KOMPAS.com - Direktur Utama PT. Indonesia Asahan Aluminum ( Inalum) Budi Gunadi Sadikin memastikan, pihaknya akan terus mendorong inovasi pembangunan pusat penelitian dan pengembangan.
Menurut Budi, keseriusan Inalum mewujudkan itu terlihat dari usahanya yang kini tengah mendirikan Mining and Metal Industry Institute.
Tujuan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan ini membuat lembaga pendidikan tersebut bukan hanya untuk penelitian, melainkan pengembangan usaha Inalum.
Inalum membuat Mining & Metal Industry Institute juga untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai kebijakan di bidang pertambangan, industri, dan energi.
"Pendirian itu membantu pula Inalum menjadi perusahaan global,” jelas Budi saat pembukaan Technology Improvement Seminar (TIS) ke-19, di Sumatera Utara, Selasa (11/12/2018), seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.
Sementara itu, Komisaris Inalum Agus Tjahayana Wirakusumah di acara tersebut mengatakan, mereka telah menyelenggarakan pertemuan ilmiah dan riset seperti TIS selama 13 tahun.
Fokus TIS ke-19
Pada TIS kali ini, Agus memaparkan beberapa fokus paling utama dalam pelaksanaan seminar.
Di antaranya adalah teknologi, metode, pengukuran atau sistem improvement, peralatan baru untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas, efisiensi, serta perbaikan lingkungan.
Adapun Direktur Produksi Inalum, S.S. Sijabat pada acara tersebut memaparkan tentang pencapaian Inalum dalam usaha mengembangkan teknologi yang ada serta roadmap Inalum.
"Dengan pencapaian dan pengembangan tersebut, diharapkan Inalum pada 2027 dapat menjadi penyedia teknologi, sehingga bisa lebih bersaing di industri aluminium dunia," kata Sijabat.
Perlu diketahui, rangkaian acara seminar terdiri dari beberapa sesi. Pertama adalah penyampaian materi dari 5 narasumber yang diikuti dengan diskusi interaktif.
Contohnya pada sesi pertama. Di sini ada Rahim Rasyid, ia mengupas penelitian tentang Reduction Plant Gets Ready for Industry 4.0, yaitu teknologi otomatisasi terintegrasi dengan internet yang akan dimplementasikan tahap awal di Pabrik Tungku Reduksi.
Kemudian pada sesi kedua, Samual A. Simatupang menyampaikan penelitian tentang Anode’s Stub Modification with Copper Inside. Penelitian ini adalah modifikasi berupa penambahan tembaga pada anoda. Tujuannya untuk dapat mengurangi konsumsi listrik saat proses produksi aluminium.
Selanjutnya disusul Muhammad Albany yang memaparkan Additional Protection System on Tangga Dam’s Raking Equipment with Rotary Encoder. Dia menambahkan pula perlunya penambahan proteksi dalam pengoperasian Bendungan Tangga di Pembangkit Listrik Tenaga Air Inalum
Sementara itu, di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Goklas M.H. Tampubolon bersama Tino C. Samosir memaparkan, aplikasi Inalum Patrol Online System (I-Polis). Aplikasi ini memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk pelaksanaan monitoring kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) secara online melalui aplikasi Android.
Sesi terakhir ditutup oleh Hendry Mardiansyah dan M. Abdillah. Pada sesi ini, keduanya memaparkan inovasi di bidang sistem pengelolaan sumber daya manusia yang memanfaatkan teknologi informasi.
Tak hanya itu, mereka memaparkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk pelaksanaan monitoring kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) secara online melalui aplikasi android.
“Acara seperti ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mengetahui dunia industri salah satunya Inalum yang memproduksi aluminium," ujar Haditya salah satu murid dari Madrasah Aliyah YAPI yang memperhatikan produk aluminium ingot, billet dan alloy.
Selain itu, hadir pula jajaran komisaris, direksi, karyawan Inalum, dan perwakilan perusahaan anggota Holding Industri Pertambangan (HIP), seperti PT. Antam, PT. Timah, dan PT. Bukit Asam.