KOMPAS.com – Menteri Perindustrian Thailand E. Suriya Jungrungreangkit menekankan pentingnya sektor mineral ASEAN untuk secara aktif menanggapi tantangan baru.
"Tantangan yang dimaksud adalah transisi menuju ekonomi rendah karbon dan Industri 4.0. Dua hal ini akan menjadi tren besar yang akan memengaruhi sektor mineral," kata Suriya, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Suriya mengatakan itu saat membuka The Seventh ASEAN Ministerial Meeting on Minerals (The 7th AMMin) and Associated Meetings atau Events di Bangkok, Thailand, Jumat (13/12/2019).
Dia menyebutkan, pengaruh tersebut akan sangat signifikan dalam hal keberlanjutan serta pasokan dan permintaan pasar.
Salah satunya, jelasnya, adalah pergerakan menuju ekonomi rendah karbon, terutama meningkatnya penggunaan energi yang efisien dan terbarukan.
“Seperti penyimpanan energi dan kendaraan listrik, teknologi tinggi, dan otomatisasi pintar akan secara drastis mengubah pola pasar mineral,” ujar Suriya.
Untuk itu, ASEAN perlu menanggapi tantangan tersebut, salah satunya melalui pengembangan Rencana Aksi Kerja Sama Mineral ASEAN (AMCAP) pada tahap 2 tahun 2021-2025 mendatang.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, digelar juga penganugerahan penghargaan ASEAN Mineral Award 2019.
Perusahaan berbasis mineral perwakilan dari Indonesia, PT Antam Tbk (Antam), meraih Juara 1 atas Best Practices in Sustainable Mineral Development kategori Mettalic Minerals Distribution.
“Penghargaan ini akan semakin memacu perusahaan untuk terus dapat mempertahankan dan meningkatkan pencapaian yang telah diraih, terutama dalam good mining practice dan kinerja keberlanjutan,” ujar Direktur Utama Antam Arie Ariotedjo.
Adapun perusahaan Indonesia lainnya yang meraih penghargaan adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk kategori Mineral Mining – Non Metallic, dan PT Vale Indonesia Tbk untuk kategori Mineral Processing – Metallic.
Baca juga: Lakuemas Gandeng Antam Dukung Digital Savvy Investasi Emas
Ada pula PT Sibelco Lautan Minerals kategori Mineral Processing – Non Metallic, dan PT J Resources Bolaang Mongondow kategori Mineral Mining – Metallic.
Di kesempatan yang sama, Suriya mengapresiasi 16 perusahaan di ASEAN yang telah mencatatkan implementasi "outstanding” serta mempromosikan keberlanjutan pengembangan komoditas mineral di ASEAN.
Ke-16 perusahaan itu dinilai telah melaksanakan praktik penambangan yang baik. Mereka berasal dari Brunei Darussalam (1), Indonesia (5), Laos (2), Malaysia (2), Filipina (5), dan Thailand (1).
Baca juga: Indonesia Targetkan Pembangunan Rendah Karbon 2030, Apa Tujuannya?