KOMPAS.com — PT Bukit Asam (PTBA) meraih dua penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK) sebagai perusahaan ramah lingkungan dan dalam pemberdayaan masyarakat.
Sebagai informasi, setiap tahun KLHK mengadakan penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) sebagai apresiasi atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang ada.
PTBA berhasil menyabet kategori Proper Emas dan Hijau. Penghargaan langsung diberikan Menteri LHK Siti Nurbaya kepada Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin akhir tahun lalu di Hotel Bidakara, Jakarta.
“Diraihnya ini semua bukti bahwa PTBA merupakan perusahaan tambang yang peduli lingkungan," tutur Arviyan Arifin sesuai dengan informasi yang Kompas.com terima, Jumat (15/2/2019).
Khusus kategori emas yang diraih Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE) menjadi pencapaian PTBA sebagai satu-satunya perusahaan tambang batu bara yang berhasil meraih Proper Emas sebanyak enam kali berturut-turut sejak 2013. Sementara itu, Proper Hijau merupakan yang pertama diraih oleh Unit Peltar PTBA.
Efisiensi energi
Penghargaan yang diterima PTBA bukan tanpa sebab. Ini karena berbagai inovasi dan efisiensi terus diupayakan oleh PTBA.
Salah satu inovasi yang dilakukan di Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE) yang menerima kategori Proper Hijau adalah efisiensi energi.
Dengan menggunakan batu bara limbah dan batu bara kalori rendah sebagai bahan bakar PLTU milik sendiri, UPTE mampu mengurangi ketergantungan suplai listrik dari PT PLN (Persero) sehingga produksi tetap terjaga.
Sementara itu, excess power (kelebihan tenaga listrik) sebesar 10,2 juta kWh per bulan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Caranya dengan peningkatan rasio elektrifikasi lewat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dibangun PTBA.
Lalu dengan menggandeng Auditor Energi yang telah tersertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), PTBA dapat melakukan manajemen energi serta melakukan audit energi secara berkala.
Mengatasi limbah dan pemberdayaan masyarakat
Untuk mengurangi limbah PTBA juga tak henti mengandalkan inovasi. Dengan menggunakan oil refinery dan double advantage oil preparation limbah yang dihasilkan dapat ditekan hingga 64,73 persen—data PTBA, Juni 2017.
Di sisi lain, penggunaan sumber energi sel surya PTBA mampu pula mengurangi penggunaan bahan bakar solar yang berpotensi sebagai gas rumah kaca.
Program ini terbukti berhasil mengurangi konsumsi BBM sebanyak 2,38 juta liter dengan potensi gas rumah kaca dapat dihilangkan sampai 6.361,27 ton CO2e per tahun.
Sementara itu, untuk pemberdayaan masyarakat, PTBA melakukan berbagai program kegiatan di Unit UPTE. Salah satunya melalui program keberlanjutan ekonomi di Desa Pelakat, Semende Darat Ulu, Muara Enim.
Program ekonomi terpadu yang digagas PTBA itu bertujuan menciptakan sentra industri kopi dan hasil pertanian di Desa Pelakat.
Tak hanya itu, untuk pemberdayaan masyarakat PTBA dibentuk pula kelembagaan masyarakat, seperti koperasi, saung ilmu, dan rumah kopi.