KOMPAS.com - Kepala Balai Keperawatan Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian ( DJKA) Prayudi mengatakan, nilai aset Depo Kereta Rel Listrik ( KRL) berhasil meningkatkan nilai Pendapatan Negara Bukan Pajak ( PNBP) hingga tiga kali lipat.
Kenaikan tersebut, kata dia, diketahui setelah ada penilaian dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
"Kenaikan PNBP itu merupakan hasil kolaborasi antara Balai Perawatan Perkeretaapian dengan PT Kereta Commuter Indonesia ( KCI). Kolaborasi mencakup pemanfaatan tanah dan bangunan Depo KRL Depok, serta penggunaan peralatan dan mesin yang ada di dalamnya," katanya lewat siaran pers, Jumat (13/9/2024).
Ia menjelaskan, pihaknya berupaya melakukan pemutakhiran data nilai aset Depo KRL Depok sesuai ketentuan perundangan yang diberlakukan KPKNL, sehingga kenaikan nilai aset bisa terjadi.
Baca juga: Mulai 17 September 2024, Penumpang KRL Stasiun Rangkasbitung Gunakan Jalur 5 dan 7
"Selain itu juga memang adanya tambahan objek yang masuk kerja sama dengan KCI pada 2024," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Prasarana Perkeretaapian Hengki Angkasawan yang mewakili DJKA menyatakan, dana PNBP digunakan untuk mempersiapkan teknologi KRL yang akan datang.
Di samping itu juga sebagai sarana untuk meningkatkan kapasitas stabling unit KRL, termasuk potensi penambahan enam jalur stabling baru dan 12 trainset dengan delapan SF, serta memanfaatkan 400 meter lahan Depo Depok yang masih belum digunakan," tuturnya.
Dia melanjutkan, jalur eksisting yang semula ada 16, ditambah menjadi 20. Kemudian, hasil PNBP digunakan untuk mengembangkan sistem otomatisasi pencucian KRL, sekaligus upgrading fasilitas bangunan.
"Hasil PNBP juga digunakan untuk operasional smart building agar lebih efisien serta perbaikan-perbaikan infrastruktur lainnya," ungkap Hengki.
Baca juga: KCI Evaluasi Prototipe KRL Baru INKA Sebelum Diproduksi, Intip Bocorannya
Ia menuturkan, kerja sama tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan aset negara melalui KCI sebagai operator kereta perkotaan. Fokusnya, meningkatkan pemeliharaan sarana perkeretaapian, agar aman, nyaman, dan tetap layak beroperasi.
"Hal itu bertujuan untuk menciptakan keselamatan penumpang, yang juga menjadi prioritas utama dalam layanan transportasi KRL di kawasan Jabodetabek. Kerja sama menjadi ajang pengembangan berkelanjutan antara operator dan regulator perkeretaapian," tuturnya.
Depo KRL Depok dilengkapi dengan minimal 14 jalur stabling KRL yang terhubung ke 11 jalur inspeksi di dalam gedung workshop perawatan KRL.
Jalur-jalur ini memiliki panjang mencapai 1,3 km, membentang dari ujung gedung workshop hingga ke jalur penghubung dengan Spoor Raya di Stasiun Depok. Semua jalur tersebut terhubung dengan sistem listrik aliran atas (LAA).
Baca juga: Gratis, Ini Cara Gampang Dapat Pin Ibu Hamil untuk Naik KRL
Di samping itu, Depo Depok juga dilengkapi dengan dua jalur rel yang terhubung ke area pencucian sarana, empat jalur yang terhubung ke gedung perawatan bulanan, dua jalur ke gedung perawatan overhaul, satu jalur ke fasilitas bengkel bubut roda kereta, dan dua jalur tambahan digunakan untuk stabling.
Dengan berbagai fasilitas yang tersedia, Depo KRL Depok mampu merawat 2 trainset atau 24 unit KRL setiap hari. Dalam sebulan, rata-rata perawatan yang dilakukan mencapai 33 trainset, dengan kapasitas 342 kereta per bulan.
Fasilitas ini dirancang untuk mendukung perawatan sarana KRL guna meningkatkan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dalam operasional layanan KRL.