mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang mengembangkan aplikasi bernama Geologging. Aplikasi ini diklaim mampu mempercepat kalkulasi sampel hasil proses eksplorasi di wilayah pertambangan.
“Aplikasi Geologging memanfaatkan teknologi machine learning dan Artificial Intelligence (AI) yang dapat meminimalisir kesalahan pencatatan data, meningkatkan proses data collecting, dan memaksimalkan aktivitas pengeboran. Aplikasi ini sudah diuji coba di PT Antam Tbk,” jelasnya.
Baca juga: Ini Fitur di Aplikasi Deteksi Dini Stunting Inovasi Mahasiswa UGM
Sementara itu, di bidang pengelolaan lingkungan, Hendi mengatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan aplikasi Mastermine.
Aplikasi Mastermine diklaim mampu mengolah, memonitor, dan mengontrol sistem pengolahan air limbang tambang secara daring.
Bahkan, sistem yang terintegrasi secara chemical dan digital ini dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan limbah tambang.
“Dalam aplikasi Mastermine juga terdapat fitur alert and notification yang berperan untuk memberikan peringatan terhadap penurunan kualitas air, sehingga tindakan yang diperlukan dapat diputuskan lebih cepat. Aplikasi ini diuji coba di PT Bukit Asam Tbk,” imbuh Hendi.
Selain itu, lanjut dia, PT Bukit Asam Tbk juga sudah mengimplementasikan Corporate Information System and Enterprise Application (CISEA). Aplikasi ini diklaim mampu memantau proses produksi dan dapat diakses dengan mudah melalui gadget.
Baca juga: Minimalisasi Dampak Negatif Teknologi, Tri Tito Dorong Orangtua Awasi Penggunaan Gadget pada Anak
Tak hanya itu, kata Hendi, aplikasi CISEA juga memungkinkan pengaturan proses pengiriman hasil penambangan yang lebih efisien dan mempermudah kegiatan monitoring data.