KOMPAS.com - Commuter Line Yogyakarta-Palur telah menunjukkan perkembangan signifikan sejak beroperasi pada Senin (1/3/2021).
Layanan tersebut tidak hanya menjadi transportasi publik yang terjangkau dan efisien, tetapi juga terus mengalami peningkatan dalam jumlah pengguna dan penambahan jumlah perjalanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, kehadiran Commuter Line Yogyakarta-Palur telah meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap transportasi yang nyaman, sekaligus memberikan dampak positif pada perekonomian wilayah operasionalnya.
“Layanan Commuter Line Yogyakarta-Palur juga diharapkan dapat mengurangi tingkat polusi udara,” ucapnya dalam keterangan pers, Senin (3/3/2025).
Baca juga: 9 Gas Berbahaya Penyebab Polusi Udara, Darimana Asalnya?
Sejak awal pengoperasiannya, layanan Commuter Line Yogyakarta hanya melayani 11 stasiun, mulai dari Stasiun Tugu Yogyakarta hingga Stasiun Solo Balapan.
Namun, dengan meningkatnya kebutuhan pengguna, pada 17 Agustus 2022, rute ini diperpanjang hingga Stasiun Palur, dengan menambah dua stasiun layanan baru, yaitu Stasiun Solo Jebres dan Stasiun Palur di wilayah Karanganyar.
Perkembangan signifikan juga terlihat dari data volume pengguna. Pada tahun pertama pengoperasiannya, 2021, total volume pengguna tercatat sebanyak 1,74 juta orang dengan 20 perjalanan setiap hari.
Pada tahun kedua, 2022, terjadi peningkatan volume pengguna sebesar 157 persen, dengan total pengguna mencapai 4,46 juta orang.
Baca juga: Pengguna Aplikasi Kencan Diperas, Dituduh Selingkuh dengan Istri Pelaku
Tren peningkatan terus berlanjut pada 2023, dengan kenaikan sebesar 45 persen dari tahun sebelumnya, atau mencapai 6,45 juta orang.
Pada 2024, volume pengguna mencapai 7,96 juta orang, meningkat 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk memenuhi tingginya permintaan, KAI Commuter menambah jumlah perjalanan Commuter Line Yogyakarta-Palur.
Pada Januari 2024, jumlah perjalanan ditingkatkan menjadi 24 perjalanan per hari.
Pada pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, mulai 1 Februari, jumlah perjalanan ditingkatkan lagi menjadi 27 perjalanan setiap harinya.
Baca juga: Aturan Berbuka Puasa di Commuter Line dan Whoosh Selama Ramadhan 2025
Selain peningkatan di jalur Yogyakarta-Palur, layanan Commuter Line Prameks juga mengalami pertumbuhan volume pengguna yang signifikan.
Pada tahun pertama pengelolaan oleh KAI Commuter, volume pengguna tercatat sebanyak 525.427 orang. Angka ini naik 24 persen pada tahun kedua, mencapai 653.733 orang, dan naik lagi sebesar 35 persen pada 2023, dengan total volume 882.046 orang.
Pada 2024, volume pengguna Commuter Line Prameks mencapai 961.482 orang atau naik 9 persen dari tahun sebelumnya.
Jumlah perjalanan Commuter Line Prameks juga ditingkatkan. Pada awal pengoperasiannya hingga awal 2025, KAI Commuter mengoperasikan delapan perjalanan per hari.
Namun, pada Sabtu (1/2/2025), seiring pemberlakuan Gapeka 2025, jumlah perjalanan ditambah menjadi 10 perjalanan setiap hari.
Baca juga: Mulai 3 Maret, LRT Jabodebek Tambah 18 Perjalanan pada Jam Sibuk
Penambahan fasilitas layanan terus dilakukan melalui kolaborasi antara KAI Commuter, PT KAI Daop 6 Yogyakarta, dan pemerintah, terutama Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas 1 Jawa Bagian Tengah serta pemerintah daerah.
Salah satu fasilitas penting yang ditambahkan adalah pemanfaatan Dipo KRL di Solo Jebres untuk perawatan sarana KRL, yang diresmikan pada Juli 2024.
Tidak hanya berfungsi sebagai transportasi massal, kehadiran Commuter Line Yogyakarta-Palur juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi wilayah-wilayah yang dilalui.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), empat tahun beroperasinya layanan tersebut berdampak positif pada pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) di wilayah Yogyakarta, Kota Surakarta, dan Kabupaten Klaten.
Data BPS mencatat, PDRB sektor transportasi angkutan rel di Yogyakarta pada 2023 mencapai Rp 314,26 miliar atau meningkat dari Rp 174,1 miliar pada 2021.
Baca juga: Banyak Warga Ngabuburit di Rel Kereta Api, KAI Beri Peringatan Tegas
Di Kota Surakarta, PDRB sektor tersebut meningkat menjadi Rp 1,49 triliun pada 2023, dari Rp 524 miliar pada 2021.
Sementara di Kabupaten Klaten, PDRB sektor transportasi meningkat menjadi Rp 1,37 miliar pada 2023, dari Rp 604 juta pada 2021.
Joni menambahkan bahwa layanan Commuter Line Yogyakarta-Palur memiliki keunikan tersendiri, di mana seluruh transaksi tiketnya menggunakan kartu uang elektronik atau tiket dengan kode QR, dan tidak menyediakan tiket harian.
Pada 2024, kartu uang elektronik yang paling banyak dipilih pengguna adalah Kartu Multi Trip (KMT) dari KAI Commuter, dengan penggunaan mencapai lebih dari 43 persen.
Selain itu, sebanyak 33,7 persen pengguna menggunakan tiket dengan kode QR, sementara 22,7 persen lainnya menggunakan kartu uang elektronik dari bank lain.
Baca juga: Kenaikan PPN 12 Persen 2025: Dampaknya pada Transaksi QRIS dan Uang Elektronik
Berbeda dengan sistem tiket pada Commuter Line Prameks, transaksi tiket dilakukan secara hybrid. Pengguna dapat membeli tiket melalui aplikasi Access by KAI atau langsung menggunakan KMT untuk naik kereta.
“Tingginya transaksi menggunakan KMT juga mencerminkan perubahan budaya masyarakat menuju cashless society. Saat ini, KAI Commuter sedang bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta untuk memperluas penggunaan KMT,” tutur Joni.
Ke depannya, lanjut dia, KMT tidak hanya akan digunakan sebagai tiket KRL, tetapi juga sebagai tiket untuk naik Trans Jogja dan Trans Solo.
KAI Commuter berkomitmen untuk terus meningkatkan layanannya guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi yang terjangkau dan efisien.
"Kami siap melanjutkan kolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk menyediakan layanan transportasi publik yang terjangkau, aman, cepat, dan ramah lingkungan bagi seluruh wilayah operasional Commuter Line," imbuh Joni.