Rayakan Semangat Hari Santri Nasional, HKI Bangun Sarana Belajar di Pesantren Miftahul Khoir

Kompas.com - 22/10/2025, 12:01 WIB
Fikriyyah Luthfiatuzzahra,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam semangat peringatan Hari Santri Nasional yang mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”, PT Hutama Karya Infrastruktur ( HKI) menunjukkan komitmennya mendukung kemajuan pendidikan keagamaan di Indonesia. 

Melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), HKI membangun sarana belajar di Pesantren Miftahul Khoir, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti mengatakan, pembangunan pesantren ini menjadi wujud komitmen perusahaan dalam memperkuat akses pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. 

“Kami meyakini bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya soal jalan dan jembatan, tetapi juga membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan berkarakter, yang salah satunya pendidikan berbasis agama,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (22/10/2025).

Aji menambahkan, dukungan kepada Pesantren Miftahul Khoir menjadi bukti bahwa nilai sosial dari pembangunan dapat memberi dampak luas. 

Baca juga: Presiden Prabowo Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren, Kado Istimewa di Hari Santri 2025

“Lewat fasilitas yang lebih layak, para santri dapat belajar dengan nyaman, dan masyarakat sekitar turut merasakan manfaat ekonomi. Itulah esensi keberlanjutan yang ingin kami hadirkan,” imbuhnya.

Pesantren yang berdiri sejak 1986 sebagai madrasah kecil ini kini menampung lebih dari 170 santri dan santriwati dengan fokus utama pada hafalan Al Quran dan pendidikan agama Islam. 

Dukungan dana dari program TJSL HKI telah diwujudkan dalam pembangunan lima ruang kelas baru, satu unit toilet, serta pemasangan paving block di halaman pesantren. 

Selain itu, HKI turut membangun sebagian tanggul setinggi 4 meter untuk melindungi area belajar dari potensi bencana di tepi Sungai Citanduy.

Sebelum adanya pembangunan, kegiatan belajar di pesantren sempat terkendala keterbatasan ruang dan kondisi bangunan yang tidak layak. 

Baca juga: Apel di Hari Santri, ASN Blora Pakai Sarung dan Baju Koko

“Alhamdulillah, dengan adanya bantuan dana pembangunan dari HKI, sekarang para santri bisa belajar dengan lebih nyaman dan lega,” tutur Pimpinan Pesantren Miftahul Khoir, Ustaz Joni Qodariyanto.

Kini, suasana belajar di pesantren terasa lebih aman dan menyenangkan. Para santri pun semakin bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar. 

“Anak-anak bahkan sering enggan libur, karena suasananya sudah menyenangkan,” tambah Ustaz Joni dengan senyum.

Tak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, proyek pembangunan tersebut juga memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar. Sekitar 20 tenaga kerja lokal turut dilibatkan, termasuk warga kurang mampu yang membantu proses pembangunan. 

“Pembelian material pun kami prioritaskan dari toko-toko sekitar pesantren. Jadi, pembangunan ini membawa berkah ganda, karena selain menghadirkan ruang belajar layak, juga menggerakkan ekonomi warga,” ungkapnya.

Baca juga: Hari Santri Nasional 2025, Gibran: Santri Indonesia Harus Berdaya Saing

Dengan hadirnya ruang belajar yang lebih aman dan memadai, Pesantren Miftahul Khoir kini menjadi tempat tumbuhnya generasi muda berilmu dan berakhlak. 

Dalam semangat Hari Santri Nasional, upaya ini menjadi pengingat bahwa membangun bangsa dapat dimulai dari memperkuat fondasi pendidikan—dari pesantren, untuk Indonesia.

Terkini Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com