KOMPAS.com – Pasokan aluminium foundry alloy (aluminium paduan A365) untuk bahan baku velg yang diproduksi oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum berhasil menekan angka impor aluminium foundry alloy di sektor industri otomotif secara bertahap.
Hal tersebut memberikan dampak positif berupa potensi penghematan devisa sebesar 1,3 juta dollar Amerika Serikat (AS) per tahun di tahap awal. Sebab, saat ini pasokan foundry alloy hanya terserap oleh kendaraan bermerek Toyota produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Inalum memiliki kapasitas produksi foundry alloy sebesar 90.000 ton per tahun. Kemampuan itu dapat membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain aktif pemasok bahan baku komponen otomotif di tingkat global, yang saat ini didominasi oleh 3 pemain utama yang ada di Qatar dan Australia.
Dalam mengembangkan aluminium tersebut, Inalum bekerja sama dengan PT Pakoakuina (Pako) dan TMMIN sejak tahun 2017. Pako sendiri merupakan perusahaan pemasok velg untuk pabrik otomotif di Indonesia.
Kerja sama yang dilakukan meliputi berbagai area, seperti studi kelayakan, pengembangan spesifikasi material aluminium, termasuk di dalamnya pengecekan komposisi unsur kimia, struktur metalurgi, hasil pengecoran ingot, evaluasi material (tingkat kekerasan dan performa), hingga persiapan produksi massal.
Keberhasilan Inalum menjadi pemasok lokal aluminium dengan spesifikasi khusus ini merupakan bentuk dukungan terhadap pemerintah Indonesia dalam menekan angka impor bahan baku otomotif, yang saat ini sedang menjadi perhatian utama.
Berangkat dari hal itu, Inalum bersama dengan TMMIN menandatangani nota kesepahaman penggunaan foundry alloy buat produksi velg kendaraan bermotor roda empat bermerek Toyota produksi TMMIN, di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, Kamis (14/02/2019).
Menurut Budi, hal itu menjadi salah satu wujud Inalum dalam mengembangkan hilirisasi industri pertambangan. Dia menambahkan, Inalum memiliki prospek untuk memasok hingga 150 MT per bulan foundry alloy ke Pako. Angka ini ditargetkan akan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
TMMIN pun mendukung dan menyambut baik upaya Inalum dalam upaya melokalkan ingot untuk velg kendaraan. Menurut Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono, upaya tersebut nantinya dapat meningkatkan daya saing industri nasional.
“Keberhasilan INALUM ini akan memberikan dampak yang besar bagi penguatan struktur industri otomotif nasional, tahan banting terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah, dan juga mempercepat tercapainya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) murni produk-produk otomotif Indonesia yang semakin tinggi,” ucap Warih.
Di tahap awal, Inalum akan memasok kebutuhan foundry alloy untuk Pako yang akan dipergunakan bagi produksi velg kendaraan bermerek Toyota model Kijang Innova, Fortuner, dan Sienta.
Selanjutnya, pasokan akan terus ditambah secara bertahap seiring dengan kemampuan Inalum, yang sejalan dengan rencana pengembangan kapasitas produksi secara berkelanjutan.
Sebagai informasi, penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin dan Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono.
Penandatanganan itu disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan beberapa pejabat tinggi daerah.