Peneliti: Divestasi Freeport Lewat IPO Untungkan Orang Kaya dan Politisi

Kompas.com - 27/02/2019, 19:10 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Pemandangan area tambang Grasberg Mine di Kabupaten Mimika, Papua, yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia, Minggu (15/2). Lubang menganga sedalam 1 kilometer dan berdiameter sekitar 4 kilometer itu telah dieksploitasi Freeport sejak 1988. Hingga kini, cadangan bijih tambang di Grasberg Mine tersisa sekitar 200 juta ton dan akan benar-benar habis pada 2017 nanti.

Kompas/Aris Prasetyo (APO)
15-02-2015     ARIS PRASETYO Pemandangan area tambang Grasberg Mine di Kabupaten Mimika, Papua, yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia, Minggu (15/2). Lubang menganga sedalam 1 kilometer dan berdiameter sekitar 4 kilometer itu telah dieksploitasi Freeport sejak 1988. Hingga kini, cadangan bijih tambang di Grasberg Mine tersisa sekitar 200 juta ton dan akan benar-benar habis pada 2017 nanti. Kompas/Aris Prasetyo (APO) 15-02-2015

KOMPAS.com - Peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman menegaskan, divestasi  Freeport Indonesia (PTFI) dengan cara melepas saham melalui pasar modal atau Initial Public Offering (IPO) adalah tidak tepat.

Ferdy mengatakan itu karena tidak setuju dengan pernyataan mantan Menteri ESDM Sudirman Said yang menganjurkan agar skema divestasi PTFI melalui IPO.

“Kalau dilepas melalui mekanisme IPO yang untung hanya pengusaha kaya. Pelaku pasar modal hanya 0,6 persen penduduk Indonesia,” kata Ferdy di Jakarta dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (27/2/2019).

Sudah begitu, kata Ferdy, banyak investor yang membeli saham di pasar modal adalah investor asing. Ini akhirnya memicu terjadinya capital outflow besar-besaran ketika terjadi krisis di Indonesia.

Baca jugaPasca Akuisisi, Inalum Beberkan Keuntungan dari PT Freeport Indonesia

Ferdy yang merupakan penulis buku “Freeport: Bisnis Orang Kuat vs Kedaulatan Negara” juga mengatakan, mekanisme pelepasan melalui pasar modal tak pernah dianjurkan oleh UU Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batubara.

“Jika melalui IPO, saham Freeport akan menjadi rebutan pengusaha lokal yang memiliki banyak uang dan menjadi incaran para politisi,” kata dia.

Ferdy kemudian memberikan contoh pengalaman pelepasan saham Garuda Indonesia (GIA). Pada saat itu, mantan Bendahara Partai Demokrat, M. Nazarudin memborong 400 juta saham atau Rp 300 miliar yang dilakukan 5 perusahaan miliknya.

Tak cuma itu, kata dia, setelah IPO GIA, salah satu pengusaha kelas kakap mendapat pinjaman credit suisse dan memborong 351.6 juta lembar atau 10 persen saham GIA.

“Fakta itu mau menunjukkan bahwa opsi divestasi saham PTFI melalui IPO bukan solusi cerdas, tetapi solusi instan,” kata Ferdy.

Lebih lanjut, ia menyanggah pula soal pernyataan Sudirman bahwa investor bisa membangun smelter tembaga di PTFI tanpa perlu melakukan perpanjangan kontrak.

Menurut Ferdy, perpanjangan kontrak dan pembangunan pabrik smelter di PTFI sampai tahun 2041 adalah keputusan bisnis.

Aktivitas PT Freeport Indonesia (PTFI) di tambang Grasberg Papua, IndonesiaDok. Humas PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM Aktivitas PT Freeport Indonesia (PTFI) di tambang Grasberg Papua, Indonesia

Jadi tanpa ada perpanjangan kontrak sampai tahun 2041, Freeport tidak akan berinvestasi di tambang underground yang nilainya mencapai 17 miliar dolar AS dan pembangunan smelter tak berjalan.

“Coba Sudirman Said tanya investor. Investor mana yang mau bangun pabrik smelter tembaga dengan dana besar mencapai 2,3 miliar dolar AS, jika izin tidak diperpanjang. Kok logikannya kebalik ya, bangun smelter dulu baru diperpanjang. Pantas dulu negosiasi kontrak terkait divestasi dengan Freeport enggak jalan,” terang Ferdy.

Maka dari itu, Ferdy menegaskan bahwa memperpanjang kontrak Freeport sampai tahun 2041, dan mekanisme korporasi yang dilakukan pemerintah untuk mengambil alih saham PTFI adalah langkah paling elegan. 

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia melalui perusahaan Holding Industri Pertambangan Inalum resmi memiliki 51,23 persen saham PTFI pada akhir tahun lalu.

Pemerintah kemudian menerbitkan Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dengan catatan, perpanjangan kontrak sampai tahun 2041, wajib membangun smelter tembaga dan jaminan kepastian fiskal dan investasi bagi Freeport.

Baca juga: Luhut: Presiden Jokowi Tak Pernah Ada "Deal" Tertentu dengan Freeport

Menurutnya, perpanjangan kontrak sampai tahun 2041 masuk akal, karena Inalum masih membutuhkan Freeport mengolah tambang underground yang berteknologi dan infrastruktur canggih.

Tambang underground di Grasberg dengan metode block caving, menurut para geologi pertambangan memang sangat berisiko tinggi dan membutuhkan dana investasi besar.

Melalui rilisnya Inalum menyebutkan, banyak geologi kelas dunia mengatakan, tambang underground di Grasberg tak boleh berhenti. Sebab sekali berhenti, akan meningkatkan tegangan dan mengakibatkan runtuhnya terowongan.

Itulah mengapa Freeport di tambang underground membangun terowongan bawah tanah sampai ribuan kilometer. Jika proses tambang underground terhenti, akan mengalami kerugian besar mencapai 5-10 miliar dolar AS.

Terkini Lainnya
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024
Kilas Pertambangan
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat
Kilas Pertambangan
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar
Kilas Pertambangan
Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung
Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung
Kilas Pertambangan
Sambut Idul Fitri 1445 H, Antam Gelar
Sambut Idul Fitri 1445 H, Antam Gelar "Mudik Bersama BUMN"
Kilas Pertambangan
Antam dan PPSDM Geominerba Jalankan Pelatihan dan Sertifikasi Operator Pirometalurgi
Antam dan PPSDM Geominerba Jalankan Pelatihan dan Sertifikasi Operator Pirometalurgi
Kilas Pertambangan
Mudik Asyik Bersama BUMN 2024, PT Bukit Asam Berangkatkan 100 Pemudik
Mudik Asyik Bersama BUMN 2024, PT Bukit Asam Berangkatkan 100 Pemudik
Kilas Pertambangan
Freeport Indonesia Dukung Pengentasan Penyakit TB di Kabupaten Mimika 
Freeport Indonesia Dukung Pengentasan Penyakit TB di Kabupaten Mimika 
Kilas Pertambangan
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa
Kilas Pertambangan
Freeport Indonesia-USAID Kolaborasi untuk Percepatan Penurunan Stunting di Papua
Freeport Indonesia-USAID Kolaborasi untuk Percepatan Penurunan Stunting di Papua
Kilas Pertambangan
Terapkan Praktik CGC, Antam Raih Penghargaan di Indonesia Excellence Good Corporate Governance Awards 2024
Terapkan Praktik CGC, Antam Raih Penghargaan di Indonesia Excellence Good Corporate Governance Awards 2024
Kilas Pertambangan
Papua Football Academy Awali Sejarah di Kompetisi Nasional dan Internasional
Papua Football Academy Awali Sejarah di Kompetisi Nasional dan Internasional
Kilas Pertambangan
SATP Road to Mainstage Broadway Jakarta Ajak Anak-anak Papua Bersinar Bersama
SATP Road to Mainstage Broadway Jakarta Ajak Anak-anak Papua Bersinar Bersama
Kilas Pertambangan
Hadiri Talk Show di UPN Yogyakarta, Presdir Freeport Indonesia Bagikan Tips Sukses Jadi CEO
Hadiri Talk Show di UPN Yogyakarta, Presdir Freeport Indonesia Bagikan Tips Sukses Jadi CEO
Kilas Pertambangan
Menilik Serunya Kegiatan Belajar Siswa-siswi Sekolah Taruna di Papua
Menilik Serunya Kegiatan Belajar Siswa-siswi Sekolah Taruna di Papua
Kilas Pertambangan
Bagikan artikel ini melalui
Oke